[2] Bagian 25

1K 134 7
                                    

Aensoo membeku, tidak di sangka Heeseung akan kembali ke Korea tanpa mengabari, "k- kamu.. kapan datangnya?"

Heeseung berdiri lalu mendekati kekasihnya itu, "sekitar 40 menit yang lalu. Kamu sendiri, dari mana? kenapa nggak pakai jaket? apa nggak dingin?"

Aensoo menatap pakaiannya sebentar, "j- jaket ku ketinggalan, ehm... kamu udah makan? biar aku masak untuk mu" ucapnya dan segera pergi ke dapur.

Heeseung menatap gadis itu pergi lalu mengikutinya dari belakang. Sejujurnya dia tidak marah, dia tau Aensoo pasti habis dari club atau bar. Namun, gadis itu malah terlihat panik membuat kecurigaan muncul di kepala Heeseung.

Aensoo membuka kulkas, mencari bahan-bahan masak. Dia benar-benar bingung harus bicara apa pada Heeseung dan malah bertingkah seperti tidak biasanya.





Grep!

Dup!





Gadis itu kaget, Heeseung melingkarkan tangannya di pinggang Aensoo lalu menutup kulkasnya, "aku udah makan, kenapa kamu terus menghindar?" tanyanya.

Aensoo menelan air liurnya, dia jadi menciut karena Heeseung telah mendominasinya, "s- siapa bilang? aku nggak menghindar, tuh" ucapnya lalu berbalik.

Heeseung memberikan sebuah senyuman kecil. Aensoo benar-benar lupa bahwa Heeseung adalah pacarnya, senyuman itu mengingatkan kesadarannya bahwa Heeseung adalah miliknya. Laki-laki itu sudah tampan, tinggi, kaya, juga pintar. Aensoo tidak boleh melepaskannya begitu saja.

Gadis itu memalingkan pandangannya, "kenapa kamu terus menatapku tanpa berbicara?"

Heeseung masih mencoba menatap wajah kekasihnya itu, "karena kamu cantik" ucapnya membuat Aensoo menoleh, "udah hampir 3 minggu aku nggak lihat wajahmu se-lama ini karena aku terlalu sibuk. Kamu cantik, atau.. lebih cantik jika bermain di malam hari bersama ku di kamar"





Plak!!





Aensoo memukul lengan laki-laki itu, wajahnya merah. Dia pergi ke kamar tidur untuk ganti baju, Heeseung tertawa dan mengikuti dari belakang.

Gadis itu pergi mandi, sedangkan Heeseung menunggu sambil menatap ponselnya di ranjang. Dia sangat rindu pada Aensoo, apa lagi tidur berdua. Sebelumnya, saat dia selalu sibuk, rasa tidur berdua dengan Aensoo itu biasa saja. 

Tapi sekarang, rasanya seperti hal baru dan Heeseung sudah tidak sabar memeluk gadis itu sambil tidur.

Aensoo membuka lemari pakaiannya dan mengambil 1 gaun tidur yang tembus pandang. dia melirik Heeseung yang sibuk dengan ponsel nya di atas ranjang, Aensoo mempunyai pikiran jail untuk menggoda laki-laki itu.






Grep!

Dukh!



Heeseung di kagetkan karena ponselnya tiba-tiba di rebut, Aensoo ada di atasnya dengan gaun tidur yang seksi dan tembus pandang. Gila, apa lagi yang di mau gadis ini? 

"malam ini nggak ada ponsel yang mengganggu" ujar gadis itu lalu menaruh ponsel Heeseung di atas meja yang tepatnya di sebelah ranjang.

"Aensoo, kalau kamu begini, nanti aku bisa memangsa mu, loh" ucap Heeseung.

Gadis itu tersenyum lalu mengangkat tangannya yang sedang membawa tali hitam panjang, "kan memang tujuannya begitu" balasnya lalu mendekatkan wajah ke telinga laki-laki itu, "tuan muda lelah, kan? setelah business trip pasti rasanya sangat melelahkan" bisiknya.

Tangan Aensoo mulai membuka kancing kemeja Heeseung satu persatu, setelah sudah terbuka, tangan itu naik lagi ke leher Heeseung.

"mau seberapa kuat aku mencekik mu?" tanya gadis itu.

Keep it PRIVATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang