Keluarga Kim

2K 214 6
                                    

Udah seminggu, sejak kedatangan Alfian, Violetta, Cheryl, dan Axel. Mereka disana hanya diam, bak patung.

Violetta sesekali menanggapi ucapan mama nya, tapi dia tidak pernah menanggapi ucapan Papa, dan abangnya yang lain.

Dia bahkan cuek dengan mereka, kecuali Alfian, Cheryl, Axel, dan Felia. Yaah.. sampai saat ini Henry, Liam, Hendra, Alen dan Lina membenci Violetta dan Alfian.

Lina sempat akan memfitnah Violetta, tapi selalu gagal karena ada Axel dan Cheryl. Tapi karena kebenciannya kian membesar, ia selalu saja mencari jalan untuk menuduh Violetta. Gadis itu juga mencari cara untuk menarik perhatian Alfian, tapi Alfian hanya cuek, dan tidak memperdulikan keberadaan Lina.

Nah karena itu lah, Lina semakin membenci Violetta. Kasih sayang Felia juga di renggut, jangan sampe kasih sayang Henry, Liam, Hendra, dan Alen juga renggut.

Tapi ada sebuah kejadian, dimana keluarga itu tidak berani dan sangat takut dengan Alfian.

Flashback on

Saat ini, Violetta berada di kamarnya. Karena haus, Violetta memutuskan untuk pergi ke bawah. Disana hanya ada Henry, Liam, Hendra, Alen dan Lina. Tidak ada Lefia, Alfian, Cheryl dan Axel.

Ia jadi takut, karena biasa nya mereka akan memarahi atau mengejeknya. Tapi karena rasa haus menyerang, Violetta memantapkan batin dan mental.

Ia menuruni tangga, dan mereka yang ada di bawah segera saja tau kalau Violetta turun. Mereka menatap tajam Violetta, dan hanya di anggap angin lalu oleh sang empu. Tapi.. dia gugup, sangat gugup.

"Heh lo, ambilin gw minuman." Ucap Alen.

"Kenapa harus aku?" Tanya Violetta mengernyit.

"Elah, gak usah banyak omong lo!! Cepat ambilkan." Ucap Hendra.

"Kakak!! Jangan gitu ih." Ucap Lina lembut.

"Ngga mau!! Ambil sendiri ck.." Ucap Violetta ketus.

PLAK!!!

Liam menampar pipi Violetta dengan sangat keras. Membuat Letta tersungkur ke bawah. Hampir saja dia terbentur benda yang tumpul. Untung aja sih tumpul, gimana kalo tajam?

"Kalo di suruh itu nurut!!" Bentak Liam emosi.

Violetta terdiam sambil menunduk. Dia ingin melawan, tapi seakan ketakutan nya sangat besar dari pada keberaniannya.

"Ambilin minuman!!" Ucap Liam dingin.

"ngga mau!!" Teriak Violetta tetap kekeuh.

"GW BILANG AMBILIN YA AMBILIN!!" Bentak Liam.

DOR!!

Suara tembakan terdengar, mereka reflek menatap sang pelaku yang menembak tadi. Dia adalah Alfian, pria itu menembakkan peluru tadi ke atas.

Ia pastikan tembakkan kedua akan ia arahkan pada kepala mereka.

"Bentak lagi, lo mati." Ucap Alfian dingin, datar, tatapan tajam dan aura membunuh.

"Heh lo mau bunuh keluarga lo gitu hah!!" Teriak Hendra.

"Asal kalian tau aja, gw kesini bukan karena keinginan gw. Tapi keinginan adek gw. Dan.. lo bilang apa? Keluarga? Gw ga punya  keluarga." Ucap Alfian emosi.

"Violetta!" Cheryl berlari ke arah sang adik yang menunduk.

"Gw gak peduli, mau kalian sekarat atau apa, gw gak bakal peduli, sekalian mati pun gw gak bakal peduli." Ucap Alfian dingin.

"Ka-kakak pasti bercanda kan.. ya..kan." Ucap Lina terbata bata.

DOR DOR DOR DOR!!
KYAAA!!

Alfian terus saja menembakkan peluru ke arah perabotan. Lihatlah, Henry, Liam, Hendra, Alen dan Lina sangat ketakutan. Bahkan Felia juga ketakutan.

"Saya tidak pernah bercanda." Ucap Alfian menekan setiap perkataan nya.

"Jika saya melihat kalian memperlakukan adik saya dengan kasar lagi, saya pastikan kepala kalian akan berlubang." Ucap Alfian penuh emosi

Flashback off

Sejak saat itu, Alfian berubah menjadi lebih dingin dan akan melembut jika dia bersama Cheryl dan Violetta.

Dan sejak saat itu juga, keluarga Kim sangat takut dengan Alfian. Dan yang di takuti pun hanya bodo amat. Jika mereka takut sama Alfian, berarti bagus. Kan Sky asli juga bilang, kalo dia terserah mau di bunuh atau nggak.

Seperti sekarang. Hendra dan Lina sedang berjalan menuju kamar Liam. Tapi di perjalanan, mereka tidak sengaja berpapasan dengan Alfian.

Seketika aja bulu kuduk mereka berdiri. Hendra dan Lina berhenti, sambil gemetar. Lina melirik menatap mata Alfian, tapi yang ia lihat adalah tatapan sang naga yang siap menghabisi mangsa nya.

Alfian menyeringai, dia suka ekspresi mereka. Sangat indah, dia jadi ingin mengelupasnya dan menjadikannya hiasan di dinding. Tapi karena malas, Alfian hanya menikmati ekspresi itu.

"Sungguh indah.. gw suka ekspresi kalian, teruslah tunduk di bawah kakiku, maka wajah kalian akan tetap menempel di tubuh kalian." Batin Alfian menyeringai.

"Senyumannya!! Jangan bunuh gw pliss.. gw masih pingin ngerasain yang nama nya malam purnama eh.." Batin Hendra.

"Sialan lo Cecillia atau Violetta gw gak peduli!! Gegara lo, gw jadi merasa terancam!! Awas aja nanti, oppa lo, si Alfian bakal jadi oppa gw." Batin Lina marah.

"Jangan merencakan sesuatu, yang akan membuat umur lo pendek." Ucap Alfian dingin, seakan dia mendengar batinan Lina, lalu dia pergi meninggalkan mereka.

Dan seketika aja, si Lina menegang. Jantungnya udah tidak bisa di kontrol, bahkan lebih cepat. Sementara Hendra. Dia bingung dengan ucapan Alfian, tapi saat dia menatap Lina, dia jadi tau kalau Lina akan merencakan sesuatu untuk mencelakakan Violetta.

"Jangan bikin ulah, yang bakal membuat keluarga kita hancur Lina." Bisik Hendra dingin.

"H Ha!! E engga kok kak." Ucap Lina bohong.

Hendra sangat tau kalau Lina berbohong, dia bisa melihat ekspresi Lina dan mata Lina. Kebohongan jelas terpampang disana.

"Lo ke kamar Liam Hyung aja sendiri, gw males." Ucap Hendra dingin lalu meninggalkan Lina.

Lina menatap punggung Hendra dengan tatapan marah. Kebenciannya kian membesar pada Violetta. Kenapa harus gadis itu? Kenapa tidak dirinya?

"Awas lo Violetta!!!!!!!!" Batin Lina mengepalkan tangan.

TBC

Alfian [TAMAT]Where stories live. Discover now