Luka baru

108 17 3
                                    

Rasa takut mulai menguasai setiap sisi pikiran Alisa. Kejadian demi kejadian mulai membuatnya merasa tidak nyaman. Bayangan-bayangan tentang peri aksahi memenuhi isi kepalanya.

Telinga Alisa berdengung hebat.

Dalam tak sadar memaksakannya mengangkat kedua tangan untuk menutupi kedua telinganya.

Sayap ku sudah sembuh, eumm itu karna kau Alisa

Nanti malem ulang tahun aku, Alisa.

Alisa, kalungmu!

Jangan lupa kembali ke daratan ya, Alisa.

Itu bola kristal persahabatan, kalo kamu kangen sama aku, panggil aku lewat itu sa.

Bangsa peri tidak boleh berhubungan dengan bangsa duyung, karna kaum kita berbeda Alisa.

"Arrrrghhh"

Alisa terbangun dari tidurnya dengan napas saling memburu, ia segera bangun mendudukkan tubuhnya diatas kasur.

Alisa memegang dadanya yang terasa sesak. Air mata beserta peluh membasahi wajahnya.

"Peri..."

Matanya menelusuri ke segala penjuru ruangan mencari sosok yang ia cari, namun manik matanya tidak berhasil menemukan sosok itu.

"Periiii... Kamu dimana?" suara Alisa terdengar bergetar.

Tangan Alisa naik meremas kuat rambutnya.

"Peri! Kamu dimana?!" Panggil nya kini lebih keras lalu menangis sekencang-kencangnya.

Para putri datang terburu-buru dari luar kamar dan langsung menahan tangan Alisa yang  semakin meremas kuat rambutnya.

Disusul oleh raja yang datang dan langsung menubruk kan tubuhnya pada Alisa.

"Kenapa, nak?"

Tangis Alisa semakin pecah, Alisa membalas pelukan raja dengan erat.

Tangan raja perlahan naik mengusap punggung Alisa.

Aicia menghampiri dan mengelus pelan kepala Alisa.

"Peri... kemana aja? Kenapa ninggalin aku?"

Beberapa detik semua terdiam mendengar pertanyaan Alisa.

"Aku rindu sama kamu, peri. Kamu nggak rindu sama aku?"

"Alisa, sadar." Pinta aicia pelan

"Jangan pergi peri, tetap disini sama aku."

Tangan aicia turun mengangkat dagu Alisa. Raja tetap dengan posisi nya memeluk Alisa erat.

"Sadar Alisa! Ini aicia bukan peri aksahi."

Manik mata Alisa menatap sayu wajah Aicia. Berharap wajah itu berubah menjadi sosok yang ia cari.

"Kak Aicia?" Manik mata nya langsung bergerak mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.

"Peri aksahi kemana kak?" Air matanya semakin tidak terkontrol.

"Peri udah nggak ada, Alisa."

Seketika isakkan Alisa terhenti. Kepalanya menggeleng pelan.

" Tidak kak! tadi peri ada kok disini."

"Alisa..."

"Tadi peri jenguk Alisa, kak."

"Ayahanda.. kak Aicia kenapa gak percaya sama aku, tadi peri beneran disini yah..."

Raja melepas pelukannya pada Alisa

"Jangan seperti ini, nak."

Alisa mengerutkan kening, menyatukan kedua tangannya memohon.

"Bawa peri kesini"

"Aku mau peluk dia"

"Aku mau cerita banyak hal sama dia."

"Aku kangen kak, sama dia."

"Peri udah nggak ada, alisa!"

"Nggak!" Balas Alisa cepat

"Peri masih ada." Sambungnya dengan isakan tangis lebih dalam

"Sa.."

Alisa mengangkat tangan kanannya keudara, menghadirkan kilatan petir diatas tangan nya.

"Apa yang kamu lakuin?"

"Alisa! Sadar sa!"

"Hentikan Alisa!"

Raja segera mengayunkan tangannya secepat kilat, menghentikan kekuatan amarah yang dihasilkan Alisa.

"Aku cuma mau ketemu sama peri kak."

"Aku mau tidur panjang, karna peri ada di mimpi aku cuma ketika aku tidur."

"Disini aku nggak bisa ketemu peri, kak."

"Stop! Alisa stop! Sadarrr!!"

"Aku ngerasa gila gara-gara ini."

"Sa" aicia langsung memeluk Alisa. Memberikan ketenangan pada jiwanya yang saat ini terpuruk.

"Aku cuma pengen ketemu sebentar sama peri." Isak Alisa disela sela tangisnya. Bahu nya bergetar hebat.

"Jangan nyiksa diri kayak gini, sa."

"Sekuat apapun aku nyari sosok peri, aku nggak akan pernah dapat sosok itu lagi." Alisa hanyut dalam pelukan Aicia

Aicia tidak tega dengan keadaan Alisa yang seperti ini. Alisa benar-benar mengalami guncangan batin yang hebat atas kepergian peri Aksahi.

Ini mungkin berat bagi Alisa, tapi ia harus mengetahui luka batin yang lebih dalam dari ini. Iya, luka tentang Kematian ibunda nya.  satu luka baru yang akan menyayat hatinya lebih dalam lagi.

Setelah Alisa tenang dan kembali tidak sadarkan diri, raja pangkola membuat rapat dadakan didalam istananya. Tidak peduli seluruh menterinya sedang berada dimana, ia menyuruh semua untuk kembali ke kerajaan sesegera mungkin.

                             ⊹ฺ⊹ฺ⊹ฺ

・Bangsa peri

Cahaya kelap kelip khas milik bangsa peri sudah tidak lagi memancarkan sinar nya.

Tidak ada serbuk-serbuk emas bertaburan, tidak ada sayap-sayap putih berkeliaran, tidak ada cahaya warna-warni yang saling bertautan, bahkan bangunan-bangunan yang berdinding Cristal itu kini telah meredup.

Kerajaan peri bukan lagi dunia haluan yang indah seperti manusia bayangkan.

Kerajaan peri hancur, alam peri rusak. Para peri bersayap tidak keluar sekalipun dari tempat persembunyian. Untuk bernafas saja mereka takut-takut. karna secuil celah terbuka, maka dengan sekejap mereka akan diluluhlantahkan.

dua bersaudara itu merenggut kesejahteraan bangsa peri, keduanya buta akan singgasana. Kala itu, Iksara yang mendengar kabar bahwa aksara yang akan diangkat menjadi ratu peri langsung protes tidak terima. Karna menurut nya, kekuatan nya lebih besar dan dahsyat  dari pada aksara.

Iksara yang terlampau sakit hati karena aksara tetap dijadikan ratu peri akhirnya mempelajari ilmu hitam untuk mengambil alih singgasana.

"Apa kau tau ibu peri? Bahkan hati kecilku berharap pada peri Aksahi." Ungkap yicil, Hamba setia ibu peri

Keadaan ibu peri sudah tidak bisa dibayangkan sekarang, ia benar-benar sudah tidak berdaya untuk melindungi bangsa nya. Kekuatan nya sudah terkuras habis

..

____________________________________________________________________________

Hello guys 😍 apa kabar kalian ?
Maap ya Lama ga up nih hehe,
Tapi siapa juga yaa yg nunggu cerita ini 😁

Btw bantu follow ig ku ya
Putrilasmitarani_16

Besar kemungkinannya, cerita ini akan aku delete yaa 🥺

Happy reading kalian❤️














Me is? A mermaidWhere stories live. Discover now