15. Beneran?

800 96 11
                                    

HAII

APA KABAR?

MOHON MAAP JIKA UP NYA TELAT ATAU LAMA, AUTHOR BANYAK TUGAS : )

15. BENERAN?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA.

TYPO TANDAIN

HAPPY READING

.

.

.

.

Bunda Naila membawa Kaila kedalam dekapan Hangat nya. "Abang kamu udah nggak ada Kai. Ikhlasin dia." lirih Bunda Naila, Dengan menahan isakan nya.

Deg.

Kaila tertawa hambar, lalu menggeleng kuat, dengan air mata yang terus keluar. Dia masih tidak percaya dengan ini.

"Bunda Bohong. Bang Eza pasti udah bangun, d-dia dia ... " Kaila menoleh kebelakang, Ruangan Abang nya, lalu menatap Bunda nya lagi.

"Bilang sama Kai, ini semua bohong," Kaila memegang bahu Bunda Naila, matanya menatap Bunda Naila penuh Harap.

"Maafin Bunda. Tapi ini bener Kai. Kamu ikhlasin Abang kamu ya," Bunda Naila menghapus air mata Kaila.

Kaila menggeleng kuat, tidak. Ini semua bohong, Abang nya masih Hidup iya masih hidup. Reza tidak akan menyusul ayah nya sekarang. Bilang pada Kaila kalau ini semua bohong. Dia belum siap untuk kehilangan kedua kalinya.

"Bunda ... nggak mungkin Abang pergi."

Mengusap kepala anak nya pelan, Bunda Naila bergumam maap. Ia gagal menjadi ibu yang baik untuk Kaila dan Reza. Ini semua salah nya.

"Maafin Bunda, Ini semua salah Bunda." Kaila menggeleng pelan, menatap Bunda nya penuh Luka.

"Ini bukan salah Bunda."

"Lihat Abang mu untuk terakhir kalinya," ujar Bunda Naila.

Kaila berdiri dari jongkok nya, Kaki Kaila mulai melangkah memasuki Ruangan sunyi itu, Alat alat medis Sudah di lepas dari tubuh Reza. Kaila membekap mulut nya tak percaya.

Menghampiri Brangkar, tempat Abang nya yang sudah terbujur Kaku. "A-abang." lirih Kaila.

Kaila mengusap kepala Abang nya pelan, "A-abang bangun."

"Abang ini bohong kan? Bang Eza pasti bangun, Bang Eza ngk akan ninggalin Kai"

"Bang, Bangun. Hiks Bang Eza mau ninggalin Kai? Bang Eza mau nyusul ayah?" Isak Kaila.

"Tapi Kai belum ijinin Abang pergi. Abang Bangun," Kaila mengguncangkan tubuh Kaku Reza.

"Abang. Abang belum pernah peluk Kai lagi, Abang ... " Kaila menelungkupkan wajah nya di sisi Brangkar, menggenggam tangan Dingin Reza.

"Ayo, Abang. Kai mau Abang bangun. Peluk Kai, Kai udah lupa rasanya di peluk Abang."

"Abang Jahat. Kalau Abang pergi, Kai benci Sama Abang. Kai nggak akan pernah maafin Abang. Kalau Abang bangun Kai mau donorin mata Kai buat Abang hiks ... Bang Eza Bangun," ujar Kaila dengan lirihan di akhir.

Kaila mendongak, tangan gemetar nya mengusap pipi Reza Pelan. Jika ini mimpi bangunkan Kaila dari mimpi buruk ini, Kaila tak kuat merasakan ini. Sudah dua kali dia kehilangan orang berharga di hidup nya.

Reza meninggalkan Kaila dengan bunda nya berdua. Jika waktu bisa di ulang, Kaila ingin semuanya seperti baik baik saja. Belum apa apa Kaila sudah di kalahkan Oleh Orang itu. Rasanya Kaila ingin menembak mati orang itu sekarang Juga.

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang