6| Remedial

25 8 5
                                    

Follow ig author: @ochaayaa_

Selamat membaca!

***

Kantin bawah cukup ramai dipenuhi kumpulan manusia yang sedang kelaparan. Cece yang tengah asik menyeruput es jeruk tak sengaja netranya melihat objek di ujung sana.

"Sialan," umpat Cece.

Sontak Ansel menoleh ke arah Cece. "Ce, lo okay?" tanyanya.

"Gak bisa dibiarin!"

"Lo kenapa, sih?" tanya Ifi yang tak mengerti.

"Lihat kesana," tunjuk Cece. "Kurang ajar Bintang. Di diemin malah makin ngelunjak!"

Lagi-lagi Bintang dan Ajeng. Entah apa yang membuat mereka bisa sedekat ini sekarang. Cece yang sudah tak tahan lagi, langsung bangkit dari duduknya. Ia berjalan cepat dan menggebrak meja mereka dengan keras, sehingga Cece manjadi pusat perhatian sepenjuru kantin bawah.

"Lo kalau udah gak suka sama Ansel ya putusin, tolol! Jangan jadi cowo cupu!" Seru Cece mentap Bintang tajam.

"Maksudnya?" tanya Bintang polos.

"Beberapa kali gue liat lo jalan sama Ajeng," ujar Cece tersenyum miring. "Oh ini, ketos? Yang berwibawa dan bersikap manis di depan sahabat gue, terus di belakangnya, ngetreat cewe lain layaknya ratu."

"Ngikut yang lagi trend tah, mbak, ngerusak hubungan orang?" tanya Cece pada Ajeng yang hanya bisa terdiam dibangkunya.

Belum sempat Bintang mengelak, Ansel yang mendengar penuturan Cece, sontak kakinya melangkah mendekati mereka.

"Sel," sahut Bintang pelan.

Ansel hanya diam menunggu penjelasan dari Bintang.

"Ajeng cuma temen aku. Temen osis, temen di sekolah. Nggak lebih," ungkap Bintang menatap dalam ke arah Ansel.

"Temen makan? Temen jalan, nggak di sebut?" tambah Ansel.

"Sel.."

Ansel mengangguk. "Maaf. Maaf kalau kamu bosen sama ak—" Bintang memotong ucapan Ansel dengan cepat.

"IYA! Aku bosen sama kamu."

"Aku selalu ada buat kamu, tapi kamu gak pernah ada buat aku, Sel. Aku capek selalu dengerin keluh kesah kamu, aku capek jadi orang yang melulu dengerin omong kosong kamu. Aku capek. Hidup kamu itu selalu tentang ngeluh, ngeluh, dan ngeluh. Aku gak pernah dapet feedback yang sama selama bareng kamu." Bintang membuang tatapannya kesembarang arah.

"Kalau kamu selalu cerita tentang hidup kamu yang suram itu, kapan kita bisa nyiptain cerita kita yang bahagia?"

"Ketemu untuk main bareng aja susahnya minta ampun, kamu pikir aku mau kayak gini terus?"

"Ansela, aku sayang sama kamu. Tapi kayaknya kita selesai aja sampe sini. Aku gak tahan pacaran sama anak strict parents," ucap Bintang pada akhirnya.

Setetes bulir mata jatuh dari kelopak mata Ansel.

"Maaf aku udah nyakitin kamu. Untuk saat ini, Ajeng bukan siapa-siapa aku, cuma teman, karena kita satu organisasi. Satu-satunya cara, kita raih dulu aja cita-cita kita, kita berjalan di jalannya masing-masing," ada jeda sebentar dari Bintang. "Aku gak jahat, Sel. Aku sangat tau gimana caranya menghargai perempuan, apalagi dengan orang yang aku sayang. Hanya aja, keadaan kamu yang buat aku gak tahan sama kamu."

Tak ada angin dan gemuruh petir, seseorang mendekap dengan sayang tubuh Ansel, membuat seluruh orang yang menyaksikan mereka membelalakkan mata tak percaya. Termasuk Cece dan Ifi yang berada dibelakang Ansel.

ANSEL | On GoingWhere stories live. Discover now