Dan sekarang, akhirnya mereka melihat CEO mereka, dan sepertinya mereka mempunyai orang baru, yang sangat dekat dengan CEO mereka.

Semua bodyguard, dan para staff segera membungkuk memberi salam. Alfian hanya berdehem, lalu pergi sambil menggandeng tangan Violetta dengan lembut.

Sesampainya di kantor, Alfian dan Violetta di suguhi ruangan luas megah dan.. setumpuk berkas yang banyak sekali. Alfian hanya mendengus kesal, sementara Violetta meringis melihat banyaknya dokumen yang harus di kerjakan oleh abangnya itu.

"Abang nggak apa apa ngerjain dokumen sebanyak ini?" Tanya Violetta.

"Udah terbiasa Letta." Ucap Alfian tersenyum.

"Letta bantu mau? Mungkin Letta bisa sedikit paham kalo abang ngajarin." Ucap Letta.

"Tidak. Urusan kantor, biar abang aja yang urus. Kamu duduk disana oke." Ucap Alfian tegas dan di akhiri dengan nada lembut.

Violetta hanya mengangguk pasrah, jika abangnya udah tegas gitu, berarti gak bisa di tolak. Gadis itu mendengus sebal, padahal ia juga ingin merasakan rasanya mengerjakan tugas kantor.

Karena bosan, Violetta mulai mengerjakan tugas sekolah yang di berikan oleh temannya. Jika sudah di perbolehkan sekolah, Violetta akan langsung mengumpulkannya.

Beberapa jam kemudian

Alfian sudah selesai berkutat dengan para dokumen, dia meregangkan ototnya lalu memejamkan mata nya guna untuk merilekskan otaknya. Alfian membuka mata lalu menoleh, dan melihat sang adik tengah tertidur dengan pulasnya.

Alfian terkekeh, ia berdiri lalu membangunkan adiknya.

"Dek, ayo bangun. Kamu laper nggak? Abang pesenin makanan ya." Ucap Alfian.

"Mm.. hmm? Oh, udah selesai toh. Adek pengen makan di cafe aja deh bang. Udah lama gak ke cafe." Ucap Letta dengan suara serak.

"Oke. Kamu ke kamar mandi gih, cuci muka. Abang tunggu sambil beresin ini." Ucap Alfian.

"Kamar mandi nya mana bang?" Tanya Letta.

Alfian menunjuk pintu sebelah kiri nya, terlihat gagang pintu berwarna perak. Violetta mengangguk, lalu segera saja mencuci wajahnya dan merapikan penampilannya.

Beberapa menit kemudian, Violetta selesai dengan penampilannya. Lalu dia keluar kamar mandi, menghampiri abangnya yang sedang duduk sambil melihat hp.

"Abang, Letta udah siap nih." Ucap Violetta.

"Oke ayo. Jangan lupa, topengnya di pakai dek. Nanti kalo wajahmu terekspos, musuh abang bakal nakal." Ucap Alfian.

"Oke." Ucap Violetta mengangguk paham.

Setelah memakai topeng, mereka segera saja pergi. Yang tanya dimana Dion, dia lagi cuti. Kaki nya sakit tak sengaja keseleo saat sedang berlari.

Saat perjalanan keluar kantor, mereka menjadi pusat perhatian. Alfian hanya memasang wajah datar, sementara Violetta fokus dengan hp nya, tentu saja dia juga fokus dengan jalan ya.

Bruk

Seseorang menabrak bahu Alfian. Alfian dan Violetta berhenti, lalu melirik orang tadi. Di mata Letta, orang itu seperti tante tante, di mata Alfian orang itu seperti seorang wanita yang haus akan kasih sayang om om.

"Aduh!! Ah.. maafkan saya tuan." Ucap orang itu lalu menunduk memperlihatkan asetnya guna menggoda Alfian.

"Eits!! Tutup mata." Tegas Violetta menutup mata Alfian.

"Berani sekali anda bersikap kurang ajar kepada tuan saya!!" Ucap orang itu emosi.

"Apa? Apa tadi? Kurang ajar? Yang kurang ajar siapa di sini. Kamu atau saya. Kenapa anda dengan tidak tau malu memperlihatkan aset anda? Apakah untuk menggoda nya? Iya!!" Ucap Violetta marah.

"Apa!! Sa saya tidak bermaksud!! Saya benar benar tidak tau tuan. Saya tidak tau kalau kancing saya terbuka." Ucap orang itu terlihat sedih.

"Tante jangan bohong. Saya masih punya mata, saya dengan jelas melihat kalau anda benar benar berniat menggoda nya!!" Ucap Violetta emosi.

Plak

Violetta terdiam. Orang itu menampar pipi nya dengan keras, sehingga pipi Violetta lebam. Tidak tinggal diam, Alfian maju lalu mendorong orang itu hingga tersungkur ke bawah.

"Apa maksud sikap kurang ajar mu itu." Ucap Alfian dingin.

"Tu tuan sa saya.." ucap orang itu terbata bata.

"Apa kau tidak tau siapa dia!!" Ucap Alfian tersulut emosi.

"Abang, udah jangan marah."

"Kenapa tuan lebih membela wanita itu!" Ucap orang itu marah.

"Kenapa. Kenapa katamu. Heh.. karena DIA ADALAH ADIK SAYA!!" Ucap Alfian berakhir bentakan.

"KALIAN SEMUA, JIKA ADA YANG BERANI MENGGANGGU ATAU BAHKAN MENYAKITI NYA, MAKA KALIAN AKAN BERURUSAN DENGAN SAYA. DAN SIAP SIAP SAJA NERAKA MENGHAMPIRI KALIAN!!" Teriak Alfian penuh emosi.

"Kau!! Kamu saya pecat, cepat usir dia dari sini. Saya tidak mau, kantor saya di penuhi kuman oleh wanita ini."

Alfian menggandeng tangan Violetta lalu pergi meninggalkan keadaan kantor yang masih hening. Hingga suara teriakan orang itu menyadarkan mereka. Wanita itu di seret dengan paksa. Orang orang yang melihat itu merinding.

"Gak mau gw, berkhianat sama bos." Batin mereka semua.

Di sisi Alfian.

Kini dia dan adiknya sedang duduk di dalam mobil, yang melaju menuju cafe. Alfian tampak sangat marah, mengingat adiknya di tampar seperti itu.

"Abang.." Ucap Violetta hati hati.

"Hmm.." Alfian hanya berdehem.

"A abang marah ya? Jangan marah dong." Ucap Violetta memelas.

"Huft.. maaf ya. Abang terbawa emosi. Kamu nggak papa?" Tanya Alfian lembut.

"Adek ndak papa kok. Abang jangan khawatir hehe." Ucap Violetta tersenyum.

"Sebaiknya kita makan di rumah aja ya. Kalo makan di cafe, besok besok aja." Ucap Alfian lembut.

Mendengar itu Violetta lemas, padahal dia ingin makan di restoran.

"Tapi kan bang.." Ucap Violetta memelas.

"Abang masakin makanan korea." Ucap Alfian membuat Violetta yang tadinya cemberut menjadi berbinar.

"Benar ya bang.. no tipu tipu kan bang😀." Ucap Violetta berbinar.

Alfian mengangguk. "Ya udah, adek makan di rumah aja." Ucap Violetta.

Alfian menyuruh supir untuk kembali ke rumah. Karena dirinya juga udah lelah, mengurus dokumen sebanyak itu. Alfian juga yakin, kalau adiknya ini juga sama lelahnya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di mansion utama Alfian. Dengan segera, Violetta masuk ke kamar dan mandi. Begitu juga Alfian. Membersihkan diri mereka dari gerah, dan mengganti pakaian menjadi pakaian biasa.

Selesai dengan semua kegiatannya, Alfian turun dan segera memasakkan makanan korea. Memasak semua makanan favorite Violetta, yang kebanyakan makanan korea itu.

Violetta turun, lalu hanya melihat aksi pro sang abang. Dia tau, jika ia ingin membantu, pastinya Alfian akan melarangnya. Jadi Violetta memilih untuk melihat lihat saja.

Masakan selesai, mereka menaruhnya di meja makan. Lalu memakannya dengan lahap. Dengan tenang, dan dengan khidmat.

TBC

Alfian [TAMAT]Where stories live. Discover now