6.Idola

607 103 14
                                    

PENCET BINTANG DAN KOMEN DULU SEBELUM MEMBACA!!!

Sudah?

Terima kasih🙃

xxxSelamat membaca

  Dan disinilah Reva...Di ruang tamu keluarga Swander dengan Lingga yang berada di sebrang nya yang, tengah mengoceh rumus-rumus yang membuat otak  Reva  menangis badai. Sungguh semua ocehan Lingga hanya terasa angin lalu bagi Reva.

Orang rumah pun tak ada, hanya ada mereka dan pembantu disini, Rangga yang pergi bermain dan kedua orang tua Lingga yang tengah menghadiri acara bisnis.

"Linggis, makan yuk. Gue laper nih," ujar Reva dengan sedih seraya mengelus perut nya yang keroncongan.

Lingga menatap buku-buku lalu menatap Reva, "Sebentar saja, lalu lanjut belajar lagi."
Reva mengangguk mengiyakan dengan semangat 45.

Mereka lalu berjalan kearah dapur. Reva bingung melihat Lingga yang tengah memakai apron.

"Lo mau ngapain?" Tanya Reva.

"Masak." Jawab nya singkat.

"Sini gue bantu," ujar Reva seraya memakai apron.

Alis Lingga menaik satu, "Emang Lo bisa masak?" Lingga menatap remeh Reva.

Reva hanya menangapi nya dengan senyum paksa, "Jangan ngeremehin gue."

Cukup lama mereka berkutat di dapur. Lingga yang sudah selesai lebih dulu menoleh kearah Reva.

Disana terlihat sebuah mangkok berukuran besar, berisi nasi berwarna kuning kegelapan?

Makanan Reva terlihat sangat aneh di mata Lingga. Reva yang menyadari tatapan Lingga, menatap Lingga tajam.

"Jangan liat dari cover nya, padahal belum tahu rasa nya!" Ketus Reva mengangkat mangkok itu menuju meja makan.

Mereka duduk dengan jarak yang saling berjauhan, ah lebih tepat nya Reva yang tak ingin dekat-dekat dengan Lingga.

"Coba noh, rasain! Kalo lo bilang enak, gue bacok lo," ucap Reva menodong Lingga dengan sebuah garpu.

Lingga diam-diam merengut kesal, lalu menyedokan makanan buatan Reva ke piringnya, namun Reva menyegahnya.

"Kenapa?" Tanya Lingga bingung.

Reva menyedokkan nasi ke piring nya, lalu menyingkirkan piring milik Lingga dan menaruh mangkok kembali di hadapan Lingga.

Lingga menatap ngeri nasi berbentuk aneh di depan nya, "Lo yakin, gue harus makan sebanyak ini?" Tanya Lingga tak percaya dan mendapat anggukan semangat dari Reva.

Reva menunjuk kearah bawah, lebih tepat nya ke celana yang Lingga gunakan, "Batang aja yang besar, tapi makan banyak kgk mau," cibir Reva frontal.

Mata Lingga membulat, sontak ia langsung menutupi aset berharga nya. Wajah nya memerah malu.

Reva tertawa lepas saat melihat Lingga yang terlihat sangat malu. Reva menepuk pundak Lingga pelan.

"Makan yang banyak, biar kuat di malam pertama ama si ja—Fanesa," ujar Reva tertawa ngakak, saat melihat Lingga menatap nya kesal.

"Woi gue juga mau makan dong!" Ucap Rangga tiba-tiba datang, seperti biasa dengan senyum cerah nya.

"Tuh sono ambil sendiri," balas Reva menunjuk mangkok di hadapan Lingga dengan dagu nya.

Rangga menatap aneh nasi di dalam mangkok, baru saja ia ingin berkomentar, "Ini ap—"

"Jangan banyak ngomong! Tinggal makan aje apa susah sih!" Ketus Reva dengan wajah masam.

Time Travel (Reva) ||| Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang