SINGLE MOTHER || Chapter.23

8.4K 938 63
                                    

Happy reading

🍁🍁🍁

Beberapa hari kemudian di kediaman Maruli..

Reza sudah berada dirumah ayahnya dengan ditemani oleh sang ibu, sebenarnya Indah tak mau ikut kesini karena merasa tak enak hati dengan , tapi siapa sangka jika Ema yang sekarang menjadi istri dari mantan suaminya itu malah menyambut kedatangannya dengan begitu hangat—bahkan Ema langsung mengajak Indah membuat banyak sekali masakan bahkan Ema menganggap Indah seperti kakaknya sendiri.

Selama ini memang hubungan mereka baik-baik saja, hanya terkadang Indah yang merasa canggung jika berada ditengah-tengah mereka, sama seperti halnya ketika di pernikahan Resna dan Rangga saat itu, Ema pun memperlakukan Indah dengan sebaik mungkin.

“Jadi kek mana maumu?” tanya Maruli pada Reza.

Reza mendongak, menatap mata ayahnya yang selalu tegas namun tetap tak meninggalkan kesan lembut disana. “Reza mau ngelamar Anggita bah.” Sahutnya yakin.

Maruli mengangguk berusaha menahan senyum sebisanya—tak menampik jika dia sangat bahagia mendengar putra sulungnya sudah berhasil membuka hati untuk wanita lain dan tak lagi terjebak dengan cinta terlarang nya pada sang adik.

“Serius kau ngga bercanda?” tatapan Maruli penuh selidik pada Reza.

“Ya serius lah emang Abah kira Reza bercanda?!” Reza menyahut setengah kesal, ayahnya seperti tak pernah mempercayai apa yang akan ia lakukan apalagi yang satu ini.

Maruli berdecak keras. “Ya ngga kek gitu, maksudku serius kau cinta sama betina ini—ngga kau jadikan pelarian lagi kek dulu-dulu?” Maruli harus berjaga-jaga agar si sipit ini tak lagi membuat ulah seperti yang sudah-sudah—mengatakan akan menikah tapi ternyata hanya kedok saja agar dia tetap bisa dekat dengan Resna.

“Astaga Abah ngga!” Reza nampak frustasi menghadapi kecurigaan ayahnya yang kian membuatnya kesal, tak bisakah sekali saja beliau mempercayai apa yang akan ia lakukan.

Maruli melempar Reza dengan mobilan kecil milik Rega yang tertinggal diatas meja hingga mengenai bagian lengan. “Ya ngga usah sewot kek gitu lah kau, kan aku cuma jaga-jaga aja. Ngga mau lagi ya aku ketipu sama ulahmu!” tak hanya sekali dua kali tapi sering kali Reza melakukan hal seperti ini hingga Maruli seperti ingin menyerah saja menghadapi tingkah putra sulungnya.

Reza menarik nafas panjang berusaha menekan emosinya dalam-dalam agar tak meluap pada ayahnya yang selalu saja tak yakin dengan dirinya. “Abah.. tolong percaya sama Reza, kali ini Reza serius mau ngelamar Anggita dan nikah sama dia—Reza cinta sama Anggota dan anaknya, kali ini Reza ngga main-main dan dia bukan pelarian sementara tapi perjalanan terakhir Reza.” Ucapnya yakin dan penuh tekad, dia berani bersumpah jika kali ini pilihannya adalah yang paling tepat. Anggita adalah perjalanan terakhir hidupnya, tak ada lagi pelarian yang ada hanya rumah-tempatnya harus pulang dan menetap.

Beberapa detik setelahnya Maruli merasa lega seperti sebagian beban dalam pundaknya terangkat dan terbawa oleh hembusan angin, dia tak pernah merasa selega ini sebelumnya—putranya yang selama ini sengaja membuat hatinya mati karena cintanya pada sang adik yang harus ia buang jauh-jauh akhirnya kembali membuatnya hidup setelah bertemu dengan wanita satu anak yang tak lain adalah teman dari adiknya sendiri.

Astaga Maruli bingung harus seperti apa mengekspresikan kebahagiaan nya hari ini, rasanya dia ingin menangis karena terlalu bahagia dengan keinginan anaknya.

Maruli berdehem beberapa kali, menetralkan suaranya yang mendadak serak. "Kali ini aku percaya, kapan kita mau kerumah Anggita-tapi ngga bisanya kita asal main lamar, harus ijin dulu aku sama orang tuanya dan nentuin hari." Bukankah semua ini harus di bicarakan dan di pikirkan secara matang agar semuanya sempurna.

SINGLE MOTHERWhere stories live. Discover now