Chapter 7 : Yeji Jadi Dewasa.

106 11 11
                                    

"ARRGGGHH! Siapa sih yang berani - beraninya lapor!" gerutu Hyunsuk sambil menyikat kloset toilet laki - laki yang aromanya nano - nano itu.

"Hoeekkk" Ini adalah kali ketiganya Doyoung memuntahkan isi perutnya di atas wastafel. Dengan telaten Junkyu menguruti lehernya.

"Hahhh ... kan sudah abang bilang! Jangan berani berulah, apalagi di hari pertama! Jadi kan kita semua yang kena!

Coba kasih tahu aku? Gimana caranya bilang ke Bunda nanti!" Omelnya pada Doyoung.

Ingin sekali ia membalas ucapan Junkyu namun belum ada sepatah kata, isi perutnya terlebih dahulu keluar menghambat keinginannya.

"Hoekkkkk"

"Ya ampun" Junkyu merasa kasihan melihat Doyoung yang kini wajahnya pucat pasi. Begitu pula dengan Hyunsuk. Meskipun 50 persen bocah itu yang salah karena mengajaknya, tapi ia juga salah karena malah ikut bukan malah menasehati. Seakan tanaganya kembali terisi. Hyunsuk pun dengan semangat kembali menyikat sisa kloset yang belum dibersihkan.

"Semangat bang!" ucap Junkyu sembari menepuk - nepuk puncak kepala Doyoung yang sudah setengah pingsan itu.

Setelah sekitar satu jam berlalu akhirnya tugas mereka selesai. Sambil terengah Hyunsuk pun membersihkan tangannya. Sementara Junkyu menggendong Doyoung di punggungnya. Membantu Junkyu, Hyunsuk pun mengambil tas kedua sahabatnya itu. Mengingat ini adalah hukuman mereka yang dijalani sepulang sekolah. Pastinya sekolah sudah cukup sepi.

"Yeji udah kelar belum ya?"

Dan mereka pun berjalan bersama menuju kamar mandi perempuan yang berada tepat di samping kamar mandi laki - laki. Tak jauh berbeda, Kini Yeji juga mendapat hukuman yang sama seperti mereka. Gadis itu ditugaskan untuk membersihkan toilet perempuan. Kondisinya memang tak separah toilet laki - laki. Tapi tetap saja. Dia juga lelah kalau harus melakukannya sendiri.

"Yeji!" panggil Hyunsuk pada Yeji yang tengah duduk di salah satu kloset yang sudah bersih.

"Kamu udah selesai?" Tanya Hyunsuk dari luar toilet.

Gadis itu menggeleng dengan lemas sembari menggenggam sikat ditangan kirinya sementara tangan kanan menggengam semprotan pembersih.

"Udah sih gausah dilanjutin," ucap Hyunsuk.

"Tapi ..."

"Udahlah. Paling juga enggak diperiksa sama Bu Nay," sahut Junkyu.

Dengan lesu, Ia lalu membasuh tangannya sejenak dan keluar sambil menenteng tasnya.

"Maaf ya?" Ucap Hyunsuk sambil menyentuh puncak kepalanya.

Sebenarnya Yeji tak masalah, toh karena dihukum ia jadi tak harus bertemu dengan Hyunjin untuk pulang bersama. Karena pastinya bocah itu tak mungkin mau menunggunya sampai selesai. Tapi yang ia pikirkan semenjak awal adalah...

Bagaimana caranya nanti bilang pada orang tuannya untuk menandatangani pernyataan yang mereka buat tadi. Yeji takut. Pasti nanti ia kena marah, apalagi jika mulut ular Hyunjin ikut - ikut menjadi percikan api.

"Kamu kenapa?" tanya Junkyu yang melihat raut wajah Yeji yang sendu.

"Enggak kok. Itu, Doyoung kenapa?" tanyanya mengalihkan topik.

"Dia tadi mual - mual parah karena tangannya gak sengaja masuk ke dalam kloset, yang airnya masih bau poop"

Yeji mengernyitkan wajahnya. Itu menjijikkan. Apalagi toilet sekolah tak sebersih toilet rumahnya.

"Ahh pantas aja sampe pucet gitu" Yeji menyentuh permukaan pipi Doyoung yang berkeringat dingin dengan lembut. Perlahan ia mengambil sapu tangan dan membersihkan butiran air itu dari wajahnya. Junkyu tersenyum melihat perlakuan Yeji pada kembarannya itu.

Bling Like This 💖Where stories live. Discover now