Pantas saja Mama terkejut setengah mati tadi. Seluruh permukaan leher bagian depanku terdapat bercak-bercak merah yang abstrak. Bukan daerah leher saja tetapi sampai bagian dada atasku.

Ini gawat ! Kamarku banyak serangga. Kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali digigit serangga sih!?
Tapi kenapa Mama mengaitkan bercak merah ini dengan Sean? Uhh aku tak mengerti.

Cepat-cepat aku mengambil semprotan serangga yang berada dibawah tempat tidurku dan menyemprot cairan itu ke segala penjuru kamar. Bau cairan anti serangga itu sampai membuatku batuk-batuk. Padahal katanya merk ini bagus. Bagaimana sih??

Setelah itu aku menaruh semprotan itu ketempatnya semula dan pergi mandi. Hari ini aku menggunakan jeans berwarna hitam dan kemeja coklat berbahan dasar siffon. Simpel. Aku tidak mau kuliah menggunakan baju yang terlalu ribet.

"Ma.." panggilku saat sudah dimeja makan. Mama masih menggunakan celemeknya.
Beliau menaruh nasi goreng itu diatas piring dan memberinya padaku.

"Loh mana syalnya? Kamu gak mau nutupin leher kamu?" tanya Mamaku tiba-tiba.

"Untuk apa, Ma?" tanyaku acuh sambil terus menyantap sarapan pagi buatan Mama barusan. Hemmm. Enak..

"Kamu ini.." Mama hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melepas celemek ditubuhnya dan duduk didepanku.

Setelah 10 menit berlalu, aku pun telah menyelesaikan sarapanku. Mama belum, dia makan sambil memainkan gadgetnya. Seperti anak muda kan?

Aku melirik, dia lagi whatsapp-an sama Papa. Pantas saja.

"Ma, bilang sama Papa, pulang nya cepetan." kataku.

"Emmm." Mama mengangguk.

"Ma, aku pergi dulu."

"Kok kamu perginya gak bareng Sean sih?" tanya Mama mendongakkan wajahnya. Aku mengambil tasku dan siap untuk memasang sepatu kets-ku.

"Aku gak pacaran dengannya, Ma! Sudah ah dada.. Muah!"

Setelah aku mencium kedua pipi Mamku, aku pun keluar dari rumah. Seperti biasa aku berjalan kaki menuju kampus. Mengingat jarak rumahku tidak jauh, lebih baik aku berjalan saja, bisa dibilang juga ini sejenis olahraga pagi.

TIN TIN!!

Bunyi klakson mobil mengejutkanku dari belakang. Siapa sih? Menganggu saja!

"TIKAA!" teriak suara wanita yang sangat aku kenal. Annie.. Ya sedikit terkejut sih melihat Annie pergi kekampus bersama Sean.

"Ahhh kalian.. Ada apa, Ann?" tanyaku datar tanpa beranjak dari tempatku berdiri. Aku hanya menoleh. Lagipula aku tidak mau melihat wajah Sean untuk saat ini. Dasar muka dua! Semalam denganku, sekarang dengan Annie.

"Ayo ikut kami, kau mau kekampus kan?"

"Tidak usah, aku sudah lama tidak jalan kaki. Kalian duluan saja."

Tanpa menunggu Annie membalas, aku terus berjalan menuju kampus. Tak beberapa lama mobil itu menyusulku.

"Ya sudah, Bye Tika.. Sampai bertemu dikampus!!" sahut Annie sambil melambaikan tangannya riang.

Fyuhhh.. Akhirnya mereka pergi. Aneh sendiri, kenapa Sean bisa nurut seperti ini sama Annie? Aku doakan kalian berjodoh dan cepat menikah. Lalu punya anak. Dan Sean tidak akan menganggu hidupku lagi. Semoga saja. Siapa yang tahu rencana Tuhan? No body knows.

Sesampainya dikampus, aku ingin menyapa Roby dulu. Aku melihat pria arab itu sedang membaca buku di salah satu koridor kampus. Akhirnya bisa meluangkan waktu bersama pria yang kusayangi ini.

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now