Chapter 17 : Win's Family

113 8 3
                                    

Di suatu siang yang cerah. Matahari bersinar dengan teriknya. Angin berhembus tipis - tipis menggoyangkan jemuran yang ada di belakang rumahnya. Suasana rumah mewah itu begitu senyap. Di dalam ruang ber AC yang dipenuhi dengan alat masak dan bahan makanan. Pria itu sedang berkutik menyiapkan peralatan untuknya membuat video masak yang akan diunggah di TV. Seharusnya akan ada staff yang membantu. Tapi pria bernama Kim Seokjin itu lebih suka menyiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu pada awal waktu, dibandingkan harus menunggu staff yang datangnya sekitar 30 menit lagi.

"Akhirnya selesai!" Kata pria itu sambil menepuk - nepuk kedua tangannya. Ia bersandar sejenak pada meja yang memanjang berletter L itu.

Sudah 1 tahun ini acara masaknya tayang di TV. Rattingnya selau seimbang karena peminatnya yang terus membludak. Tak hanya dari kalangan ibu - ibu, namun juga dari kalangan para anak remaja yang suka melihat ahjussi menawan seperti Seokjin yang lihai memasak. Wajar saja sih, karena selain menjadi penyanyi dia senang mengisi kekosongan jadwalnya dengan memasak. Jadi apapun yang ia ciptakan di dapur, hampir semuanya bisa dimakan dan tidak beracun meskipun itu adalah produk coba - coba demi membuat resep. Bentuknya juga bagus. Seokjin sangatlah mengutamakan rasa dan penampilan.

Biasanya ia akan bereksperimen bersama sohibnya, Song Yunhyeong dalam mencari resep masakan baru. Namun temannya itu sedang sibuk tur di Jepang dan beberapa negara Asia lainnya. Alhasil Seokjin jadi harus mencari resep sendiri.

"Ayah!"

Putra bungsunya datang sambil mengadahkan tangannya.

"Hm? Ada apa? Minta uang lagi?" Pria itu berkacak pinggang.

"Iya. Tapi mau buat beli majalah. Bukan buat aneh - aneh kok?" Kata Win sambil menatap ayahnya dengan pupil matanya yang membesar. Seokjin melipat tangan di depan dada lalu memicing pada Win yang tingginya hanya sejajar dengan dadanya.

"Jangan ngayal. Sejak kapan kamu hobi baca majalah?"

"Bukan buat dibaca kok! Mau Aku gunting buat diambil artikelnya. Kemarin koran yang udah di kumpulin di rumah Ruto, gak sengaja ketumpahan coklat panas, terus sobek"

"Lah? Kok bisa?"

"Gak sengaja kena senggol aku. Sobeknya karena kena coklat jadi lengket. Pas mau aku pisahin buat dikeringin, tiba - tiba sobek. Ya udah, mau gak mau aku harus ganti. Soalnya kasihan temen - temen, pasti udah capek ngumpulin koran itu"

"Hihh! Ceroboh banget sih kamu?"

"Ya maap... Namanya juga gak sengaja" Seokjin mendelik mendengar perkataan Win.

"Terus kenapa mesti pake majalah bukan koran?"

"Ya di sini gak ada yang jual koran kan?"

Seokjin semakin mendelik mendengar jawaban putranya. Ia menghela nafas dan merogoh sakunya. Kebetulan sekali ada uang kontan di sana. Seokjin terlalu malas kembali ke kamar sekedar untuk mengambil dompet.

"Ini! Cukupkan?"

Win mengernyit pada uang recehan yang ayahnya berikan. Ia meniup poninya dengan kesal. Si ayah tertampannya ini memang terkenal pelit. Beda dengan ibunya yang...

Sama saja pelit.. 😒

Sepasang suami istri itu memang terkenal perhitungan dengan anaknya. Mereka tak akan segan - segan menolak jika anaknya rewel minta sesuatu. Sejak kecil Win dan kakak perempuannya memang sudah dididik untuk menabung. Jadi ketika sudah besar, mereka terbiasa hidup prihatin. Jarang - jarang ada anak artis hidup menderita seperti mereka. Ingin apa - apa, menabung adalah solusi.

"Ayah... Uang receh segini bisa aku pake buat beli majalah apa?"

Seokjin mencebik sambil melirik putranya.

Bling Like This 💖Where stories live. Discover now