Life In Love (ASTRO)

38 | Home

Nura's pov~~

Aku dan rocky pun mengambil beberapa foto, tak tanggung-tanggung rocky bergaya dengan merangkul bahu ku.

"makasih ra, bakal gue cetak ni," cuit rocky

"bagi ya kalo dicetak hahaha," balasku

"pasti dong!"

"nura, nih hp lo," ujar seseorang dari belakangku

"lo?..."

Aku terkejut karena orang yang memberikanku ponsel tidak lain adalah sanha.

"iya, nih," ujarnya sembari menyodorkan ponselku

Aku menatapnya heran kemudian aku mengambil ponselku dengan kasar dari tangannya lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Tanpa sadar air mataku bercucuran sedari tadi, kini aku sedang duduk menangis di belakang tendaku.

"gue ga ngerti sebenernya sanha kenapa sih? kenapa tiba-tiba jadi aneh gini?" gumamku dalam tangis

Selama ini aku mencoba positif thinking dengan berfikir bahwa sanha hanya bersandiwara didepan teman-temanku agar tidak mencurigai kami berdua.

Tetapi kenyataannya lain, dia bahkan memanggilku dengan panggilan yang bukan layaknya seorang pasangan.

"apus air mata kamu, anak-anak udah pada siap-siap mau pulang ke jakarta," ujar seseorang sembari menyodorkan tisu padaku

Aku menengok dengan mataku yang sembab dan mendapati keberadaan tama.

"jangan cengeng, kamu udah gede loh nura," ingatnya

Aku tak kuasa menahan tangisku, aku semakin tersedu dan melampiaskan kekesalanku dengan menangis.

Tiba-tiba kehangatan dari tubuh tama menghampiriku, darahku menjalar dengan cepat, aku kaku.

"udah ya jangan nangis, lo ga pantes nangisin cowo sampe kaya gini," bisiknya

Aku mengangguk tanda mengerti, tama pun melepaskan pelukannya dariku dan sedikit mengacak puncak kepalaku.

"makasih ya ta,"

"sama-sama ra, udah yuk nanti ketinggalan bis,"

"CAMP LEADER"

---

Sesampainya di bis aku segera duduk dan mengecek beberapa pesan yang masuk ke ponselku.