34 (end)

1.1K 77 23
                                    

Di penghujung malam menyambut pagi.
Berteman bui-bui sang embun,
Saya panjatkan seuntas doa,
Untukmu bidadari penjaga hati. Semoga kamu bahagia di surga nya. Meski saya tahu kamu tak akan kembali,
Tetap kan saya simpan rindu ini. Biarkan cintamu tinggal bersama saya bahkan setelah kematian.
Hingga tuhan mempersatukan kita lagi nanti.

Earth meletakan satu buket bunga lavender itu di atas makam orang tercintanya. Menatap peristirahatan terakhir Mix dengan nanar.

"Sayang, kali ini saya membawakan lavender untukmu. Kau tahu bukan arti dari bunga ini? Ini melambangkan keabadian dan cinta yang abadi."

"Sama hal nya dengan kamu. Ada atau tidak nya kamu, bagi saya kamu tetap abadi disini. Di dalam hati saya."

"Semesta sayang, apa kamu kesepian disana? Jika iya maka saya juga sama. Saya selalu merindukan kamu Semesta."

"Bolehkah saya menemui mu?"

"Saya tak bisa hidup sendiri. Tak ada yang menyiapkan sarapan untuk saya, tak ada yang merapikan pakaian saya, tak ada yang menyodorkan kopi ketika saya mengantuk saat sedang menyelesaikan pekerjaan, dan tak ada yang menyambut saya dengan senyuman hangat nya ketika saya pulang."

"Menurut mu, berapa lama lagi saya bertahan menjalani hidup tanpa adanya kamu disamping saya?"

"Atau mungkin ini akan menjadi hari terakhir saya?"

"Sungguh, jika saya saja masih kesepian di dunia yang ramai ini, lantas bagaimana denganmu yang berada di dalam sini sendirian?"

"Apa kau merasa sesak? Apa kau ketakutan?"

"Sabarlah sayang, saya akan menemuimu sesegera mungkin. Percaya saja, saya tak akan membiarkan mu sendirian lebih lama lagi."

"Saya berjanji Semesta. Tunggu saya."

Earth berbicara lembut, sangat lembut seolah ia memang sedang berbicara dengan Semestanya.

.

.

.

Di jembatan angkat krung thep, di atas sungai Chao Phraya, Earth memandang kendaraan dan orang-orang yang ramai berlalu lalang, memperhatikan satu demi satu objek yang ada disana.

"Semesta, disini ramai sekali. Tapi saya lebih memilih untuk berada dalam sepi jika bukan kamu orang yang ada bersama saya. Saya lebih memilih untuk berada dalam sunyi jika bukan kamu orang yang bisa saya ajak berbicara dan tertawa. Sungguh, saya tak butuh ramai jika tidak ada kamu di dalamnya."

Perlahan Earth mulai mendekati tepian jembatan itu. Tangan nya terbentang, matanya terpejam. Dengan tenang ia menghirup udara dalam-dalam.

"Semesta, mari kita bertemu."

BYURRRRRRR

Earth menjatuhkan tubuhnya dari atas jembatan. Air sungai yang sebelumnya tenang kini menjadi ricuh akibat tubuhnya yang menabrak keras aliran air itu.

Dunia Earth menggelap, pandangannya mulai berubah buram. Pendengarannya pun mulai tak jelas, nafasnya tersendat dengan tiba-tiba tanpa memberinya kesempatan untuk menghirup oksigen. Tanpa terasa Earth sudah berada di dalam air yang sangat dalam. Satu titik cahaya di hadapannya mulai mengecil dan menjauh. Tubuhnya melayang, kedua tangan dan kakinya terangkat lemas ke atas. Dadanya sesak. Air sudah memenuhi paru-parunya, telinganya, seluruh tubuhnya.

Bumi dan Semestanya. (Earthmix)Where stories live. Discover now