Teror

790 103 0
                                    

Carlos

Entahlah, sudah berapa kali Alfian memikirkan nama itu. Dia semakin pusing. Sudah berapa kali dia mencari jejak Carlos, tapi Carlos dengan mudah lolos begitu saja.

"Al, lo beneran punya perusahaan ya?" Entah kenapa, Daffa tidak bisa bersikap dingin kepada Alfian.

"Hmm.."

"Gw ga papa kerja di tempat lo?" Alfian menoleh, menatap Daffa.

"Why?" Alfian bingung, padahalkan Daffa dah tajir. Napa minta kerja?

"Gw pengen cari pengalaman Al. Lagian, gw bentar lagi jadi CEO di perusahaan bokap gw. Jadi buat jaga-jaga aja."

"Dari pada lo kerja, mending bantu gw ngerjain berkas segunung itu."

"Lo.. gk capek?" Alfian hanya menggeleng.

"Udh terbiasa."

"YOOO PREEENNN"

Teriakan nyaring dari Wisnu, membuat Alfian dan Daffa menatapnya tajam. Why harus teriak? Lama-lama telinga mereka budek seketika.

Sementara Wisnu yang di tatap tajam pun menciut. Zen, Albian, Alvino dan Satria hanya menahan tawa mereka di belakang sana.

"Mampus. Suruh sapa teriak, pak bos marah kan." Ejek Satria.

"Diem lo!" Wisnu menatap para teman-teman nya kesal.

Daffa tidak mempedulikan teman-teman nya yang sedang bertengkar. Dia malah menghampiri tumpukan kertas segunung itu.

Alfian dapat melihat, Daffa sudah mengusap kepala nya saat melihat satu dari seratus tumpukan berkas itu.

"Baru aja liat satu kertas, udah pusing gw." Batin Daffa.

Alfian sedikit tertawa melihat Daffa. Memang, pekerjaan seorang CEO itu sulit. Bagi orang yang otaknya pas pasan, gak bakal bisa ngerjainnya.

Tapi karena Daffa itu pintar—tapi gak sepintar Alfian—dia bisa mengerjakan nya walau cuma sedikit yang di pahami.

"Daff.. lo bisa?" Daffa menggeleng polos.

"Yaelah Daff, kalo ga bisa, ga usah di paksain. Otak lo belum matang."

"Bisa diem gak lo." Daffa menatap tajam Satria.

Satria sendiri hanya cengengesan di belakang melihat bosnya yang kesal dengan ucapannya.

"Al, ajarin gw dong. Gimana sih cara nya, biar bisa bangun perusahaan sendiri." Ucap Albian menatap Alfian.

"...malas ngomong." Albian menatap Alfian horor.

Pikiran Alfian mulai di penuhi oleh Carlos. Mengingat dulu, mereka adalah teman baik, tapi malah berujung menjadi musuh.

Biasa nya, 'dia' yang bisa mengendalikan emosi Carlos. Tapi karena 'dia' udah tidak ada, Carlos menjadi pria yang tak terkendali.

Bayangan dirinya masih bersama dengan kedua temannya masih tersimpan di otaknya. Carlos, Syaril dan 'Dia'.

"Gara-gara lo Ar, gw sama Carlos jadi gini."

Flasback★

Masa dimana, Syaril masih belum sepenuhnya menjadi orang kaya, terkaya di dunia. Saat ini, dia masih SMA.

Dia, Carlos dan Syaril selalu bersama. Dimana mana pasti ada mereka. Sama seperti hari ini, mereka memutuskan untuk berkumpul di rooftop.

"Syaril, lo bener-bener ya!" Carlos hanya diam menatap kedua temannya ini.

Alfian [TAMAT]Where stories live. Discover now