26

11.8K 1.6K 9
                                    

HAPPY READING

———

Dalam waktu beberapa jam kabar kematian Alisya Safira sudah menjadi bahan perbincangan 'Diamond High School.'

Rebeca yang saat ini sedang duduk di Roftoop bersama Lucifer, menyerit heran karena kematian Alisya sepertinya sudah menjadi hal yang di tunggu—tunggu para murid.

Bukan seperti kematian Alfin yang membuat seluruh murid bersedih karena harus kehilangan salah satu murid pintar di sekolah, tapi kematian Alisya malah seperti di sambut baik para murid.

"Sistem, kenapa gue ngerasa kalo si Alisya itu banyak dosa, sampai banyak murid yang bahagia atas kematiannya?" Tanya Rebeca pada Sistem.

"Benar Tuan, Alisya Safira  adalah salah satu tokoh Figuran yang memiliki sifat sangat buruk, Membully, Menyiksa dan Membunuh murid tidak bersalah adalah salah satu sifat buruk yang di milikinya. Karena itu banyak murid yang bersyukur atas kematiannya."

Mata Rebeca membola sempurna seakan takjub dengan apa yang Dia dengar dari Sistem "Wow, Ternyata ada orang yang sifatnya lebih buruk dari gue."

"Tidak ada yang bisa menandingi sifat buruk Tuan."

Rebeca mendilik "Heh, Gue gini—gini ga pernah ngebully, nyiksa apalagi ngebunuh orang secara langsung. Biasanya kan orang lain yang lakuin itu buat gue, gue mah tau beres aja." Ucap Rebeca bangga.

"Apa yang bisa di banggakan dari perbuatan itu Tuan?"

"Intinya gue ga pernah ngotorin tangan gue sendiri hanya untuk nyelakain orang lain!" Ucap Rebeca tidak mau di bantah.

"Iya Tuan, Itu sangat membanggakan Anda bahkan patut mendapatkan Piala penghargaan."

Rebeca hanya tersenyum masam, karena Dia tahu jika ucapan Sistem hanya sebuah sindiran.

"Tuan, Alisya Safira juga sangat terobsesi kepada Zaidan Abimanyu bahkan Dia sempat merencanakan agar dapat tidur bersama Protagonis utama pria, tapi rencananya gagal."

Mendengar ucapan Sistem seketika Rebeca terdiam sambil memikirkan alur Novel Always Mine yang pernah di bacanya, walaupun Rebeca belum selesai membaca cerita Novel itu tapi Dia yakin jika di dalam Novel hanya Calista saja yang terobsesi kepada Zaidan.

'Tapi kenapa malah ada tokoh lain yang terobsesi kepada Zaidan? Apa cerita Novel ini sudah benar—benar berubah?' Pikir Rebeca bingung.

"Bukannya di Novel ga pernah di sebutin ada tokoh lain yang terobsesi kepada Zaidan dan kenapa Alisya malah terobsesi kepada Zaidan padahal ga ada tokoh bernama Alisya Safira di dalam Novel?"

"Benar Tuan, Alisya Safira adalah Figuran yang tidak pernah di sebutkan dalam Novel, karena Dia hanya seorang Figuran tanpa peran."

Rebeca lagi—lagi terdiam kepalanya mendadak pusing karena mendengar ucapan Sistem yang menurutnya terlalu melenceng dari alur Novel, Rebeca tidak boleh merasa senang dulu walaupun Dia tau jika alur Novel sudah berubah karena Dia belum tau jika perubahan itu akan baik atau buruk untuknya.

Lucifer yang melihat keterdiaman adiknya mengerutkan kening bingung, sudah dari tadi Dia melihat adiknya terdiam seperti itu 'Apa Eca lagi punya masalah ya?' Pikir Lucifer.

Lucifer menepuk pelan bahu Rebeca, membuat Rebeca tersadar dari keterdiamannya.

Menoleh pada Lucifer sebelah alis Rebeca terangkat seakan bertanya 'Ada apa?'

"Ngapain diem aja? Lagi ada masalah? Kalo iya, cerita sama kakak jangan di pendem sendirian, ada kakak yang selalu ada buat Eca!" Ucap Lucifer berturut—turut dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas di wajah tampannya.

Perasaan hangat seketika Rebeca rasakan, dulu Rebeca hanya anak tunggal walapun orang tuanya sangat menyayanginya tapi Rebeca tidak pernah merasakan perasaan hangat di khawatirkan oleh seorang Kakak, dan sekarang Dia dapat merasakannya walaupun Rebeca kerap bersikap kurang ajar pada Lucifer, tapi Dia paling dekat dengan Lucifer mungkin karena umur mereka hanya berjarak 2 tahun.

Dengan cepat Rebeca memeluk Lucifer yang berada di sampingnya "Eca gpp." Lirih Rebeca yang masih dapat terdengar jelas oleh Lucifer.

Lucifer mengusap lembut surai indah adiknya "Biasanya cewek kalo bilang gpp malah sebenernya ada apa—apa."

Rebeca mendongok hingga dapat melihat wajah tampan Lucifer dari bawah "Eca sayang kak Luci." Ucap Rebeca kembali menyandarkan kepalanya ke dada bidang Lucifer.

Senyum lebar tercetak jelas di wajah tampan Lucifer "Kakak lebih sayang Eca." Balas Lucifer lalu mengecup singkat surai indah Rebeca.

Beberapa menit berlalu, Rebeca melepas perlahan pelukannya dengan Lucifer lalu menatap lembut iris coklat milik Kakaknya.

Sedangkan Lucifer menatap iris abu—abu adiknya dengan tatapan tidak rela karena Rebeca malah melepas pelukannya.

Rebeca terkekeh kecil saat melihat tatapan Lucifer yang menurutnya menggemaskan "Kita turun kak, Eca belum ganti baju, Laper juga."

Rebeca memang masih menggunakan pakaian olahraga karena setelah kejadian di lapangan Outdoor Rebeca langsung pergi ke Roftoop yang di ikuti Lucifer tentunya.

Lucifer yang mendengar ucapan Rebeca dengan cepat bangun dari duduknya lalu mengulurkan tangan pada Rebeca yang langsung di terima gadis cantik itu.

Keduanya berjalan beriringan menuruni Roftoop menggunakan Lift, karena Roftoop terletak di lantai 5.

Lucifer menoleh pada Rebeca dengan memasang wajah tidak enak Dia berucap "Maaf ya, gara—gara Kakak kamu malah kelaperan gitu."

"Cuma laper biasa kak, ga sampe kelaperan juga."

Lucifer mendilik saat mendengar ucapan Rebeca "Sama aja."

Karena tidak mendengar balasan dari Rebeca, Lucifer pun bertanya "Mau ganti baju dulu atau makan dulu?"

"Makan."

Lucifer mengangguk kepala singkat lalu menekan tombol 3 di Lift.

Ting

Bunyi Lift terbuka membuat sepasang kakak beradik itu keluar di lantai Tiga, di lantai Tiga ini memang terdapat Cafetaria besar yang paling banyak di datangi para murid karena makanan di Cafetaria lantai Tiga sangat lengkap.

Keduanya kembali berjalan beriringan tapi kali ini Lucifer memeluk Posesif pinggang ramping Rebeca, sesekali Dia juga memberi tatapan tajam pada para Siswa yang menatap Rebeca memuja.

Di tengah perjalanan menuju Cafetaria langkah Rebeca terhenti membuat Lucifer yang berada di sampingnya menyerit bingung, belum sempat bertanya Lucifer memilih untuk diam karena aura mengerikan keluar dari tubuh Rebeca.

"Sialan ngapain tuh curut ada di pelukan Malvin!" Ucap Rebeca marah.

TBC

𝘼𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙]Where stories live. Discover now