Part 19 - Chit Chat

Start from the beginning
                                    

"Sean, kenapa kau di kamarku?" tanyaku polos dengan masih berbaring. Sean menarik kedua tanganku membuat tubuhku yang lemas ini terbangun.

"Bangunlah sayang. Mandi sana, ini sudah malam, kau tidur 3 jam lebih!" ucap Sean menunjuk jam didinding dengan dagunya.

Wow, jam 7 malam! Oh my god aku tak sadar tidur masih memakai baju kodok pink-ku ini.

"Kenapa harus mandi? Ini kan sudah malam, sekalian aku tidur lagi saja." kataku hendak ingin berbaring lagi.

"Eitss!" Sean menarik tanganku lagi hingga aku berdiri sempoyongan. Dengan sigap, Sean memeluk pinggangku erat.

"Mandi dulu, jangan membantah atau aku akan memandikanmu sekarang juga!" tegas Sean. Ucapannya barusan sukses menghilangkan kantukku.

"Apa-apaan! Ya sudah aku mandi dulu. Lepaskan aku." rungutku.

Sean tertawa puas, "Aku suka melihat wajahmu yang sedang blushing itu." katanya.

Aku mengerucutkan bibirku kesal. Memangnya wajahku tadi memerah ya? Arghh memalukan!!

'Cup'

"Mandilah, lalu turun ke bawah." Sean keluar dari kamarku setelah mencuri kesempatan mengecup bibirku. Selalu!

Tak lama kemudian, aku pun telah menyelesaikan ritual mandiku dan segera memakai pakaian tidur berwarna coklat muda. Tadi Sean menyuruhku turun ke bawah. Memangnya ada apa yaa?

Saat aku turun ke bawah, tidak ada orang di ruang keluarga, jadi aku terus berjalan sampai ke depan ruang tamu.

ASTAGA !!

"Hay, Tikaa!"

Kenapa di rumah ku banyak sekali orang!? Aku melihat Nate, yang tadi menyapaku, lalu pria paruh baya bertubuh kekar dan berwajah tampan, ayah Sean. Walaupun pria itu sudah berumur, aku akui wajahnya tetap mempesona. Terus wanita cantik nan anggun disebelahnya itu, Ibu Sean yang dulu sempat bertemu denganku. Tak lupa pula disebelah wanita cantik itu, pria yang mengakui aku sebagai istrinya, Sean, siapa lagi. Mereka keluarga ajaib !! Dan untuk apa keluarga perfect itu kesini !?

"Papa..." panggilku lirih. Semua mata terperangah menatapku. Sean tersenyum arti padaku, Arggghhh kenapa wajahmu sungguh menyebalkan sekali!?

"Sayang, kenapa kamu pakai baju tidur ! Ganti sana, malu-maluin Mama saja!" marah Mama saat melihat penampilan ku. Aku kan tidak tahu kalau jadinya begini Ma!!

"Tidak apa-apa, Lidya. Tika tetap cantik kok. Lihat Sean, dia terus saja tersenyum melihat anakmu," timpal wanita cantik itu, ibu Sean. Aku tak tahu namanya siapa.

"Anak kamu juga, Rose. Tampan semua. Beruntung Tika dapat nikah dengan salah satu anakmu." balas Mamaku. Oh namanya Rose. Bunga mawar? Cantik seperti wajahnya.

Semua orang tertawa sedangkan aku hanya tersenyum kecut.

"Tika, duduk sini." suruh Papaku. Aku menurut lalu duduk disebelah Papa. Mama duduk sendirian di single sofa.

"Kami disini untuk membicarakan pernikahan kamu dengan Sean, nak." kata Ayah Sean. Astaga Tuhan, dari jarak sedekat ini, ayah Sean benar-benar tampan. Bisa-bisa aku melting disini.

Oh Tunggu, apa katanya tadi... PERNIKAHAN?????
Mataku membulat besar dan mulutku menganga.

"Pe..per..pernikahan!?" tanyaku balik. Aku melirik mata Sean, dia menatap mataku tajam.

"Kami disini untuk melamarmu secara resmi sayang." lanjut Ibu Sean.

"Iya Tika, waktu itu Sean sudah bilang pada Mama kalau dia mau menikahimu."

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now