27. Rela untuk pergi

8 1 4
                                    

"Aku minta kamu buat pulang ke rumah tapi kenapa kamu malah pulang ke tuhan?"
-Rosa-

.
.
.


Kalau mau lanjut baca sekalian puter lagu Rela- Shanna Shannon. Biar nge-feel baca nya hehe 😊

••••

"Eh Ravi masuk rumah sakit?" tanya Bio begitu sampai di cafe tempat mereka menongkrong. Ketiga nya sama-sama membelalak mendengar berita dari Bio.

"Hah?" kompak mereka melongo.

Bio menatap mereka malas lalu duduk di kursi kosong dihadapan Jiwa. "Percuma gue nanya ke kalian!"

"Lo tau dari mana?" tanya Jiwa.

"Ini di instastory nya Rosa, dia lagi dirumah sakit terus ngetag Ravi katanya cepet sembuh."

"Dia sakit apa?" gumam Hendra tampak berfikir.

"Apapun penyakit nya kita doain aja supaya sembuh." ucap Jiwa tersenyum tipis mereka mengangguk.

"Oh iya makan yuk laper gue!" ujar Bio merengek sambil mengusap perut nya.

"Makan sendiri," sahut Hendra ketus.

Bio mencebik bibir lalu merebut minuman Hendra yang membuat nya melotot tajam.

"Heh apa-apaan lo sana pesen sendiri!!" gertak Hendra merebut paksa minuman itu dari Bio.

Bio mengerucut bibir kesal. "Ngeselin lo!"

"Bodo!"

"Btw males banget gue hari ini huaaa mana bentar lagi ujian tengah semester lagi!!" keluh Ojun menyenderkan badan nya di kursi dengan raut wajah yang terlihat badmood.

"Kenapa sama hari ini?" tanya Jiwa peka terhadap sesuatu.

Ojun melirik Jiwa sebentar lalu menegapkan badan nya lagi seraya berdecak. Jiwa mengernyit heran tak biasa Ojun seperti itu bahkan Hendra menatap nya bingung sedangkan Bio pergi memesan minuman.

"Cewek kalau bilang udah move on itu bullshit banget ya," ucap Ojun tiba-tiba.

"Move on itu gak ada yang berhasil dilakukan dari delapan puluh persen manusia apalagi orang yang ngebuat kenangan indah!" ucap Hendra yang dapat reaksi mengejutkan dari mereka.

Hendra tak biasa nya mengeluarkan kalimat bijak, bukan Hendra banget. Tapi benar kata Hendra, manusia itu tidak mudah untuk melupakan seseorang yang kita suka. Terlebih orang yang sudah memberi banyak kenangan.

"Tumben Ndra!" celetuk Bio cekikan mendengar kalimat yang dilontarkan Hendra tadi.

"Kenapa gak seneng?!" sarkas Hendra membusungkan dada.

"Ngga, cuma aneh aja!"

"Tentang Una ya?" tebak Jiwa namun tak mendapat respon dari Ojun. Ia terlalu malu untuk mengungkapkan bila dia cemburu terlebih status nya dengan Una hanya sebatas teman.

"Cemburu itu wajar kalau cewek yang kita suka deket sama cowok lain apalagi cowok nya itu mantan—"

"Terus lebih naas nya kita cemburu yang bukan siapa-siapa nya!" sela Bio, bercanda.

Ojun tertawa miris, benar juga. Dia tak ada hak bukan.

Hendra yang gemas menoyor kepala Bio sebab perkataan nya mematahkan hati sahabatnya itu. Bio benar-benar teman gak ada akhlak.

"Jangan gitu lah kita sahabat nya support dia! Dia juga pengen punya hubungan lebih tapi apa Una bakal terima dia, di tolak itu hal yang lebih menyakitkan dibanding gak disukain balik." ucap Hendra.

Jiwa Senada | Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang