3.Camer!!

783 104 2
                                    

JANGAN LUPA PENCET VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA!!

TERIMA KASIH UNTUK YG SDH VOTE☺

×××Selamat membaca

  Reva memandang sinis Daddy Vana yang kini adalah Daddy nya juga.

"Saya ingin membatalkan pertunangan ini!" ucap Reva tetap kekeuh pada pendiriannya.

Erlangga memandang tajam Reva, "Kau tak bisa memutuskan nya secara sepihak! Lagi pula bukan kah kau senang dengan pertunangan ini!"

Reva berdecih sinis, "Itu dulu, tapi sekarang tidak!"

"Kau tetap tidak bisa membatalkan nya, karena pertunangan ini adalah wasiat kakek mu!" balas Erlangga tak mau kalah.

Rahel mengelus lengan suaminya, supaya amarah nya tak meledak di depan sang putri.

"Bersiaplah, malam ini kita akan berkunjung ke kediaman Swander," titah Erlangga dengan nada dingin dan netra nya menatap tajam Reva.

Tangan Reva mengepal kuat, ia berusaha menahan emosinya. Reva bangkit hendak ke kamar, tapi sebelum itu, ia berbalik memandang Erlangga penuh luka.

"Anda adalah ayah terburuk! Yang pernah saya temui!" ujar Reva tajam, lalu berlalu menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

Erlangga tertegun mendengar ucapan Reva, yang entah kenapa membuatnya merasa tersinggung.
Begitupun dengan Rahel yang, hanya menatap sedih keadaan keluarga nya.

×××

  Malam pun tiba. Reva sudah bersiap dengan dress berwarna biru yang dihiasi beberapa mutiara, terlihat sangat elegan dipadukan dengan helss berwarna putih.

Untuk riasan ia sama sekali tak memakai nya, karena yaa tidak mengerti cara menggunakan nya.. Lagian tanpa memakai make up pun wajah nya sudah sangat cantik.

Reva menuruni tangga, ia melihat semua orang sudah berkumpul di bawah, kecuali Theo dan Raka yang memang sedang ada urusan.

Setelah tiba dilantai bawah, tanpa mengatakan sepatah katapun, Erlangga langsung berjalan keluar di ikuti yang lain.

   Kini mereka sudah tiba di kediaman Swander. Reva turun dari mobil dengan ogah-ogahan, wajah nya secara terang-terangan menampakan raut tak suka.

Rahel yang melihat putrinya seperti itu langsung mengandeng nya dengan lembut. Reva tersenyum kecil, ia menghela nafas kasar lalu tersenyum simpul.

Mereka langsung melangkah kearah nyonya Swander yang sudah menunggu dengan gaya anggun nya.

"Elisa," panggil Rahel dengan semangat , memeluk sahabat kecil nya itu. Lalu mereka bercakap-cakap kecil.

Reva mendengus kesal. Masa iya Reva harus menunggu basa-basi emak-emak yang lama nya nauzubila.

"Ekhem... tante bisakan kita masuk, kaki saya terasa pegal," keluh Reva dan langsung dapat tatapan peringatan dari Erlangga, namun Reva hanya mengacuhkan nya.

Elisa Rayana Swander, ibu dari Lingga dan nyonya keluarga Swander, sahabat kecil Rahel. Kepribadian nya yang sangat lembut hingga membuat banyak orang merasa nyaman berada disamping nya.

Elisa menepuk kening nya, merutuki kecerobohan nya, "Astaga! Ayo masuk, pasti kalian lelah,karena perjalanan jauh." Elisa langsung menuntun mereka masuk ke dalam kediaman nya.

Di dalam. Reva dapat melihat betapa mewah nya kediaman Swander. Sangat berbeda dengan zaman nya yang lebih memilih memakai robot/barang elektronik sebagai hiasan.

Disana ruang tamu terlihat dua orang pria. Yang satu Lingga tapi yang satu entahlah mungkin ayah Lingga, maybe..

"AYAH CALON BESAN SAMA MANTU KITA UDAH DATANG!!" Pekik Elisa memeluk sang suami erat.

Time Travel (Reva) ||| Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang