5. Ancaman

1.3K 101 1
                                    

MAKASIH YANG UDH BACA CERITA INI!

FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA

5. KEKEJAMAN SEORANG AYAH!

SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN DI CERITA KU!

AWASSS JANGAN SALAH LAPAK

LANGSUNG MASUK KE CERITA NYA

HAPPY READING

.

.

.

.

"Kai, Lo sakit apa?" tanya Lily.

Lily, Frisil dan Rifky dkk serta Gilang, Sedang menjenguk. Mereka masih memakai seragam, Karna baru pulang sekolah.

"Gue, Sakit biasa kok." Jawab Kaila, tentu berbohong.

"Bohong! Lo kalau sakit biasa pasti muka nya nggak sepucet ini," saut Frisil tak percaya. Memang Wajah Kaila pucat tapi tak sepucat kemarin, Bahkan sekarang lebih terang karna tertawa bersama sahabat sahabatnya.

Para lelaki hanya menyimak saja, tidak mau ikut nyeroscos jika ada Frisil, karna Frisil di sebut mulut mercon oleh mereka. Agak trauma kayak nya

Kaila Terkekeh "Gue kan darah rendah, Lo lupa?"

Frisil menggaruk pipi nya, "Oh, iya. lupa hehe."

"Makanya jangan asal ceplos." celetuk Langit.

Frisil menatap sinis Langit, "Diem, Lo! Nggak ada yang nyuruh Lo ngomong." galak Frisil membuat Langit terkekeh pelan.

"Bunda Lo mana Kai?" tanya Vino.

"Em, Tadi keluar, nggak tau kemana." Jawab Kaila seadanya.

Mereka melanjut kan pembicaraan Ringan, sesekali Tertawa saat Sean dan Langit membuat lelucon.

Pintu ruangan terbuka, membuat atensi mereka teralihkan, Dilihat nya suster membawa sebuah amplop dan menghampiri Kaila. Kaila mengernyit.

"Nona Kaila, Ini ada di titipkan surat dari tuan Axel." ujar Suster itu.

Wajah Kaila menjadi datar. Dia mengambil Surat itu, Suster itu pun pergi.

"Tuan Axel siapa Kai?" tanya Frisil penasaran.

Kaila tidak menjawab dia memilih membuka amplop itu. Dan ternyata ada sebuah surat.

"Axel siapa?" Bisik Sean, pada Langit.

"Bokapnya." Jawab Langit.

Yang masih di dengar yang lain terkecuali Kaila, karna berangkar dan sofa agak jauh.

Kaila membaca satu persatu kata dengan mencerna apa yang dia baca. Wajah Kaila menjadi pucat pasi, tangan nya lemas, bibir nya agak bergetar.

Kaila kenapa? Batin mereka.

Mereka semua bingung ada apa dengan perubahan Kaila?

Kaila melipat surat itu Dan memasukan nya kembali pada amplop, menyimpan nya di atas nakas. Mengubah ekspresi wajah nya, dan menatap mereka satu persatu yang menatap nya bingung.

"Kalian pulang ini udah sore."

"Lo ngusir?" tanya Langit.

Dengan santai nya Kaila mengangguk.

"Nggak gue masih pengen disini." ujar Lily, diangguki yang lain.

"Kalian pulang dulu, kalian kan belum ganti baju, lusa juga gue udah boleh pulang," Kaila mencoba bersabar dengan sikap keras kepala sahabat nya.

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang