Chapter 49 - Lost In The Forest

Začít od začátku
                                    

********

"Apa yang terjadi?"

"Ya, yang mulia?"

"Itu." Ilario mengangkat dagunya kearah area tenda milik keluarga Vyacheslav yang tampak ramai.

Sang ajudan menggeleng sekali. "Entahlah, apa anda ingin saya mencari tahu apa yang terjadi disana?"

Ilario terdiam sejenak, sebelum pada akhirnya menyahut tidak acuh. "Tidak, untuk apa kita mencari tahu tentang keluarga Duke Vya—"

"Bukankah anda memiliki tugas untuk memata-matai pergerakan keluarga Duke Vyacheslav dari tuan besar?"

Ilario reflek termangu. "Ah.. Sial." Umpatnya kemudian, "Baiklah, cari tahu apa yang membuat keluarga Duke Vyacheslav tampak kacau begitu."

"Baik, yang mulia."

"Aku akan kembali ke tenda, bukankah hari ini Maceo akan datang bersama dengan pengasuhnya?"

"Iya yang mulia, tuan muda akan tiba malam ini."

"Hah.." Ilario mendesah singkat. "Bocah kecil itu, mirip siapa keras kepalanya? Aku pikir dia mungkin bukan putraku, sebab aku tidak sekeras kepala itu."

Sang ajudan tampak muak. "Bukankah itu sudah jelas menurun dari siapa?"

Ucapan yang keluar dari celah bibir ajudannya membuat Ilario reflek menoleh, dan melemparkan tatapan sengit. "Apa maksudmu?"

Alih-alih takut, sang ajudan malah membalas dengan datar. "Tuan muda Maceo sudah pasti menuruni sikap Ayahnya, yang mulia."

"Kau benar-benar menyebalkan."

"Saya hanya mengatakan apa yang ingin saya katakan, yang mulia."

"Tidakkah kau takut aku akan memotong lehermu?"

"Tidak." Balas sang ajudan cepat, "Saya pikir jika anda bisa melakukannya, anda pasti sudah melakukannya sejak dahulu."

"Hah.. Mengapa pula aku mempertahankan bawahan sepertimu, dasar menyebalkan."

"Kalau begitu saya permisi dulu, yang mulia." Pamit sang ajudan.

Ilario tampak menganggukkan kepalanya dengan ayal. "Ya, terserah kau saja. Sana pergilah, sesuka hatimu, kemanapun kau pergi, aku tidak perduli." Celotehnya.

Sang ajudan sama sekali tidak mengidahkan, dan lebih memilih untuk membungkuk dalam-dalam. "Permisi, yang mulia."

********

Didalam hutan Erensia, langit sudah mulai menggelap dan sosok Kairos beserta Madelaine tampak masih melajukan kuda yang mereka tunggangi dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Apa kau baik-baik saja?" Itu adalah suara milik Kairos.

"Ya, namun aku kehabisan anak panahku." Balas Madelaine.

Kairos melirik kearah Madelaine sekelebat, pria itu mengeraskan rahangnya karena merasa begitu bersalah telah membawa perempuan yang ingin ia lindungi kedalam bahaya. Terutama bahaya tersebut disebabkan karena dirinya.

Madelaine memandang lurus kearah depan sana. "Kita harus mengecoh mereka semua yang mulia, apa anda dapat pergi ke ujung kelokan disebelah sana?"

Kairos mengangkat wajahnya menuju arah yang Madelaine tunjuk. "Itu adalah rawa, apa kau yakin?"

"Kita hanya perlu tempat untuk mengecoh untuk sementara waktu, jumlah mereka jauh lebih banyak."

"Aku dapat mengalahkan mereka."

BEYOND THE HORIZONKde žijí příběhy. Začni objevovat