Rumah keluarga Kim

2.1K 213 2
                                    

Sekarang, setelah perdebatan tadi. Alfian dan Violetta setuju untuk kembali. Walau secara terpaksa.

Yah, karena permintaan sang adik, Alfian hanya bisa pasrah. Violetta sangat menyayangi sang mama, melihat mama nya menangis seperti itu, membuat hati nurani nya tergeser. Dia tidak tega melihat mama nya menangis.

Sementara Cheryl? Dia tentu saja ikut. Itung-itung menjaga Alfian sama Violetta. Axel? Dia udah tau, kalo Alfian ternyata bertransmigrasi. Awalnya dia kaget, lalu Cheryl menjelaskan serinci mungkin. Axel pun percaya, dan tetap akan mengabdikan diri kepada Alfian.

Pria itu menyetir mengantarkan mereka ke kediaman Kim. Jujur saja ia juga marah saat mendengar fakta tadi, fakta saat Sky dan Violetta di buang hanya demi kebohongan seseorang.

ALFIAN

Mereka udah di depan mansion utama keluarga Kim. Oh lihat lah mansion kecil ini, ternyata sangat kecil. Jika di bandingkan dengan mansion utama keluarga Dirgantara, mungkin mansion ini hanya sekecil semut.

Sedikit info, nama dari tuan Kim adalah Kim Hen Ry, sementara nama dari nyonya Kim adalah Kim Ji Han yang berasal dari Busan.

Awalnya Henry mengira, kedua anak itu akan terpana dengan keindahan mansion nya. Akan tetapi, ternyata reaksi mereka hanya datar. Bahkan kekasih anaknya itu seperti membandingkan mansion utama nya dengan mansion lainnya.

"Nak, ayo masuk." Ucap Ji Han.

Golongan Alfian semua nya diam, mengikuti langkah nyonya Ji Han yang menyuruh mereka masuk.

Mereka masuk, dan di suguhi pemandangan.. biasa. Atau lebih tepatnya, tawaan yang terdengar dari ruang keluarga.

"Kami pulang!!" Teriak Felia.

"Oh mama, papa. Kalian pulang." Ucap anak ke 3, Kim Al Shen.

"Aaa.. mama papa, Lin Rindu!!" Ucap anak ke 4. Kim Li Na

"Haha.. mama juga rindu Lin." Ucap Felia memeluk anaknya.

"Kenapa.. kalian membawa kedua orang itu?" Tanya di sulung. Kim Liam

"Sekarang, Sky dan Cecillia akan--" Ucapan Felia terhenti saat Axel menyela ucapannya.

"Mohon maaf jika menyela perkataan anda nyonya. Tapi nama tuan ku, adalah Alfian dan Violetta." Ucapnya datar.

"Kau!! Berani sekali kau menyela perkataan mama ku!!" Ucap anak ke 2 penuh emosi. Kim Hendra.

"Kau juga berani sekali membentak teman ku." Suara dari Alfian membuat ruangan seketika hening.

Mereka semua tidak bisa berkata seketika. Oh ayolah, perubahan mereka sangat besar. Pertama Violetta. Dari gadis penakut, pemalu, polos, dan apalah itu, menjadi gadis yang tenang, cantik, imut, lucu, tapi penakut nya masih ada. Kedua Alfian. Dari seorang cupu, culun, penyabar, baik, dan jelek. Berubah menjadi tampan, berkharisma, menakutkan, kejam, berwibawa, dan aura kepemimpinan yang ketat.

Mereka diam, menatap Alfian yang juga menatap mereka dengan tatapan tajam, datar, dingin, menusuk, dan tampan. Oh bahkan di dalam tatapan itu, sedikit ada tatapan psikopat. Semua keluarga Kim menyadari itu. Di tambah aura nya, membuat mereka gemetar dan takut.

"By.." Ucap Cheryl menenangkan kekasihnya.

Alfian sekuat tenaga menahan diri nya untuk tidak mengamuk saat ini juga. Dirinya tidak ingin tindakannya di lihat oleh Violetta.

"Mm.. jadi.. aku harus memanggil kalian kak Al dan Violetta?" Tanya Lina.

"Hmm.." Alfian hanya berdehem.

Alfian menoleh saat Axel membisikkan sesuatu. Dirinya harus pergi, jadi Vio ia titipkan pada Cheryl.

"Kak S-- eh kak Al mau kemana?" Tanya Lina bingung.

"Ck.. palingan ngurus kupu-kupu malam di luar sana." Ucap Liam dingin.

"Tolong jaga ucapan anda tuan Liam. Kekasih saya sedang mengurus sesuatu, yang sangat penting." Ucap Cheryl dingin, dengan menambahkan aura mengerikan.

Liam, Hendra, dan Alen segera saja menyusul Alfian. Guna mengintip pembicaraan mereka. Sedangkan Cheryl menggeram kesal. Dia tidak bisa mencegah bedebah itu, karena Violetta masih ada di sini.

Liam Pov on

Gw tau, kalo si Sky atau si siapalah itu gw gak peduli. Sedang membicarakan sesuatu yang membuat keluarga Kim bahaya. Entahlah, pokoknya gw gak percaya sama dia.

Gw, Hendra dan Alen sampai di tempat. Terlihat mereka sedang diam, seperti memikirkan sesuatu.

Mereka memikirkan apa emang? Kenapa sangat serius?

"Tuan, apa tindakan kita selanjutnya?" Tanya Axel.

Tuh kan, gw udah bilang. Mereka pasti ngerencanain sesuatu.

Karena penasaran, gw terus menguping disana. Siapa tau ada informasi yang berguna.

"Tuan? Apa anda tidak segera bertindak?" Tanya Axel.

"Ck.. yaa, batalkan kerja sama kita dengan perusahaan nya. Saya tidak mau perusahaan saya rugi besar gara gara perusahaan palsu itu." Ucap Alfian dingin.

Ha? Mereka lagi bicarain perusahaan? Gw kira apaan njirr.. eh tapi, dia punya perusahaan? Masa? Nama perusahaan nya apa?

"Hyung, si Sky atau siapalah itu.. dia punya perusahaan?" Bisik Hendra.

"Entah." Bisik gw.

"Di peringkat berapa? Gw yakin, dia masih di peringkat rendah." Bisik Alen remeh.

Gw hanya diam, lalu menoleh dan mengintip lagi. Lah kok!! Tu dua orang mana? Padahal gw cuma beralih sebentar. Terus kalo mereka mau balik kan, arahnya ke sini, bukan ke sana.

Gw lihat, ekspresi Hendra sama Alen juga gitu.

"Sedang menguping?" Ucap seseorang.

Gw dan kedua saudara gw kaget. Suara itu ada di belakang, yang artinya, mereka ketahuan.

Gw, Hendra sama Alen berbalik. Dan benar aja. Alfian sama bodyguard nya ada di situ. Lihat ekspresi Sky eh Alfian. Woah, bagus juga. Dan lihat ekspresi wajah si bodyguard, woah datar.

"Ngapain." Ucap Alfian datar.

Liam Pov end

Alfian pov on

Huh.. demi apa, gw harus ngurus ni dua anak. Kakak nya si Sky, sama adeknya si Sky. Eh.. si Sky ini anak ke berapa anjirr.. oh ya inget, dia anak ke 2. Berarti si Hendra anak ke 3 dan si Alen anak ke 4.

Ck.. ngapain mereka nguping sih. Gw tau, mereka pasti udah tau gw punya perusahaan. Untung aja gw nahan mulut nya si Axel, buat gak ngomong lagi.

Gw perlahan-lahan mendekati mereka dari belakang mereka.

"Sedang menguping?" Ucap gw datar.

Ekspresi si Liam, Hendra sama Alen kayak ketakutan gitu. Lucu juga jika di lihat-lihat.

"Ngapain." Ucap gw datar.

Mereka malah gak jawab. Malah diem aja, sambil natap gw. Gw bingung nih, ni tiga anak ngapain kesini? Buat nguping, terus kalo udah dapet info langsung lapor ke ayah nya? Ckckck.. unfaedah sekali.

"Kalian gak jawab ya.. itu berarti benar, kalo kalian nguping pembicaraan kami." Ucap gw menyeringai iblis.

"A apaan!! Gak ya, kami gak nguping. Jangan terlalu pede lo." Ucap Alen.

"Lalu apa ini tuan tuan." Ucap Axel memperlihatkan video.

Seketika mereka semua diam. Hening benar benar hening sampai sampai suara semut berjalan pun gw denger. Soalnya telinga gw tajem.

"Denger ya. Serah kalian mau ngelaporin hal ini atau nggak. Yang penting, jangan ganggu hidup gw atau kalian akan rasakan akibatnya. Ingat ini baik baik, tuan muda Kim." Ucap gw datar.

Gw balik arah, kembali ke dalam di ikuti Axel, meninggalkan ketiga orang itu dengan perasaan kesal.

"Ck.. menyusahkan."

TBC

Alfian [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang