25. Dia siapa?

Mulai dari awal
                                    

"Apaan sih, Beli itu pake Uang bukan duit," Sambar Frisil dengan nada kesal.

Lily menggeleng. "Pada Stres anjir, masa masalah tentang beli membeli pake duit apa uang padahal mah pake dolar." ujar nya.

Kaila tertawa dengan perdebatan mereka yang Tak berpaedah. Sahabat sahabat nya sedikit menghibur dirinya dari masalah tadi pagi.

Kaila berhenti berjalan membuat mereka ikut berhenti. 2 meter di depan mereka, ada lelaki jangkung, dengan tangan masuk kedalam saku celana, tak lupa juga wajah datar nya.

"Bang Reza." gumam Kaila.

Meskipun melihat Reza di depan nya masih merasakan sakit hati. Kaila sudah berinisiatif untuk mendekat, tetapi lengan nya di cekal Lily.

"Lo nyari penyakit? Diem, gue tau Lo masih sakit hati sama omongan nya dia." bisik Lily di telinga Kaila membuat Kaila sadar.

Reza menatap malas mereka. Di dalam hatinya dia berdecih sinis saat berhadapan dengan wajah menyebalkan adik nya dan teman teman adik nya itu.

Tanpa berucap apapun yang keluar dari bibir Reza. Reza pergi dari hadapan mereka tanpa melirik mereka sedikitpun.

Kaila tersenyum miris, sudah dia duga di rumah saja ia tak dianggap apaagi disekolah. Tidak usah berharap akan dianggap oleh Reza, karna nyatanya semua hanya harapan Kaila yang tak pernah terwujud, bukan tak pernah mungkin belum.

"Udah Kai jangan diliatin terus," ujar Langit.

Kaila melirik langit sekilas, ia tak menjawab ucapan Langit. Tangan Kaila terasa di tarik, kepala Kaila sedikit mendongak, ternyata Rifky yang menariknya menuju kantin, meninggalkan teman teman nya Yana tertinggal di belakangan.

"Kita duduk disana ya," ujar Rifky dengan suara lembutnya.

Kaila mengangguk, terlalu malas mengeluarkan suara karna Mood nya turun kembali. "Gw laper" Dua kata yang keluar dari bibir Kaila menyapa pendengaran Rifky.

Rifky mengangguk. "Mau pesen apa?"

"Samain aja."

"Oke bentar ya."

Rifky meninggalkan Kaila menuju Stand makanan yang akan ia pesan. Kaila celingak celinguk, sahabat nya tidak kelihatan. Ternyata mereka ada di meja tengah, tidak terlalu jauh dari meja Kaila yang berada di pojok kanan.

"Ini Kai." Rifky menyodorkan satu piring nasi goreng yang ia pesan tadi, tak lupa dengan jus mangga kesukaan mereka berdua.

"Kok Lo tau gue suka jus mangga?" tanya Kaila penasaran.

Rifky terkekeh pelan, "Gue dukun." jawabnya Asal.

Kaila tertawa. "Ngaco."

Akhirnya mereka memakan nasi goreng itu diselingi Canda tawa yang membuat manusia manusia dikantin melihat kedua sejoli itu iri. Padahal setau mereka Rifky dan Kaila tidak pernah sedekat ini, mungkin takdir yang membuat mereka akan terikat terus hingga kisah mereka berakhir, entah itu bahagia atau menderita, Dan disini lah Kisah Rifky dan Kaila bermulai.

"Nanti malem gue mau ajak lo kesuatu tempat," ujar Rifky, Tangan nya merapikan rambut Kaila sebelum memakaikan nya Helm.

Saat ini Kaila dan Rifky sedang ada di parkiran sekolah, Jam pulang sudah sedari 15 menit yang lalu. Berarti yang berada di sekolah hanya kedua nya saja, ada beberapa anak yang sedang melakukan Ekskul.

Kaila mengangguk. "Iya, gue tunggu ya. Jangan PHP."

Ia meniupi wajah Kaila beberapa kali agar tidak ada noda yang terselip diwajah Kaila. Kaila merengut.

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang