Kejam

1K 109 6
                                    

"Hyung kenapa kau memanggil Mingyu dengan panggilan Tuan Muda?"

Seungkwan yang baru saja menutup pintu langsung mendapat pertanyaan dari Wonwoo. Dia menatap Wonwoo sekilas kemudian melangkah kearah kursi panjang yang berada di ruangan tersebut, Wonwoo yang melihat hal itu sontak mengikuti dan mendudukkan diri di sebelah Seungkwan.

"Bisa dibilang dia termasuk orang terpandang di desa ini, dia anak dari tuan tanah tapi dia sedikit berbeda."

"Berbeda bagaimana Hyung?" Wonwoo sedikit bingung dengan apa yang Seungkwan katakan 'Mingyu sedikit berbeda' apanya yang berbeda? Seingatnya Mingyu sama seperti pemuda pada umumnya.

Seungkwan menoleh kesamping menatap dalam mata Wonwoo yang terlihat kebingungan.

"Dia diperlakukan berbeda oleh keluarganya, ibunya selalu memukulinya dan tidak ada yang peduli padanya. Dia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orangtuanya, dia seperti sebatang kara walau keluarganya berada disisinya anak itu pasti selalu kesepian."

Wonwoo mengernyitkan dahinya dalam merasa tidak yakin dengan ucapan Seungkwan. Mingyu selalu ceria sangat bertolak belakang dengan apa yang Seungkwan katakan.

"Hyung tahu darimana? Jika yang Hyung katakan benar, dia tidak mungkin selalu terlihat ceria dan bahagia."

"Mendiang ibuku dulu bekerja untuk keluarga mereka. Dia menjadi pengasuh Tuan Muda Mingyu dari bayi samapai usianya sekitar sepuluh tahun.."

".. kemudian ibuku berhenti mengurus Tuan Muda karena harus merawat ayahku yang sakit. Kau tahu.." Wonwoo diam memperhatikan Seungkwan yang menjeda ucapannya dan terlihat akan melanjutkan.

"Nyonya Besar tidak pernah menyentuh Tuan Muda seujung kuku pun setelah dia dilahirkan, kemudian saat Tuan Muda beranjak besar Nyonya mulai memukulinya saat sedang marah.."

".. sedangkan kepada anak keduanya dia sangat menyayanginya, menjaganya, merawatnya, bahkan membesarkannya dengan tangannya sendiri tanpa bantuan pengasuh."

"Bagaimana bisa seorang ibu berlaku seperti itu?! Apa suaminya tidak menegurnya?" Wonwoo tidak habis pikir mengapa ada ibu yang tega menelantarkan anaknya sendiri.

"Haaahh.. entahlah Tuan Besar orang yang sangat sibuk dia jarang dirumah dan lebih sering melakukan perjalanan ke Gyeongju."

"Gyeongju? Itu pusat kota Kerajaan Silla kan? Bagaimana bisa rakyat Baekje masuk kesana?"

Wonwoo bisa tahu Gyeongju adalah bagian dari kerajaan Silla karena dulu saat bersekolah nilai ulangan sejarahnya tidak pernah tuntas, dan Wonwoo selalu membuat kesalahan yang sama karena tidak pernah menjawab dengan benar letak pusat kota kerajaan Silla padahal pertanyaan itu berulang kali keluar di setiap ujian. Hingga gurunya menemuinya dan menegurnya habis habisan karena hanya Wonwoo yang memberikan jawaban salah diantara semua teman temannya.

"Tentu saja karena dia saudagar kaya, memiliki tanah dimana mana dan keluarga besarnya juga berada disana mendiang kakeknya merupakan salah satu pegawai pemerintahan. Itu juga yang memudahkannya keluar masuk wilayah Kerajaan Silla."

Wonwoo mengangguk mengerti dengan informasi yang baru saja diberikan oleh Seungkwan, jika Wonwoo menikah dengan Mingyu mungkin hidupnya akan nyaman karena Mingyu anak orang kaya warisannya mungkin tidak akan habis sampai tujuh turunan.

Sontak Wonwoo mendelik menyadari apa yang baru saja dia pikirkan. Sialan, kenapa dia jadi membayangkan menikah dengan Mingyu? Ini pasti gara gara candaan lamaran yang Mingyu lontarkan. Ada apa dengan dirinya kenapa jadi seperti terbawa perasaan.

"Tapi Tuan Muda tidak pernah menikmati kekayaan yang keluarganya punya, dari cerita ibuku Tuan Besar memberikan uang kepada istrinya untuk dibagikan kepada anaknya tapi Nyonya Besar tidak pernah memberikan sepeserpun uang nya kepada Tuan Muda.."

Teleportation [MEANIE]Where stories live. Discover now