18

6.2K 1.2K 376
                                    

DANANG

.

.

.

"ADUH ANJENG! HELM AING KE MANA LAGI SIH? AING DOAIN YANG MAKE GAK BISA BERAK SATU MINGGU!"

SHANDY berteriak-teriak di atas tanki mobil sambil memakai sepatu boot anti apinya. Saat kejadian genting seperti sekarang, selalu saja barang-barangnya hilang. Ia jadi terpaksa memakai helm milik regu 3 yang kekecilan di kepalanya.

Dari dalam markas, Jeno berlari sambil melambai-lambaikan tangannya. "Bang John! Bentar dulu!" Jeno mengetuk-ngetuk pintu mobil.

"Kenapa?" tanya Johnny yang duduk di samping kursi kemudi. Regu 2 sudah siap akan berangkat menuju tempat bencana kebakaran rumah.

"Satu anggotamu biarin saya yang bawa. Saya mau ngisi seminar sebentar lagi, masa cuma berdua sama Pak Kepala Sektor," balas Jeno.

Tepat hari ini Jeno memang sudah dijadwalkan untuk mengisi seminar dan menjadi narasumber di salah satu STM Negeri yang memang sudah langganan mengadakan seminar pencegahan kebakaran, karena semua siswa-siswi di sana selalu bersinggungan dengan peralatan mekanik dan laboratorium. Tak mungkin ia hanya pergi berdua dengan Pak Herman. Mereka butuh beberapa orang anggota lagi untuk membantu.

"Saya udah telepon regunya Lucas buat bantu ke tempat bencana dan memang udah dalam perjalanan. Jadi kalo bisa satu orang dari regu Bang Johnny, saya bawa ke tempat seminar."

Johnny kemudian melongok ke luar melalui jendela mobil, "Shandy! Turun! Maneh ikut seminar!"

Mendengar ucapan itu, Shandy dengan semangat langsung meloncat turun dari atas tanki mobil. Ia yang paling ribut memasang pakaian safety, dan sekarang ia disuruh turun. "Elahh... kenapa gak dari tadi."

"Makasih Bang John!"

"Yo'i"

Setelah itu dua mobil unit pemadam kebakaran dari Sektor A meluncur ke jalanan menuju tempat kejadian. Shandy sendiri langsung kembali masuk ke dalam markas untuk berganti pakaian. Jika tahu akan diajak ke acara seminar, tak usah dirinya susah-susah memakai pakaian safety sampai marah-marah. Ingin menyalahkan Jeno namun ia takut sepatunya melayang lagi ke atas genting.

"Jadi saya ngapain aja nanti di sana?" tanya Shandy pada Jeno yang tampak sedang membaca materi pada selembar kertas.

"Biasa, jadi yang peragain alat. Kamu sekarang siapin pakaian safety lengkap, APAR, tong besi, solar, gas elpiji, sama karung goni. Semuanya masukin ke mobilnya Pak Herman. Kita bakal ngadain simulasi penanganan kebocoran gas sama kebakaran buatan dari tong besi yang diisi solar sama air. Ya basic fire fighting aja lah."

"Tapi kayaknya susah deh kalo cuma sendirian," keluh Shandy. Ia tak mungkin melakukan semuanya sendiri.

"Si Aji, Bang Yuda, sama Hendery bakal ikut juga, cuma mereka gak ke sini dulu, langsung ketemuan di tempat. Jadinya ada tiga orang yang praktek, ada yang praktekin cara pemakaian APAR, penanganan kebocoran gas, sama pemadaman api pake karung goni. Satunya lagi bagian dokumentasi sama operator"

"Oh ngerti, ngerti! Oke kalo gitu." Shandy mengacungkan jempolnya.

"Shan!" panggil Jeno lagi sambil melemparkan kunci pada Shandy. "Titip kunci ruangan saya di gedung 2. Nanti sore tolong kunciin. Saya mau jemput orang dulu abis ngisi seminar. Nanti jam limaan balik ke sini lagi buat piket."

Shandy menangkap lemparan kunci dari Jeno, "jemput pacar pasti."

"Ya gitu pokoknya. Tolong kunciin ya."

DANANG | NOMINWhere stories live. Discover now