Happy reading ❤️
*******
Anggita terus melihat jam di ponselnya, sudah pukul delapan malam tetapi Reza belum juga mengantarkan Chessa pulang. Padahal kesepakatannya tadi pagi adalah Reza harus mengantar Chessa kembali sebelum jam tujuh malam dan Reza sudah menyetujui itu.
Tapi lihat, sampai sekarang si sipit itu belum juga ada tanda-tanda akan mengantar putrinya pulang. Bahkan menghubungi nya pun tidak.
"Ck.. mana sih Reza?! Udah jam delapan tapi belum sampek sini!" Rutuk Anggita berjalan kesana kemari. Berharap Reza segera datang bersama putrinya.
Berani-beraninya Reza mempermainkan kepercayaannya kali ini.
Akhirnya Anggita memutuskan untuk menghubungi Reza terlebih dahulu, dia akan menyuruh Reza mengantar Chessa pulang sekarang juga.
"Hal--"
"Chessa kenapa belum dianter pulang, lo nggak liat ini jam berapa?!" Cerocos Anggita begitu panggilan tersambung. Tak peduli perihal mengucap salam sebagai bentuk basa basi terlebih dahulu. Dia tidak butuh itu, yang dia butuhkan hanyalah Chessa kembali kerumah sekarang juga dengan keadaan selamat dan baik-baik saja.
"Dia tidur, kecapekan. Kasian!" Jawaban dengan suara lesu seperti orang tertidur pun terdengar dari seberang.
Sepertinya Reza tidur dan dia lupa untuk mengantar Chessa pulang.
Sialan
"Anter Chessa pul-" Tegas Anggita sekali lagi.
"Dia tidur!"
Tut!
Sambungan terputus secara sepihak membuat Anggita menggeram kesal dan meremas ponselnya kuat. Beruntung ponselnya tak retak.
•••
Setelah mengakhiri panggilan dari Anggita, Reza meletakkan ponselnya secara asal. Dia lelah setelah seharian berkeliling bersama Chessa.
Reza tahu, pasti Anggita akan marah padanya karena tak kunjung mengantar Chessa pulang. Tetapi Reza juga tak rela membawa Chessa kembali ke rumahnya. Dia masih rindu pada si kecil. Lagipula, bukankah tadi Chessa sendiri yang mengatakan ingin pulang kerumah Oma nya?
Jadi Reza memutuskan untuk tak membawa Chessa kembali kerumahnya malam ini. Reza berencana mengantar pulang Chessa besok pagi.
_____________________________________
Anggita sudah berdiri didepan rumah dua lantai bergaya minimalis modern. Setitik keraguan muncul pada dirinya, haruskah ia mengetuk pintu dan bertemu si pemilik rumah?
YOU ARE READING
SINGLE MOTHER
General Fiction[ MATURE CONTENT: 21+] Seorang ibu satu anak yang harus berpisah dengan suaminya karena satu dan lain hal. Menjadi wanita kuat, melakukan apapun sendiri. Bekerja, mengurus anak dan rumah. Semuanya dia lakukan sendiri. Hingga akhirnya, dia bertemu de...