🎀DUAPULUHTUJUH: YAYA? 🎀

Beginne am Anfang
                                    

"Gue gak bisa pulang sama lo," tutur Kanaya terputus – putus.

"Kenapa?" tanya Satrio yang kini kebingungan.

"Gue takut," jawab Kanaya lemah.

"Takut apa?"

"DIA PUNYA TRAUMA ASAL LO TAHU! HARUSNYA SEBELUM LO AJAKKIN DIA PULANG, LO TANYAIN DULU KE DIA, DIA BISA GAK PAKE KENDARAAN YANG LO BAWA!" potong Galuh emosi.

"Trauma?" Kaget Satrio.

Benar, Apa yang diucapkan Galuh adalah sebuah fakta. Sebuah fakta dimana kalau dia memiliki trauma terhadap kendaraan roda dua tersebut.

Dia tidak bisa
Dia tidak bisa pulang bersama lelaki yang bernama Satrio ini. Dia belum mengenalnya jauh.
Kali ini dia lah yang salah, dialah yang tidak menanyakan kendaraan apa yang digunakan oleh Satrio untuk mengantarnya pulang
Dia takut motor, dia takut kendaraan roda dua tersebut
Bersama Galuh dibonceng motor bersama saja hampir membuat jantung nya berhenti apalagi bersama dia, dengan garis cerita yang mereka baru mengenal satu sama lain bisa aja membuat jantung nya beneran berhenti.

Satrio yang mengetahui fakta kalau Kanaya memiliki trauma bergeming sejenak.

"Yaya, gue mohon, pulang sama gue." Suara lemah keluar dari mulut laki – laki yang bernama Yudhistira Galuh Mahendra ini. Dia meminta agar Kanaya pulang bersama nya hari ini.

Kanaya yang mendengar kata "Yaya" membuka mata nya lebar. Dengan kepala yang masih menunduk kebawah, bola mata Kanaya mengembang besar. Dia tidak salah mendengar lagi, kan?

Yaya?

Yaya?

Lelaki itu memanggil nya dengan sebutan Yaya?

Dengan memberanikan diri, Kanaya mengangkat kepala nya perlahan – perlahan melihat lelaki yang memanggil nya dengan sebutan Yaya itu berdiri disana.

"Yaya?" gumam Kanaya mengulang panggilan nama tersebut dengan bibir yang bergetar.

- FLASHBACK ON –

Tap Tap Tap

Seorang perempuan dengan sebelah tangan nya memegang minuman yakult berjalan mendekati anak laki - laki yang tengah berdiri diatas rooftoof. Anak laki - laki tersebut sedang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding sambil melihat pemandangan di depan nya yakni gedung - gedung pencakar langit.

"Lo bisa gak sih satu hari aja gak usah ngikuti gue atau muncul di hadapan gue," ucapnya tanpa menoleh ke gadis tersebut yang sedang berjalan ke arahnya. Ia tahu siapa gadis itu karena dialah satu - satunya orang yang tahu keberadaanya kalau dirinya sedang tidak ada di sekitaran sekolah.

Gadis tersebut sudah berdiri di samping anak laki - laki tersebut sembari menegukkan minumannya. "Gak bisa. Kakak itu ibaratnya vitamin yang harus di minum tiap hari. Kalau vitamin itu gak di minum tiap hari tubuhnya akan lemas. Jadi sama seperti Kakak, kalau Naya gak lihat Kakak tiap hari tubuh Naya akan lemas.

"Lo gak capek apa ngejar gue terus, gangguin hidup gue terus. Gue aja yang ngerasain lo selalu usik kehidupan gue aja capek," ucapnya lagi.

Mereka adalah Kanaya dan Galuh. Saat itu keduanya masih duduk di bangku SMA

"Sejauh ini sih Naya belum capek buat ngejar Kakak. Tapi gak tahu kedepannya gimana." Kanaya mengangkat kedua bahu nya enteng.

"Terus mau sampai kapan lo gangguin hidup gue?" Kini Galuh menoleh kearah Kanaya dan menatap nya dengan ekspresi datar.

5 TAHUN UNTUK GALUHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt