42 | Tom & Jerry

Zacznij od początku
                                    

"Kalung? Oh, kalung yang lo suruh gue buat pakein ke planet Saturnus?" Alfy mengangkat sedikit ujung jilbabnya, menunjukkan kalung yang dipakainya. "Masih ada, dong. Gue belum miskin-miskin amat jadi belum gue jual."

"..."

"Anjir. Emang berapa sih harganya?" Alfy tertawa. "Nggak sampe bikin lo jual ginjal kan buat beliin gue kalung ini?"

Saya semakin penasaran dengan sosok misterius itu. Memberikan Alfy kalung? Pasti dia bukan teman biasa untuk Alfy.

"Eh, bentar, baterai laptop gue habis." Alfy bangun dari duduknya dan mengeluarkan charger laptop. Dia mencolokkannya pada stop kontak yang ada di sebelah Rafka. "Oke, udah aman."

Alfy melanjutkan obrolannya, namun tidak lama kemudian laptopnya mati total dengan tiba-tiba. Suasana langsung berubah hening. Saya menghitung mundur dalam hati. Peperangan akan terjadi setelah ini.

"Siapa yang nyabut chargeran?" Alfy bertanya dengan nada dingin pada Rafka yang tengah memainkan ponselnya tanpa dosa. "Jadi orang kenapa julid banget, sih?"

Dengan santainya Rafka menunjukkan ponselnya yang sedang di-charge. "Julid? Gue juga butuh kali. Fyi, ponsel gue dipakai untuk urusan yang penting."

"Penting?" Alfy mendengus geli. "Sejak kapan main mobile legend jadi urusan penting?"

Tidak mau kalah, Rafka balas menyinyir. "Terus video call nggak jelas kayak gitu apa bisa dibilang urusan penting?"

"Penting buat orang yang lagi LDR-an!"

Skakmat!

Perkataan final Alfy sukses membuat Rafka mengatupkan bibir. Mereka sekarang tengah bertatapan dengan sengit. Tidak ada yang mau mengalah untuk mengakhiri.

Saya dan Ratna mati-matian menahan tawa melihat pertengkaran mereka yang sangat kekanak-kanakan itu. Siapa yang akan menyangka kalau mereka yang sebelumnya saling menjauh itu kini berubah layaknya Tom and Jerry.

• • •

RAFKA

Hari ini adalah hari kepulangan Mbak Ratna dan Ruby yang disambut baik oleh semua orang. Saat ini kami sedang melakukan packing untuk beberapa barang yang ada di rumah sakit. Gue membantu Rafli membawa beberapa barang itu ke dalam mobil.

"Alfy, bukannya kamu ada kuliah?"

"Ada, Kak. Abis ini aku berangkat ke kampus."

Gue tidak tertarik sama sekali dengan percakapan mereka. Biarkanlah Rafli dan adik kesayangannya itu menabur keharmonisan keluarga di antara mereka. Gue tidak peduli karena yang gue tahu sekarang adalah bahwa list orang menyebalkan di hidup gue sudah bertambah satu setelah tragedi charger kemarin malam.

LDR katanya? Dengan Alvin si Cina Kampung?

Cih, gue sama sekali tidak peduli. Mau dia LDR dengan pangeran arab atau opa korea pun gue tidak akan menaruh empati.

"Eh, nanti kita dinner bareng yuk di luar. Rafka kamu boleh ajak Karin sekalian. Hitung-hitung kumpul keluarga karena kita udah lama banget nggak makan di luar bareng. Gimana kalau malam minggu besok?"

Gue hanya bergumam pelan menanggapi ajakan Mbak Ratna barusan.

"Boleh, Mbak. Kayaknya aku nggak ada agenda juga."

Rafli mengelus kepala cewek itu, membuat gue mual melihatnya. "Kamu ke kampus pakai apa?"

"Alfy bawa Jagur kok, Kak."

IneffableOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz