SINGLE MOTHER || Chapter.20

10K 1.1K 164
                                    

Happy reading ❤️

🍁🍁🍁

Hampir lima belas menit lamanya Anggita duduk di depan meja bartender dengan ditemani satu cup ice coffee yang Kenzo sajikan untuknya, dia berada disini bukan tanpa alasan, dia sedang menunggu seseorang yang sangat ingin ia cekik hingga mati, siapa lagi jika bukan sahabat sehidup sematinya, Dirga. Pria yang sudah sejak beberapa hari lalu selalu menghindar jika akan diajak bertemu, tetapi tidak untuk kali ini, Anggita berhasil membuat Dirga mau menemui nya dengan dalih ingin dibelikan tas baru di butik, dan sudah pasti pria itu akan langsung mengabulkan dan kebetulan sekali Dirga menyuruhnya untuk menunggu di cafe milik Kenzo.

Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, yang ditunggu sejak tadi sudah menampakkan diri. Sedang berjalan tergesa-gesa dari pintu masuk kearahnya dengan raut wajah panik, Anggita tahu betul pasti pria itu khawatir akan mendapat amukan darinya karena datang terlambat.

Dirga memang akan mendapat amukan, bukan karena terlambat, tetapi karena hal lain yang lebih penting dari apapun itu.

"Kenapa lo bilang sama Reza kalo gue ditempat lo?" todong Anggita tanpa basa-basi ketika Dirga baru saja duduk di bangku sebelahnya, masih dengan nafas tersengal-sengal dan raut lelah yang melekat di wajah tegasnya.

Dirga melirik tak percaya. "Kasih gue nafas bentar kek, capek gue dari resto langsung kesini demi lo!" protes Dirga tak terima, dia baru saja tiba tetapi langsung dimaki-maki oleh wanita berbaju merah didepannya. Tak tahukah jika ia teramat lelah setelah seharian bekerja.

"Nggak perduli gue, jawab gue dulu kenapa lo ngasih tau Reza-" Anggita masih bersikeras, berusaha mendapat jawaban yang dia inginkan dari Dirga.

"Kenapa jadi gini sih, tadi kan lo bilang minta beli tas, ayok pergi?!" Dirga bangun dari duduknya, menarik pergelangan tangan Anggita dan mengajaknya keluar lalu pergi menuju tempat yang sudah mereka rencanakan sebelumnya yaitu sebuah butik tak jauh dari cafe milik Kenzo untuk membeli sebuah tas seperti yang Anggita inginkan saat ia merengek semalam.

"Nggak ada acara beli tas, batal! Duduk lo!" perintah Anggita keras, melepas cekalan tangan Dirga di pergelangan nya. Beruntung kondisi cafe tak begitu ramai karena ini hari Selasa dan masih terbilang sore untuk orang-orang datang kesini.

Sedangkan Kenzo dan beberapa pegawainya asik menyaksikan pertunjukan gratis didepan mata mereka, hal ini sudah sering terjadi, maka dari itu mereka sama sekali tak terganggu, justru mereka merasa terhibur.

"Setan lo!" tandas Dirga dengan ekspresi seperti ingin menerkam Anggita hingga mati tetapi tetap saja menuruti perintah nya untuk duduk kembali.

"Sekarang bilang sama gue!" Anggita memberi titah layaknya seorang bos kepada bawahannya.

"Gue nggak ngasih tau Reza, Anggita.. dia nelpon ke nomer lo dan posisi lo udah teler jadi gue angkat aja terus dia nanya lo dimana, ya gue jawab seadanya." tukas Dirga sekenanya, meraih cup berisi ice coffee milik Anggita dan meminumnya dengan rakus tanpa memperdulikan delikan tajam dari si empunya.

"Tapi kan harusnya lo bisa kasih alesan-"

"Apaan? Gue harus bilang kalo kita lagi di hotel bikin adek buat Chessa, ogah banget gue bilang gitu!" Dirga berdecih keras mencoba melawan wanita yang sudah berubah menjadi harimau betina.

"Ya nggak gitu juga maksud gue-" ah wanita ini masih saja mencoba mencari pembenaran untuk dirinya sendiri.

Mendadak tatapan mata Dirga berubah menjadi sangat serius. "Listen to me, lo nggak tahu seberapa dia khawatir sama lo, dari nada dia ngomong waktu di telepon terus dari cara dia marah ke gue karena takut gue ngapa-ngapain lo, pokoknya semua-" Dirga mengangkat telapak tangannya ke udara, memberi peringatan agar Anggita tak menyela ucapannya. "Rori aja nggak pernah sebegitu khawatir nya sama lo, padahal dulu dia suami lo." lanjutnya santai, tak memperdulikan raut wajah Anggita yang kini sulit terbaca, antara senang dan kecewa, entahlah.

SINGLE MOTHERWhere stories live. Discover now