Part 36. Gone Now

Zacznij od początku
                                    

Diikuti oleh keempat bersaudara itu di sana dan meninggalkan Nenek Arshia yang terdiam saja di sana itu sekarang. Dengan air mata membasahi wajahnya dan rasa penyesalan di dalam hatinya.

***

Ashmita mengerutkan dahinya dalam-dalam di sana. Rasa pusing memenuhi setiap bagian pikiran, dahi dan kepalanya dari depan hingga belakang. Dia bahkan mulai mengangkat telapak tangan kanannya dan mulai menekan-nekan dahinya yang terasa sakit. Kedua matanya mulai terbuka secara perlahan dan mulai menyadari bahwa saat ini dia sedang berada di sebuah tempat yang asing. Seketika saja Ashmita mendudukan dirinya sambil menatap ke sekelilingnya dengan kebingungan. Ashmita menyadari bahwa dia saat ini sedang berada di sebuah kamar yang sangatlah dia yakini bukan salah satu kamar dari kamar yang ada di dalam mansion Maholtra itu.

"Kamu sudah sadar???" tanya Varun yang secara tiba-tiba saja muncul di depannya itu.

"Astaga. Kau mengagetkanku saja..." Ashmita bergumam sambil mengelus dadanya secara perlahan.

Varun tidak menjawab dan mulai mendekat ke arah Ashmita sambil memberikan sebuah gelas berisi air di sana itu. Ashmita menerimanya dengan perasan yang ragu, tapi tetap saja dia menerimanya dan menatap isi air yang ada di dalam gelas itu sekarang. Varun yang melihat itu seketika saja menghela napasnya dengan perlahan. "Tenang saja, aku tidak mencampurkan apa pun di dalamnya. Aku juga sudah mengobati luka-lukamu, hanya saja aku tidak menggantikan pakaianmu yang kotor ini." gumamnya memberitahu. Dan setelah itulah baru Ashmita meminum air itu secara perlahan. Setelahnya dia memberikan kembali gelas itu kepada Varun.

Ashmita kembali memperhatikan sekeliling mereka. "Varun, dimana kita sekarang?" tanya Ashmita dengan penasaran.

"Aku... Aku membawamu jauh dari mansion Maholtra."

Ashmita seketika saja langsung menatap lurus ke arah Varun yang terlihat sedikit melamun seketika saja di sana itu. "Apakah ini atas perintah Nenekmu? Apakah ini termasuk rencana balas dendam kalian lagi?" tanya Ashmita mencari tahu.

Varun mengangkat kepalanya perlahan dan tersadar dari lamunan singkatnya itu. Lalu menggelengkan kepalanya secara perlahan. "Tidak. Ini tidak termasuk rencana. Sebelumnya Nenek memang memintaku membawamu pergi untuk..."

"Untuk apa??"

"Untuk bisa menghabisimu." Ashmita terkejut akan hal itu. "Tapi aku berbohong dengan mengatakan bahwa aku menyanggupi untuk melakukannya. Karena pada dasarnya aku tidak akan pernah melakukan semua itu, terlebih lagi kepadamu, Ashmita."

"Tapi kenapa?? Apa alasanmu dengan selalu saja berusaha untuk melindungiku, Varun? Bahkan mengkhianati kepercayaan Nenekmu?" Ashmita semakin dibuat kebingungan dengan sikap Varun yang pada dasarnya kaku dan dingin pada saat berbicara itu.

"Karena aku memang ingin untuk selalu bisa melindungimu, Ashmita. Karena aku... Jatuh cinta padamu sejak pertama kali kita bertemu."

Varun dan Ashmita seketika saja saling bertatapan. Ashmita sendiri sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Varun itu. "Kamu jatuh cinta padaku sejak pertama kali bertemu? Apakah itu hari dimana kalian datang dengan membawa lamaran untukku?" Ashmita bertanya sambil mengingat-ingat kembali pertemuan mereka.

Tapi Varun menggelengkan kepalanya. "Aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya saat kamu sedang ada di pekan raya." jawab Varun yang seketika saja membuat Ashmita terkejut.

"Pekan raya? Tapi aku tidak..." ucapan Ashmita terhenti saat kilasan di dalam pikirannya mengingat kembali saat di mana ada seorang pria yang dengan lancangnya menyentuh rambutnya yang beterbangan waktu itu.

Varun tersenyum kecil di sana. "Kita juga bertemu saat kamu sudah sampai di rumah dan aku berdiri tepat di bagian bawah lampu jalan."

Ashmita lagi-lagi hanya terdiam dan kilasan ingatan pikirannya kembali muncul. Yang mana saat itu dia merasa sangat takut ketika melihat sosok bayangan hitam seorang pria yang menyeringai tepat di bawah lampu jalan. Ashmita semakin menatap terkejut dan tidak habis pikir ke arah Varun.

"Selain itu juga, aku bertemu denganmu saat kamu baru saja selesai membeli bumbu. Dan terakhir aku mengikutimu memanjat pohon."

"Lalu kenapa kamu selalu mengikutiku? Apakah kamu tidak tahu jika apa yang kamu lakukan waktu itu benar-benar membuatku takut?!!" tanya Ashmita dengan nada suaranya yang terdengar keras itu.

"Aku tahu.. Hanya saja aku sama sekali tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatakan semua hal itu kepadamu, Ashmita. Aku terikat pada sumpah saat itu. Nenek adalah sosok yang paling menyayangiku setelah ayah dan ibuku meninggal. Itulah kenapa, aku selalu menghormatinya."

Varun menjeda ucapannya. "Hari dimana aku tahu bahwa kamulah gadis yang menjadi sasaran balas dendam Nenekku, aku merasa hancur karena tidak bisa berbuat apa pun untuk mencegah hal itu terjadi. Jadi, aku hanya mengikuti alurnya, itulah kenapa aku sebisa mungkin menjagamu dengan caraku. Aku tidak ingin Nenek merasa curiga dan semakin berusaha menyakitimu."

Ashmita terdiam. "Sejak awal, entah kenapa aku merasa lebih mempercayai kamu dibandingkan keempat saudaramu yang lainnya. Tapi katakan dimana kita sekarang kalau begitu?"

"Aku membawamu ke rumah yang ku beli sendiri. Daerah ini sangat jauh dari mansion Maholtra. Tidak ada satu pun orang dari keluargaku yang tahu jika aku sudah membeli rumah sendiri. Aku membelinya pada saat aku menyadari bahwa aku sudah jatuh cinta kepadamu, aku dengan cepat membeli rumah ini, dan aku berharap jika suatu hari nanti bisa hidup berdua bersama denganmu di sini."

Ashmita seketika saja tersenyum. Dia merasa bahagia. Dia kini juga tahu alasan kenapa jantungnya sering sekali berdebar-debar keras saat bersama dengan Varun, itu dikarenakan dia juga mulai mencintai Varun. Secara perlahan. "Varun, sebenarnya, aku juga mulai mencintaimu sejak kamu mulai melindungiku." gumam Ashmita di sana.

Varun sendiri membulatkan kedua matanya karena tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ashmita di sana. "Benarkah? Kamu juga mencintaiku?"

Ashmita mengangguk dan saat itulah seketika saja Varun memeluk erat tubuh Ashmita dan Ashmita pun membalas pelukan itu. Tak lama mereka saling melepaskan pelukan. Mereka berdua saling menatap dengan rasa haru. "Tapi, Ashmita... Masih ada banyak hal yang perlu kamu selesaikan." ucap Varun memberitahu.

"Apa??"

"Akan ku jelaskan nanti. Tapi sekarang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Dan akan membantu untuk bisa menjelaskan dan menyelesaikan semua masalah yang sudah terjadi ini..."

Black Heart ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz