Setelah perjalanan 30 menit, mereka sampai di sebuah gerbang rumah seseorang. Entah kenapa Heeseung malah mengajaknya kesini. 

Aensoo menutup kembali pintu mobilnya dan menghampiri Heeseung yang sedang membuka gerbang tersebut.

Setelah terbuka, mata Aensoo membulat kagum melihat rumah itu. Rumahnya cantik. Berlantai 2, kelihatan kecil tapi juga tidak kelihatan besar sekali. 

Heeseung menggenggam tangan gadis itu, "bagus, ya?"

Aensoo mengangguk, "ini rumah milik siapa?"

"rumah kita"

Gadis itu menoleh kaget, "a- apa?! kamu bercanda, ya?!"

Heeseung tersenyum lalu mengajak Aensoo masuk ke dalam, "aku membuat rumah untuk kita berdua saja. Dari pada tinggal di apart yang sempit, bukannya lebih nyaman tinggal di rumah sendiri?" ucapnya dan masuk ke dalam setelah membuka pintu.

Aensoo takjub dengan bagian dalamnya, semua sudah di dekor. Dari ruang tengah, dapur, ruang tamu, dan juga ada tempat billiard. Benar-benar seperti rumah impian.

"wah.. kamu.. menyiapkan ini semua selama 6 bulan?" Aensoo berjalan ke setiap ruangan-ruangan itu.

"iya, aku bahkan menyiapkan pernikahan kita"

Gadis itu kembali kaget dan berbalik, "untuk soal pernikahan kamu pasti bercanda, kan?"

Heeseung tertawa lalu mendekat, dia melingkarkan tangannya di pinggang Aensoo, "kamu emangnya nggak mau menikah dengan ku?"

Aensoo memukul dada Heeseung sampai laki-laki itu mengaduh, "aku belum siap menikah, katakan padaku kalau itu bercanda"

"i- iya bercanda aja, kok. Aduh kamu galak banget" ujar Heeseung masih mengusap-usap dadanya. Pukulan Aensoo itu benar-benar sakit, dia harus lebih was-was lagi jika ingin membuat Aensoo kesal.

Aensoo kembali melihat-lihat sekitar sampai di lantai 2. Rupanya ada 2 kamar, yang satu sudah terisi dengan kasur king size dan ukurannya juga luas, satunya lagi belum diisi apapun.

"kamar ini untuk apa?" tanya Aensoo.

Heeseung mendekat dan melihat isinya, "ah, kamar ini. Masa kamu nggak kepikiran?" tanyanya. Gadis itu menggeleng. Heeseung mendengus kecil lalu berbisik di telinga Aensoo, "kamar ini untuk anak kita nanti"




Hyerin berterima kasih pada sang dokter lalu menghela nafas lega. Sunoo dan Jake sudah di pindahkan ke kamar setelah operasi kemarin. 

Sebenarnya kemarin Hyerin akan menginap di rumah sakit, tapi karena kakak sepupunya itu terus memaksanya untuk pulang, jadi dia tidur di apart. Dan yang menggantikan menunggu di rumah sakit ada Sunghoon dan Jay, sisanya pulang ke rumah masing-masing.

Hari ini Hyerin baru bisa menjenguk di malam hari karena harus kerja lebih dulu, dia sendirian. Sunghoon sedang pergi ke apart untuk mengambil beberapa pakaian karena dia akan menginap bersama Hyerin di rumah sakit.

Gadis itu masuk ke dalam ruangan dan menutup kembali pintunya. Dia berhenti sebentar melihat Jake yang terbaring di bangsal, masih belum tersadar. Hyerin agak marah pada Jake, tapi dia tidak bisa melampiaskannya. Siapa yang peduli? dia kemari untuk menjenguk Sunoo, bukan orang itu. 

Hyerin berjalan ke bangsal di sebelahnya, dimana tirainya tertutup setengah. Begitu dia membuka tirainya, dia melihat Sunoo terbaring di sana. Hatinya terasa perih sekali melihat pacarnya terluka parah.

Gadis itu menarik kursi lalu duduk di sebelah bangsal, rasanya seperti deja vu. Dia teringat masa lalu saat Sunoo juga kecelakaan. Waktu itu  yang mengurus Sunoo adalah Hyerin, dan sekarang yang akan merawatnya adalah Hyerin lagi, untuk kedua kalinya, masih dengan orang yang sama.

Hyerin yang masih emosional itu menatap wajah Sunoo, membayangkan bagaimana senangnya dia jika Sunoo terbangun.

Namun baru saja di katakan dalam batin, tidak lama pun mata laki-laki itu terbuka, kepalanya perlahan menoleh dengan tatapan lesu. Hyerin rasanya senang, tapi tidak bisa di tunjukan. Dia belum di beri tau Sunghoon kalau Sunoo sudah sadar, perasaannya cambur aduk sekali. Matanya berkaca-kaca tanpa diketahui apa sebabnya.

"..kakak.. kenapa nangis?.." tanya Sunoo.

Hyerin mencoba tersenyum, tapi ternyata gagal. Air matanya malah jatuh tepat saat dia menunduk, tangannya meremas selimut bangsal dengan erat, "Tuhan.. rasanya perih sekali melihatnya seperti ini ditambah ingatan kemarin" batin gadis itu.

Tangannya tiba-tiba di selimuti kehangatan, kepalan itu melonggar dan di isi dengan genggaman.

"..kak.. aku nggak apa-apa.. loh.." ujar Sunoo lagi sambil menggerakan tangan kekasihnya.

Hyerin menghapus air matanya dan menatap pacarnya itu dengan senyum pahit, "kamu nggak apa-apa.. tapi hati ku nggak lagi 'nggak apa-apa' "

Sunoo mendengus kecil, tangannya menyentuh pipi gadis itu dan mengusap air matanya, "..dulu kakak bawel banget waktu aku baru sadar.. tapi sekarang malah cengeng.." ucapnya lalu menarik lengan gadis itu.

Hyerin yang bingung itu berhenti sebentar, "kamu mau apa?.."

"disini.. tidur dengan ku.." ujar Sunoo sambil menepuk-nepuk bangsalnya.

Hyerin tersenyum tipis lalu menuruti kemauan laki-laki itu. Karena bangsalnya sedikit luas, jadi mereka bisa tidur berdua dengan pas disana.

Namun, karena Sunoo tidak bisa memeluk Hyerin, akhirnya mereka hanya berpegangan tangan. Hyerin menghadap ke Sunoo, sedangkan Sunoo hanya bisa menolehkan kepala. Dua mata itu bertemu dengan jarak yang dekat.

Sunoo tersenyum, "kakak manis banget"

"..Sunoo, kamu ini masih sempat gombal"

"memangnya.. aku nggak boleh gombalin kakak?"

Hyerin tertawa kecil, dia melepaskan genggamannya untuk mengusap- usap rambut Sunoo, "istirahatlah.. istirahatkan rasa sakitmu pada ku"

Sunoo memejamkan matanya, dia suka setiap kali Hyerin melakukan hal seperti ini. Tidur bersebelahan, kepalanya di usap, tapi kurang spesial karena tidak ada pelukan. Namun tak apa, setidaknya mereka bersama-

"kalian lupa kalau ada aku, ya? bisa-bisanya pacaran saat aku udah sadar"

Mata Hyerin membulat hebat. Mata Sunoo juga langsung terbuka, tapi tidak seterkejut Hyerin.

"k- kenapa kamu nggak bilang Jake juga udah sadar?" bisik Hyerin.

Sunoo tertawa canggung dan memalingkan pandangannya.

"Go Hyerin, kamu rupanya cengeng banget, ya"

Gadis itu duduk di bangsal, "Jake Kim, kalau aja kamu nggak kecelakaan mungkin tulang tangan mu udah aku yang patahkan"




To be continued...

Triple update nih! sisa 2 chapt lagi KIP complete!
aku peringatkan lagi untuk jangan berekspektasi tinggi-tinggi soal hubungan-hubungan yang ada di cerita KIP S2 ini ;)

next cerita 'Keep it' mau pemerannya siapa, nih? aku sempet tanya di papan pengumuman dan dapat 2 pilihan. 

Kalian mau pemerannya Jake atau Jay?


See you on the next chapter!

Keep it PRIVATE [✓]Where stories live. Discover now