Part 21. Nightmare 2

Comenzar desde el principio
                                    

"Lepaskan aku! Lepaskan!! Varun, aku mohon lepaskan aku!!!" teriak Ashmita dengan histeris sambil memberontakan tubuhnya agar bisa terlepas dari pegangan Varun di sana. Tapi kekuatan yang dimiliki oleh Varun terasa jauh lebih besar dibandingkan dengan kekuatan yang di miliki oleh Ashmita.

"Kenapa harus aku lepaskan, Ashmita? Aku adalah suami keduamu, dan kamu adalah istriku. Tidak ada hal lain yang perlu ku jelaskan sekarang, karena aku sudah menjelaskan semuanya kepadamu tadi." gumam Varun di sana dengan nada suaranya yang terdengar mencemooh.

Ashmita sendiri seketika saja mulai merasakan kembali kekuatannya lagi di sana. Dan mulai berhenti memberontak, serta dengan berani membalas tatapan Varun di sana. "Dan kamu pun juga mendengarkan aku, Varun. Bahwa aku tidak akan pernah menganggap kamu atau pun saudaramu yang lain sebagai suamiku! Tidak akan pernah! Dan juga kalian berlima tidak punya hak atas diriku!"

Plak

Dengan gerakan yang cepat dan keras, Ashmita menampar salah satu sisi wajah Varun di sana. Hingga membuat Varun melepaskan genggaman tangannya itu dari lengan Ashmita dan membuat wajahnya tertoleh ke sisi yang lain. Bahkan tamparan yang baru saja diberikan oleh Ashmita itu pun seketika saja membuat pipi Varun memerah akibat tamparan dan juga akibat bekas sindoor yang masih mewarnai telapak tangan Ashmita. Sedangkan Ashmita seketika terdiam menatap hal yang baru saja dia lakukan itu.

"Aku juga mengatakan bahwa sindoor dan mangalsutra sebagai simbol kalian berlima, sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap diriku. Kedua benda itu bahkan tidak lagi suci, karena diberikan melalui pernikahan palsu yang kalian semua lakukan terhadap diriku! Sindoor dan mangalsutra ini sudah tidak lagi suci!!" teriak Ashmita di sana sekali lagi dengan rasa kesal dan marah dirinya itu.

Namun secara tiba-tiba saja Varun mendorong dan menahan tubuh Ashmita itu ke tembok kamar pengantin. Kedua matanya terlihat memerah menatap tepat ke arah kedua mata Ashmita yang masih berlinangan air mata di sana itu. "Kamu mungkin bisa menghina kami semua, Ashmita. Kamu mungkin bisa mengatakan bahwa kami berlima sama sekali tidak memiliki hak sedikit pun terhadap dirimu. Tapi kamu sama sekali tidak punya hak untuk menghina benda suci yang sudah diberkati oleh para Dewa dengan semau kamu saja, Ashmita. Sindoor dan mangalsutra yang sudah diberkati Dewa, tetaplah benda suci. Mau bagaimana pun kamu menolaknya, kedua benda itu adalah benda suci. Bahkan pernikahan kita pun suci. Hal yang harus kamu sadari adalah melalui upcara pernikahan, pengucapan sumpah pernikahan, pemberian sindoor di rambutmu dan memasangkan mangalsutra di lehermu, itu semua menandakan bahwa kami berlima adalah suami kamu. Dan hubungan pernikahan yang kita jalani sudah diberkati oleh Dewa. Jadi jangan pernah sedikit pun menghina sindoor dan mangalsutra yang sudah diberkati oleh Dewa."

Varun menjeda ucapannya di sana. Dia menunggu, jika saja Ashmita akab kembali menyela ucapannya di sana itu sekarang. Tapi tidak. Ashmita hanya terdiam dan masih saja menatap kedua matanya. Hingga secara tiba-tiba saja, Varun menarik lepas kain saree yang menutupi bagian dada dan perut Ashmita di sana, hingga membuat Ashmita terkesiap.

"Apa yang kamu lakukan?!!" teriak Ashmita saat menyadari bahwa dia kehilangan pikirannya sesaat.

Ashmita berusaha meraih kain saree yang sudah menjulur ke atas lantai itu, tapi kini kedua tangannya di genggam erat oleh Varun hingga menempel di kedua sisi tembok itu. Napas Ashmita terdengar berderu, sama sekali tidak karuan. Rasa takut yang ada di dalam dirinya semakin terasa. Sedangkan Varun hanya terdiam dengan apa yang dia lihat dari diri Ashmita itu sekarang. Varun mengeratkan gigi-giginya dan semakin mengatupkan bibirnya. Tatapan kedua mata Varun pun terlihat semakin tajam dan menggelap. Bahkan secara tanpa sadar, Varun mulai mendekatkan dirinya ke arah sisi leher Ashmita dan terdiam di sana.

"Dan karena aku adalah salah satu dari suamimu, aku pun bisa melakukan apa pun sesuka hatiku, Ashmita. Bahkan jika aku mau, aku pun akan memaksamu. Tapi aku tidak akan melakukannya sekarang. Tidak, selagi kamu tetap menghina sindoor dan mangalsutra yang kamu pakai itu sebagai simbol kami berlima, suamimu." gumam Varun di sana dengan nada suaranya yang terdengar tercekat.

Varun bahkan saat ini berusaha dengan sangatlah kuat untuk menahan dirinya sendiri agar tidak kehilangan kendali. Tapi aroma tubuh Ashmita di pernapasannya, seakan-akan memabukkan dirinya. Varun yang mengatakan hal itu pun bahkan secara tanpa sadar mengatakan semua itu dengan kedua kelopak matanya yang tertutup, sambil menghirup aroma tubuh Ashmita di sana itu. Hingga kesadarannya kembali, saat mendengar isakan tangis Ashmita di sana. Varun membuka kedua matanya dan sedikit menjauhkan tubuhnya dari Ashmita. Dan dia melihat Ashmita yang sudah menangis dengan kedua kelopak matanya yang tertutup erat, dan tubuhnya yang bahkan terlihat jelas bergetar ketakutan.

Varun menghela napasnya dengan kasar. Lalu mulai melepaskan genggaman kedua tangannya dari kedua tangan Ashmita di sana dan mulai meraih lagi kain saree yang menjulur ke atas lantai itu. Dan dengan gerakan perlahan, Varun kembali menutupi tubuh Ashmita dengan kain saree itu, hingga membuat Ashmita mulai membuka kembali kedua kelopak matanya. Menatap lurus ke arah Varun yang bahkan mulai menundukkan kepalanya di sana. Sama sekali tidak terprediksi oleh Ashmita saat ini juga itu. Lalu setelah memasangkan kembali kain saree itu untuk bisa menutupi bagian depan tubuh Ashmita, Varun mengambil langkah yang cepat untuk bisa menuju ke arah pintu kamar, membuka kuncinya dan keluar dari kamar itu. Lalu tidak lupa mengunci pintu kamar itu lagi dari luar. Tanpa bicara sepatah kata pun lagi. Dan hal itu, seketika saja membuat Ashmita menghela napas dengan lega. Dengan kedua kakinya yang terasa bergetar, Ashmita pun jatuh terduduk di atas lantai dengan dengungan di kedua telinganya, dan rasa pening di kepalanya itu.

Black Heart ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora