Trauma

1.7K 183 0
                                    

Alfian mengejutkan mobilnya menuju rumah sakit. Perasaan khawatir terus terhingga di hati nya.

Sampai di rumah sakit, Alfian berlari dengan tergesa gesa. Terlihat ruangan Violetta yang sangat ramai.

Alfian menerobos masuk, bisa ia lihat Violetta berteriak ketakutan. Mengira bahwa semua orang adalah orang jahat.

"Letta!!" Teriak Alfian. Dia berlari dan langsung memeluk Violetta.

"Sshh.. udah tenang ya, abang di sini." Ucapnya menenangkan Violetta.

"Hiks.. pergi hiks.. jangan ganggu aku hiks.. aarghh.." Teriak Violetta.

"Sstt, hei hei ini abang." Ucap Alfian memeluk Letta erat.

"A abang?" Ucap Violetta lirih.

BRUK

Violetta pingsan di pelukan Alfian. Pria itu memandang Violetta sendu. Bukan ini yang ia inginkan, ia hanya ingin orang tersayang nya bahagia. Alfian tidak ingin, kehilangan lagi. Cukup orang tuanya nya saja, jangan adiknya atau pacarnya.

Alfian menggendong Letta, pria itu menaruh tubuh Violetta secara perlahan. Setelah nya, Alfian mengecup kening Violetta, dan mengelus kepala nya dengan lembut.

"Bagaiman cara menghilangkan trauma nya?" Tanya Alfian dingin.

"Cukup buat nona melupakan kejadian itu, dan jangan sampai nona stress, karena daya imun tubuh nya masih sangat lemah." Ucap dokter panjang lebar.

"Ya, makasih." Ucap Alfian dingin.

Sang dokter mengangguk lalu pergi. Meninggalkan Alfian disana. Pria itu seharusnya udah puas sama kematian Lina, tapi karena melihat kondisi Violetta. Entah kenapa ia ingin menghidupkan gadis itu, dan kembali menyiksa nya lagi.

"Huh.. dah lah, udah terlanjur juga." Batin Alfian menghela nafas.

"A abang.." Ucap Violetta lirih.

Alfian menoleh, ia mendapati Violetta tersadar dari pingsan nya. Segera saja Alfian mendekat, mengecup kening sang adik dengan lembut.

"Mau apa hmm?" Tanya Alfian lembut.

"Ha-haus." Ucap Letta lirih.

Alfian dengan cekatan mengambil kan sir minum untuk adiknya. Dia juga membantu adiknya untuk duduk. Setelahnya memberikan air putih untuk gadis itu.

"Gimana perasaan mu?" Tanya Alfian.

"Letta nggak apa-apa kok bang." Ucap Violetta tersenyum.

"Jangan bohong, abang nggak suka." Ucap Alfian datar.

"Huft.. Letta takut abang."

Violetta menunduk takut, gadis itu menggenggam tangan sang Abang erat. Menyalurkan rasa takutnya pada Alfian.

"Udah jangan takut, abang ada di sini kok." Ucap Alfian memeluk Letta, takut trauma nya kambuh.

"Kak Cheryl mana?" Tanya Violetta yang sadar tidak ada Cheryl.

Alfian menunduk, dirinya menoleh ke ranjang di sebelah ranjang Violetta. Gadis itu menoleh, dan mendapati Cheryl disana.

"Kakak!! Abang, kakak kenapa?" Tanya Violetta panik.

"Cheryl, koma dek." Ucapnya lirih.

"Hiks.. kak Cheryl koma?! Hiks.." Isak nya lagi.

"Jangan nangis.. ayo kita ke taman. Kamu pasti bosan kan?" Ucap Alfian.

"Tapi ka—" Ucap Violetta terpotong.

"Cheryl di jaga bodyguard dek. Jangan khawatir, Cheryl kuat kok." Ucapnya tersenyum paksa.

Violetta tau senyuman itu. Senyuman paksa yang di keluarkan sang Abang sangat kentara. Maka dari itu, Violetta segera turun dari ranjang dengan tergesa-gesa.

"Adek!! Kenapa kamu turun nggak hati² sih hah? Kalo kamu jatuh gimana?" Tanya Alfian.

"Ya kan ada abang, kalo misal Letta jatuh, pasti nya abang bakal nyelamatin adek kan?" Ucap Letta mengedipkan mata nya ke Alfian.

"Hah.. yaudah, ke taman kan?" Tanya Alfian.

"Abang ini gimana sih?! Kan tadi abang sendiri yang bilang." Ucap Violetta cemberut.

"Hahaha.. baiklah, ayo kita ke taman." Ucap Alfian.

Hari ini, Alfian berusaha keras untuk membuat adiknya—Sky—melupakan kejadian itu. Dirinya berusaha keras agar adiknya sembuh dari trauma nya.

"Abang akan terus melindungi senyuman mu dek." Batin Alfian yakin.

TBC

Alfian [TAMAT]Where stories live. Discover now