21

92 12 1
                                    

Markas

12.00 wita

Rara dan Putri beserta Irwan dan Ridwan berjalan menyusuri lorong untuk menuju ruangan mila dan prilly diikuti oleh 5 pengawal.

Tok tok tok

Suara kaki melangkah dengan cukup santai terutama rara dan putri. Sedangkan irwan dan ridwan mereka bingung... Mereka ada dimana??

Ceklek

Knop pintu dari sebuah ruangan terbuka sempurna saat rara menampilkan barisan gigi putihnya.

"Rara.. Jangan bikin kaget deh" Ucap mila

Kini prilly duduk dikursi dengan kaki diatas meja dengan makanan yang sudah tersusun rapi dimeja sebrangnya.

"Makan lah dulu" Peringat prilly meminum mocca latte kesukaannya

"Mama tante.. Irwan masih jiji liat daerah yang berceceran akibat ulah nih bocah" Ucap irwan bergidik sambil mengacak pucuk kepala Rara yang tengah menikmati santap siangnya dengan lahap bersama putri

Tidak adakah rasa jijik? Oh jawabannya pasti tidak. Rara dan putri dengan mudah dapat melupakan peristiwa yang sangat menjijikkan bagi ridwan dan irwan.

"Kau pasti melihat bagaimana kejam dan sadisnya rara menancapkan anak panah lagend-nya itu. Dan mencabutnya dengan keras dan tanpa ampun hingga darah muncrat kemana mana" Ucap ridwan

"Behh kalian gak tau sih rasanya gimana... Pas kena tepat sasaran " Teriak rara

"Ridwan... Jangan jangan kamu gak nembak sama sekali ya" Tanya prilly

"Hehhee enggak bunda" Ucap ridwan

Prilly sontak langsung memukul perut ridwan

"Hedeh punya anak gini amat" Ucap prilly

"Ye bunda tau sendiri kan kalo ridwan itu paling jiji sama yang namanya darah" Ucap ridwan

"Yaudah Masih mau jadi penembak atau jadi kaya mereka? " Tanya mila menunjuk para bawahannya yang membawa pendapatan pagi ini

"Enakan ridwan jadi penembak bun.. Liat tuh darahnya netes" Ucap ridwan

"Lapor bu... Salah satu tahanan meninggal" Ucap bawahan mila

"Siapa namanya? " Tanya mila

"Dia tidak mau menyebutkan namanya" Ucap nya kembali

"Sepertinya dia ada penyakit jantung buk" Ucapnya

"Kau tidak tau namanya siapa.. Dan tidak tau dimana keluarga dan rumahnya lempar kebawah... Harimau sedang lapar" Ucap mila

"Baik bu... " Ucapnya

"Pelaku utama? " Tanya prilly

"Bukan bu.. Sepertinya dia adalah bawahan biasa sebab tak begitu diperdulikan sama teman tamannya" Ucapnya kembali

Prilly hanya mengangguk memberikan isyarat. Setelah ia keluar ridwan dan irwan berlari mengikuti bawahan orang tuanya dan melihat secara langsung bawahannya melempar orang yg udah tak bernyawa itu dengan tragis ke kandang harimau.

"Bunda kau tega sekali" Ucap ridwan

"Apa kau mau mencari alamat dan keluarga besar yang mau bertanggung jawab sama pasukan pembunuh seperti dia? " Tanya prilly tajam

"Gak gak bunda.... Ridwan gak mau" Ucap ridwan

"Ridwan ridwan.... Lo tu dah tau penakut plus males malah main acara bilang kaya gitu.. Bundamu lagi kesal 3 orang pelaku utama kabur keluar kota" Ucap mila

GADIS BALI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang