18

473 57 12
                                    

Earth berjalan mondar mandir di ruang tamu nya, mata nya terfokus pada telepon di tangannya. Hari ini dia pulang cepat, setelah beberapa hari dia sangat sibuk bahkan nyaris tidak tidur setiap malam, akhirnya sekarang sidang skripsi nya sudah selesai. Dia hanya perlu menunggu untuk wisuda. Tapi begitu dia sampai di rumah, dia tidak menemukan keberadaan Mix. Ini sudah pukul 21.00 tapi kenapa lelaki itu belum pulang juga. Dan yang membuat Earth lebih khawatir adalah nomor Mix tak bisa di hubungi sama sekali.

.
.
.

Sedangkan di tempat lain Mix kini tengah terduduk di kursi halte. Sudah hampir satu jam ia menunggu tapi ia tak melihat bus yang lewat dan sialnya ponsel nya mati karena kehabisan daya. Hari ini dia baru saja menyelesaikan tugas kelompok nya untuk penilaian akhir mereka sehingga itu menyebabkannya harus pulang terlambat.

"Siwi?" Tiba-tiba seseorang datang menegurnya.

"Pak Luke?"

"Kenapa belum pulang?"

"Belum ada bus yang lewat."

"Kemana kekasihmu?"

"Ponsel saya mati, jadi saya tak bisa menghubungi nya. Lagi pula dia sedang sibuk akhir-akhir ini."

Luke mengangguk lalu melirik arloji nya sekilas.

"Sudah lewat pukul 21.00, tak akan ada bus yang lewat lagi."

"Benarkah?" Tanya Mix sedikit cemas.

"Ya, jika kamu tak keberatan saya bisa mengantar mu."

"Ah tidak perlu."

"Ayolah, saya hanya ingin membantu mu. Apa kamu akan menunggu bus hingga pagi?"

Mix terlihat berpikir.

"Apa tidak apa-apa?" Tanyanya kemudian.

"Tentu. Tunggu disini, saya akan mengambil mobil saya dulu." Ucap Luke seraya berlalu meninggalkan Mix.

.
.
.

Earth bergegas keluar saat ia mendengar suara deruman mobil di halaman rumah nya. Pintu mobil terbuka menampilkan sosok Mix yang turun dari mobil itu. Mata Earth memincing mengamati siapa yang ada di kursi kemudi. Namun karena jarak yang cukup jauh menyebabkan ia tidak bisa melihat orang yang ada di dalamnya. Mix berjalan ke arahnya setelah mobil sedan hitam itu melaju meninggalkan pekarangan rumah mereka.

"Mas bumi?"

"Kenapa terkejut?" Tanya Earth ketika Mix melihat nya dengan sedikit bingung.

"Tidak, hanya saja tumben sekali sudah berada di rumah."

"Saya selesai lebih awal."

"Oh begitu."

"Lalu kau, kemana saja? Kenapa baru pulang jam segini?"

"Hari ini saya menyelesaikan tugas kelompok jadi saya terpaksa harus pulang terlambat."

"Siapa yang mengantarmu?"

Mata Earth memincing melihat Mix yang terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan nya.

"Katakan siapa?" Desak Earth kemudian.

"Pak Luke."

"Pria itu?" Tanya Earth memastikan.

Mix mengangguk pelan.

Earth membuang nafas kasar sebelum akhirnya ia berucap.

"Apa beberapa terakhir ini kamu pulang dengannya? Apa selama ini kamu memang suka pulang malam seperti ini? Kesibukan saya kamu jadikan kesempatan untuk dekat dengannya begitu?"

Mix menatap Earth cepat, apa-apaan? Kenapa pria itu menuduhnya?

"Kamu menuduh saya?"

"Katakan saja jika iya!"

"Mas bumi, dengar! Sebelumnya saya selalu tiba di rumah sebelum sore. Dan baru kali ini juga Pak Luke mengantar saya."

"Kenapa kamu mau?"

"Karena tidak ada bus yang lewat, dan ponsel saya juga kehabisan daya."

Earth masih menatap Mix ragu.

"Jika tidak percaya, silahkan periksa." Mix meronggoh saku celana, kemudian ia menyerahkan ponsel nya pada Earth.

Earth mengecek ponsel itu, dan rupanya benar ponsel itu mati.

"Maafkan saya." Ucap Earth.

"Sudah tak apa-apa." Balas Mix ketika melihat Earth yang terlihat merasa bersalah.

"Saya tidak bermaksud menuduh kamu semesta. Saya hanya khawatir dan takut." Cicit Earth.

"Apa yang mas bumi takutkan?"

"Saya bisa melihat dengan jelas bahwa pria itu menyukai kamu Semesta. Dia akan selalu mengambil kesempatan untuk bisa dekat dengan kamu. Saya tak mau kamu memberinya peluang karena saya takut kehilangan kamu."

"Mas bumi meragukan saya?"

"Bukan seperti itu semesta. Saya mempercayai kamu, tapi saya tidak percaya pada pria itu. Dia akan melakukan berbagai macam cara untuk mengambil kamu."

"Mas bumi hanya perlu percaya pada saya saja. Setelah hari itu saya memutuskan untuk memberi hati saya pada kamu maka tak ada kesempatan untuk orang lain memiliki nya lagi. Saya hanya punya satu hati, dan itupun sudah kamu ambil."

Mix bisa melihat senyuman Earth yang kembali mengembang. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat senyuman khas itu. Jujur saja, Mix rindu.

"Terimakasih sudah meyakinkan saya Semesta."

"Ya, sekarang mas bumi tidak perlu mengkhawatirkan hal ini lagi. Percaya pada saya, saya tak tertarik pada orang lain karena yang saya tahu hanyalah cara mencintai mas bumi saja."

"Ahhh gemas sekali, kemari biarkan saya memeluk mu."

Mix menenggelamkan dirinya pada pelukan Earth. Inilah sesuatu yang paling Mix sukai. Selain hangat, pelukan Earth juga menenangkan untuknya.

Tolong vote nya ya, karena vote kalian adalah bentuk dukungan untuk saya🥰

Bumi dan Semestanya. (Earthmix)Onde histórias criam vida. Descubra agora