Trapped By You

1.5K 137 0
                                    

Sudah menunjukkan pukul 5 sore namun aku masih berkutat dengan laporan keuangan bulanan yang harus aku selesaikan. Ya, aku bekerja disebuah perusahaan percetakan selama 3 bulan ini, tepat setelah wisuda. Sebelumnya aku memutuskan untuk membantu di toko bunga kak Diandra bersama Cindy. Sebenarnya aku mendapat tawaran untuk bekerja di perusahaan Kak Marcell namun aku berkeinginan untuk berusaha mencari sendiri dan kesempatan itu datang saat ada panggilan dari perusahaan percetakan ini.

Ponselku sudah bergetar beberapa kali sedari tadi. Kak Diandra, namun aku yakin itu ulah keponakan usilku yang hanya ingin mengganggu tantenya, jadi aku hanya mengabaikannya. Fokusku kembali pada layar datar di depanku. Sesekali aku menanggapi ajakan pulang dari beberapa teman kerja yang telah menyelesaikan pekerjaannya. 15 menit kemudian aku bernafas lega karena aku berhasil menyelesaikannya bertepatan dengan sebuah pesan masuk dari Edward masuk. Mengatakan kalau dia ada di bawah.

Dengan senyum lebar aku membereskan barang-barangku dan berjalan menuju lift. Hanya berselang beberapa detik aku sudah sampai di lobi. Aku mendapati Edward tengah berbicara akrab dengan seorang wanita yang ku kenal sebagai manager kantor ku bekerja. Aku melewatinya dan memilih menunggu di luar, sesaat ku lihat Edward melihatku berjalan melewatinya.

Aku teringat untuk membeli kebutuhan rumah yang habis. Aku langsung menuju ke supermarket yang tepat berada di samping gedung tempat ku bekerja. Tak lupa mengabari Edward kalau aku sedang berbelanja dan memintanya untuk menunggu sebentar jika urusan dengan managerku sudah selesai. Setelah pesan terkirim, Edward menelpon ku. Aku menjawabnya.

"Dimana?"

"Kau sudah selesai?" Tanyaku sembari memilih daging sapi, karena aku ingin membuat rendang.

"Aku sudah di dalam. Kau ada dibagian apa?"

"Bagian daging, sebelah kanan dari kasir" jawabku, lalu Edward memutus sambungan telepon. Aku melihatnya berjalan ke arahku.

"Kenapa gak nunggu di mobil saja?" Ujarku.

"Aku ingin membeli sesuatu" jawabnya. Aku memasukkan daging yang ku pilih dan berjalan ke bagian bumbu. Gak susah untuk cari santan dan bumbu instan rendang. Setelah yakin semua terbeli aku menoleh ke arah Edward yang sedari tadi mengekoriku.

"Apa yang ingin kau beli?" Tanyaku bingung karena dia tak segera mengambil apa yang dia maksud.

"Ada di depan" jawabnya lalu berjalan mendahuluiku. Aku berpikir sejenak lalu mataku melotot saat dia mengambil beberapa kotak kondom di dekat meja kasir.  Aku mendekatinya dan menatapnya tak percaya yang dibalas smirk jailnya. Entah kenapa aku berniat membalas kejailannya. Aku meletakkan semua barang ke atas meja kasir bersama barang milik Edward yang kuhitung ada 5 kotak.

"Sudah semua?" Tanya Edward.

"Wait, aku lupa sesuatu" lalu aku kembali mencari barang tersebut. Aku sedikit berlari ke kasir karena ada antrian di belakang kami. Kini giliran Edward yang menatapku seakan kecewa. Melihat reaksinya aku ingin tertawa puas telah berhasil membalas kejailannya dengan membeli tampon. Padahal aku masih punya stok di rumah dan aku sedang tidak dalam tamu bulananku.

"Are you kidding me?" Bisiknya yang sepertinya didengar si kasir hingga ku lihat dia tersenyum tipis. Sementara aku tak menjawabnya dan segera menyerahkan kartuku sebelum Edward memaksa membayarnya.

***

"Kau sudah mandi?" Tanyaku saat melihat rambut basah Edward dan bajunya yang sudah berganti dengan pakaian rumahnya. Dia hanya mengendikkan bahunya lalu memintaku untuk duduk di kursi meja bar sementara pria itu tengah memindahkan dua buah steak ke piring, satu untukku dan satu untuknya.

"Thank you" ucapku riang saat piring itu disodorkan ke depanku.

"My pleasure"

Tak banyak hal yang kami obrolkan di meja makan. Dia hanya menceritakan tentang papanya yang kini mulai membaik, mental dan sikapnya.

Trapped By A PervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang