36

381 91 26
                                    

Bab 36
.

yang hilang

.

Sumpah demi apapun, ketika Angelia membuat keputusan untuk mengungkap kelakuan Rega di belakang Deluna, dirinya sama sekali tidak berpikir akan menjadi sedemikian kacau keadaannya.

Tadi, di jam 7 malam, Raditya menghubunginya, berkata hendak menjemputnya, mengatakan jika mereka malam ini harus bersenang-senang atas terbebasnya dari rindu yang berseru memaksa bertemu, juga terbebasnya mereka dari Ujian Nasional yang menguji mental juga otaknya.

Mereka memang selama ujian memutuskan untuk tidak bertemu sama sekali, juga jarang berhubungan baik itu via telpon karena Angelia benar-benar mengerahkan waktunya hanya untuk belajar saja.

Angelia kira, dia hanya akan menyaksikan Deluna yang memarahi Rega atau paling tidak menangis sesaat setelah itu selesai.

Tetapi ternyata semua tidak sesederhana itu, karena semua yang menyangkut tentang Deluna nyatanya tidak pernah benar-benar sederhana.

Dia menggigit bibir, memutuskan menarik tangan Raditya untuk mengejar Deluna yang sudah berlari keluar.

"Cepet, Dit, kita mesti ngejar Deluna!" Teriakan Angelia selaras dengan kakinya yang terpacu cepat.

"Hujan, Ngel!" Radit menarik lengannya, memberhentikan secara paksa langkah Angelia.

Rambut Angelia mengibas, seiring dengan tubuhnya yang berbalik. "Gue nggak peduli, kita mesti ngejar Deluna sekarang. Kita nggak tau apa yang bakal dia lakuin sekarang!"

Tapi Raditya Danuarta tetap kekeuh pada pendiriannya, tangannya diletakkan di kedua bahu Angelia. "Deluna bukan orang yang ceroboh, lo tau itu."

"Gue nggak peduli!" Gadis itu menghempaskan tangan Radit. "Kita nggak tau apa yang bakal di lakuin sama orang yang lagi sakit hati, Radit!"

Radit hendak menjawab, tetapi Rega sudah menyibak dua orang itu yang menghalangi jalan, dia berlari ke depan dengan cepat, tidak peduli dengan hujan yang membasahi tubuhnya, tidak peduli dengan guntur yang bergemuruh.

Karena Aldebaran Regatta tidak bisa diam saja menunggu hujan selesai ketika hubungannya dengan Deluna sedang tidak baik-baik saja.

Angelia yang melihat itu, lantas kembali menghadap Radit. "Oke kalo lo nggak mau, gue pergi sendiri!"

Tangan Radit menahan lengan Angelia yang sudah bersiap pergi dari hadapannya, dia menghela nafas. "Oke. Kita pergi sekarang."

Sontak saja Angelia berlari ke arah motor Radit, mengenakan helm tanpa peduli jika helm nya sudah basah terkena hujan. "Cepet!"

Radit tidak menjawab, melainkan mengegas motornya, motor Rega bahkan sudah tidak terlihat saking cepatnya dia melaju.

"KITA KEMANA?!" Radit berteriak, mencoba mengalahkan suara-suara yang menyainginya.

"COBA KE RUMAHNYA, DIA MUNGKIN BALIK!" Yang di belakang balas berteriak.

"ENGGAK MUNGKIN!"

"COBA AJA DULU."

Saat keduanya baru saja hendak memasuki gang komplek perumahan Deluna, motor Rega keluar dari sana, cepat sekali lajunya.

Angelia menepuk-nepuk punggung Radit. "REGA BALIK BERATI LUNA NGGAK DISANA."

"TERUS KEMANA?"

"IKUTIN DIA AJA."

Keduanya mengikuti motor Rega dari belakang, beberapa kali tidak terlihat tetapi Angelia seperti sudah tau kemana arahnya.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang