20. 🍀🌸

89 5 11
                                    

--------
~•🌸🍀🌸•~
------------------
"Kita tidak bisa meminta lebih dari apa yang kita dapatkan."
------------------
~•🌸🍀🌸•~
--------

Keesokkan harinya, Mel meminta Daga mengantarnya pergi ke klinik Glowlight. Untuk menjalankan tugasnya sebagai brand ambassador. Dan Daga menjawab, "Ya, tentu."

Dan di sinilah mereka, di dalam sebuah mobil. Daga duduk di balik kemudi, dan Mel duduk di kursi belakang. "Kenapa kamu memilih duduk di kursi belakang?" tanya pria tersebut, berbalik menatap Mel.

"Aku lebih nyaman duduk di sini," jawab Mel, tersenyum. Walaupun ada sedikit perasaan tidak enak kepada Daga.

"Oh, oke," balas Daga, tanpa ada sedikit pun ekspresi kesal atau semacamnya.

Jujur saja, Mel tidak ingin seperti ini. Hubungan mereka berusaha tidak seharusnya Mel buat rumit seperti ini. Seakan-akan Daga adalah hanya pengganggu dan masalah baginya. Tapi mau bagaimana lagi, Bimo adalah pacar Mel sekarang. Dia harus berusaha menjaga hubungannya agar tetap harmonis.

Mereka sampai di klinik. Mel langsung merekam kegiatannya. Dimulai dari saat turun dari mobil. "Halo, Guys. Aku baru sampai di klinik kecantikan paling terkenal di dunia. Ya, Klinik Glowlight. Kalau kalian ingin tahu apa saja yang akan aku lakukan hari ini, tetap stay tune, ya."

Mel masih merekam. Sekarang kamera belakang ponselnya yang sedang merekam saat ia membuka pintu klinik. Namun Daga Mengacaukan instastory-nya. "Aku tunggu di mana?"

Mel menurunkan ponselnya dan membuang rekaman video barusan. Ia berbalik ke arah Daga. "Di dalam saja. Lo bisa pesan kopi atau teh hijau di dalam."

"Oke." Daga mengangguk.

Mel kembali merekam untuk kedua kalinya. Ia berjalan beberapa ke belakang dan kembali akan merekam. Daga bertanya, "Kamu sedang apa?"

"Sedang menjalankan tugas Brand Ambassador," jawab Mel. "Jadi, jangan mengacau dan banyak bicara."

"Oh, maaf," kata Daga, sekarang ia berjalan masuk lebih dulu.

Mel kembali merekam video instastory. Kali ini Daga tidak mengganggunya. Pria itu langsung duduk di salah satu kursi tunggu, dengan teh hijau yang tersaji di depannya. Mel meliriknya sekilas, dan bergumam, "Tunggu, ya."

Daga tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Mel merekam kegiatan selanjutnya, yaitu mendaftar. Treatment mana yang akan ia jalani hari ini. Lalu tiba-tiba direktur Glowlight datang, "My Dear, Mel." Ia langsung memeluk Mel dan mencium kedua pipinya.

"Hai, Mbak Jeannie," jawab Mel, tersenyum. "Sudah lama enggak bertemu. Semakin tambah umur Mbak semakin cantik saja."

"Glowlight," katanya sambil mengusap pipinya yang terlihat glowing dan kenyal. Dandanannya mirip seperti Kim Kardashian. Bahkan bentuk tubuhnya pun hampir mirip. Penuh dengan makeup dan barang-barang mewah. Ia terlihat seperti wanita-wanita sosialita yang sering mengadakan arisan di Grand Hotel Indonesia. "Eh, hadiah dari kamu sudah sampai bulan lalu. I like it very much, thank you."

"Mbak Jeannie suka?" Mel tersenyum. Ia masih merekam video, ini bisa menjadi konten menarik-bertemu wanita sosialita kaya raya-masyarakat suka yang berbau kaya-kaya.

"Pasti, dong." Wanita berambut lurus sepunggung itu tersenyum. "Oh, iya. Aku juga punya kado buat kamu."

"Kado?" tanya Mel.

"Hari ini, kan, hari ulang tahun kamu yang ke delapan belas," kata Mbak Jeannie.

"Mbak Jeannie tahu?" Mel pura-pura terkejut.

Daun Pengasuh BunganyaWhere stories live. Discover now