2

1.3K 120 15
                                    

Earth menarik selimut sekali lagi. Sudah berulang kali dia mengganti posisi tidur dan berharap dapat memejamkan mata dengan segera, tapi ternyata masih tidak bisa. Kenapa malam ini dia merindukan Mix lebih dari sewajarnya? Ahhh sepertinya Earth tidak baik-baik saja.
Bagaimana bisa dia merindukan seseorang yang baru dua kali di temui nya. Dengan cepat ia beranjak dan meraih kunci mobilnya. Dia berniat mencari udara segar sebentar.

Earth turun setelah menepikan mobilnya. Berjalan tak tentu arah dengan pikiran yang di penuhi dengan satu nama. MIX. Bagaimana bisa sosok itu mampu manariknya dalam dengan waktu yang singkat. Luar biasa, Earth tidak pernah merasakan gejolak seperti ini sebelumnya.

Langkah nya terhenti saat dia mendengar sayup-sayup suara nyanyian. Meski baru dua kali bertemu, tapi dia yakin itu adalah suara Mix. Dengan cepat ia berjalan ke arah sumber suara sampai akhirnya disana dia melihat Mix terduduk di kursi taman dengan mata yang memejam seolah menikmati suasana malam ini. Earth berjalan semakin mendekat.

"Indah!" Satu kata itu keluar begitu saja dari mulutnya, hingga berhasil menyadarkan Mix akan kehadirannya.

"Eh?" Tentu saja Mix terkejut dengan kehadiran seseorang di depannya ini.

"Indah sekali!" Ulang Earth.

"Maksud saya suara kamu." Sambung nya kemudian.

"Kenapa kamu selalu muncul tiba-tiba?" Tanya Mix.

"Tidak tiba-tiba. Sebenarnya saya selalu ada dimana tempatmu berada. Hanya saja, kamu tidak menyadarinya."

"Permisi saya harus pergi, kamu membuat saya takut."

"Tidak bisakah kita bersama?" Ucapan Earth sontak membuat langkah kaki Mix terhenti.

"Meski hanya sebagai teman, untuk sekarang tak masalah." Lanjut nya kemudian.

"Saya tidak ingin berbasa-basi, sebenarnya apa maumu?" Tanya Mix jengah.

"Kalau kamu bertanya apa mau saya maka jawabannya kamu." Jawab Earth tanpa beban.

"Kamu becanda? Jangan bermain-main dengan saya." Dapat terlihat bahwa Mix mulai muak.

"Saya tidak bermain-main. Tidakah kamu lihat ada cinta dimata saya?" Ucap Earth meyakinkan.

Mix memutar bola matanya malas. "Jika kamu berpikir bahwa saya akan tertipu maka kamu salah. Saya tahu kamu adalah tipe pria hidung belang, saya tidak sebodoh itu untuk kamu rayu."

Bukannya marah, Earth hanya tersenyum simpul mendengar tuduhan Mix.

"Kasar sekali, saya terluka karena perkataan kamu."

"Tidak ada orang yang tersenyum saat terluka." Jawab Mix sinis.

Earth tidak bisa menahan senyumannya, baginya Mix yang sedang kesal adalah sesuatu yang menggemaskan.

"Kamu benar-benar tidak sopan, kamu tertawa saat saya sedang bicara serius."

"Baiklah, maafkan saya." Ucap Earth seraya menahan gelak tawanya.

Tak ada respon apapun dari Mix, pria itu hanya menatap nya kesal.

"Mix, maaf sebelumnya. Ini memang terkesan aneh, tapi perlu kamu tahu bahwa saya sudah kamu buat jatuh sejak pertama kali saya melihat kamu di kedai kopi hari itu."

"Apa kam--" Ucapan Mix terhenti saat telunjuk Earth mendarat di bibirnya.

"Bisa tolong untuk tidak memotong perkataan saya? Dengarkan saya sebentar."

Dengan hati-hati Earth meletakkan kedua tangannya di bahu Mix.

"Mix, saya tidak tau bagaimana saya mengatakan nya agar kamu mengerti. Percaya atau tidak, selama 21 tahun dalam hidup saya kamu adalah orang pertama yang mampu membuat saya jatuh cinta. Ini memang konyol, tapi demi Tuhan saya ingin saling menjadi rumah bagi tempat berpulangnya hati setelah menghadapi hari yang melelahkan, jemari yang selalu menghapus setiap air mata di pipi. Saling bantu berdiri ketika kaki tak mampu lagi berdiri sendiri, saling menopang dan menjadi kekuatan menemani dalam suka dan duka, menikmati hidup sampai menua bersama hingga maut memisahkan, hanya dengan mu Mix." Akhirnya kalimat itu berhasil keluar dari mulutnya dengan lancar.

Mix terdiam, mencoba mencerna kata demi kata yang keluar dari mulut pria di depannya ini. Haruskah dia bahagia? Tapi dia masih tidak percaya semua ini.

"Saya tahu kamu tidak percaya. Untuk itu, bisakah kamu memberi saya kesempatan untuk membuktikannya? Saya tidak masalah dengan bagaimana akhirnya. Hanya saja, tolong biarkan saya untuk tetap mencintai kamu dan memperjuangkan kamu sebagai semesta saya."

Lagi-lagi Mix hanya terdiam. Ia tidak tahu bagaimana cara merespon ini semua. Hanya satu hal yang ia tahu pasti, bahwa saat ini hatinya mulai menghangat. Hingga tanpa sadar saat ini ia sudah berada dalam pelukan Earth.

Bumi dan Semestanya. (Earthmix)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu