00.02

8.6K 1K 48
                                    

Saat ini suasana disini terasa sedikit menegangkan akan kehadiran delapan orang asing didekat El.

Dirinya hanya bisa diam menunduk tak berani mendongakkan kepalanya barangkali sedikitpun.

El tidak nyaman.

El ingin pulang sekarang.

Sesekali ia hanya berani melirik sekilas saja, lalu kembali menjatuhkan tatapannya kelantai.

"El? Ayo dimakan makanannya" ini tuan Jeon yang bersuara.

Sementara El hanya tersenyum menanggapi. Tuan Jeon memang sangat baik, El menyadari akan hal itu.

Namun yang membuatnya tidak nyaman adalah tatapan dari para anak-anak tuan Jeon itu, yang terus saja menatapnya dengan raut muka yang sama sekali tidak bersahabat.

"besok, daddy akan menikahi nyonya Kim..."

"APA?!"

Seluruh mata tertuju kearah El, saat gadis itu bersuara seakan-akan hendak protes.

Lain hal nya dengan ketujuh putra tuan Jeon, mereka hanya diam dan memasang raut muka tenang, seakan tak terjadi apa-apa.

"maaf..." ucap El merasa bersalah, ditambah lagi kini ibunya menatap dengan tatapan melotot.

"harus nya lo bangga bisa jadi bagian dari keluarga kita" sahut seseorang menatap El dengan tampang remeh.

"Jungwon!" tuan Jeon bersuara, memperingati putranya untuk tidak asal bicara. Sementara yang ditegur merotasikan bola matanya malas.

El hanya diam tertunduk, kedua tangannya meremas-remas bagian ujung dress yang ia kenakan, tak ingin terpancing oleh ucapan Jungwon yang menurutnya sedikit keterlaluan. Jika saja bukan karena ibunya yang memaksa, El juga tidak akan mau menjadi bagian dari keluarga ini yang menurutnya begitu angkuh.

Makan malam yang seharusnya menjadi acara pengenalan mereka satu sama lain, malah terasa begitu menegangkan, aura dingin tak dapat terelakkan.

"ma, El mau ketoilet dulu" bisik El sangat pelan pada ibunya.

"jangan lama-lama"

El mengangguk, setelah itu ia bangkit dari kursinya, membuat suara decitan antara kaki kursi dan lantai terdengar nyaring dan menjadi perhatian Jeon bersaudara.

°°°

Saat tiba ditoilet, El meluapkan segala kekesalannya. Menyalakan kran wastafel lalu membasuh-basuh wajahnya dengan kasar, tak peduli jika orang-orang yang berada diruangan yang sama menatapnya dengan tatapan aneh. Saat ini El hanya peduli dengan dirinya yang merasa emosi, entah kenapa rasanya El ingin marah.

Cukup lama El merenungi bayangannya didepan kaca, ia pun memutuskan untuk segera kembali, sebelum ibunya mencarinya.

Saat El keluar dari ruangan tersebut, ia dikaget kan dengan seorang laki-laki tengah berdiri menghadapnya, menatap dirinya dengan tatapan datar.

"ini belum terlambat buat lo batalin pernikahan orang tua kita, kita bisa kerjasama dan gue bisa bantu lo" ucapnya, laki-laki tinggi berkulit putih serta beralis tebal itu memberi tawaran padanya.

"maaf, gue emang gak suka sama pernikahan bokap lo sama nyokap gue. Tapi gue juga pengen liat nyokap gue bahagia dan gue gak mau kerjasama sama lo" ucap El menatap tajam kearah laki-laki itu. El pun kemudian pergi dari hadapannya.

Sunghoon mengepal tangannya erat, merasa geram. Menatap kepergian El dengan sorot mata dingin nya.

"gue bakal bikin lo gak betah dan resign dari kehidupan keluarga gue!"

°°°

"mama, kita pulang sekarang"

El yang baru saja kembali langsung saja menghampiri ibunya, dan ucapannya barusan sukses membuat semua orang yang ada di meja makan itu menoleh kearahnya.

"kamu kenapa sayang?" Yerin berbisik kearah El, lalu beralih menatap tuan Jeon serta anak-anaknya dengan tatapan tak enak hati.

"El mau pulang. Kalau mama gak mau, El pulang sendiri" ucapnya bersikeras, tidak peduli jika sang ibu akan memarahinya nanti.

"kalau begitu, kita semua pulang saja. Saya akan mengantarkan kalian pulang" ucap tuan Jeon menengahi.

"tidak usah mas, aku bisa pesan taxi online" tolak Yerin halus.

"saya tidak bisa membiarkan kalian pulang tanpa pengawasan malam malam begini, biar saya yang antar dan tolong jangan menolak" ucap tuan Jeon final. Dan mereka semua pun memutuskan untuk pergi dari restoran tersebut.

°°°

El berfikir semua akan selesai sampai disini, namun nyatanya ia malah terjebak dengan ketiga putra tuan Jeon dalam satu mobil, sementara ibu nya dengan tuan Jeon sendiri menggunakan mobil tuan Jeon yang lainnya.

Disini, hanya ada keheningan yang tercipta sedari tadi, tak ada yang mulai pembicaraan termasuk El yang enggan memulai topik pembicaraan. Dan ia pun lebih milih buat fokus menatap ke jalanan dari jendela kaca mobil.

Tiba-tiba mobil berhenti secara mendadak, membuat El refleks menoleh kearah Sunghoon yang mana dia yang menyetir mobil.

"turun!"

"hah...?"

"turun gue bilang!" nada bicara Sunghoon meninggi, menatap El dari cermin mobil depannya, sorot matanya terlihat dingin.

Kelopak mata El mengerjap beberapa kali, berusaha mencerna ucapan Sunghoon.

"lo tuli apa gimana? Turun dari mobil sekarang!"

"maksud lo nyuruh gue turun?"

"apa perlu gue bantu bukain pintu nya buat lo?" kini Jake yang duduk disamping Sunghoon ikut menyahut.

Seketika El melotot tak terima, lalu ia melirik kearah Jay seakan-akan meminta pertolongan, namun pada dasarnya sikap mereka yang sama-sama tidak peduli, melihat raut wajah Jay yang hanya menampilkan ekspresi datarnya.

"gak!" tolak El menggeleng keras.

Sunghoon tertawa sinis, "lo pikir kita mau nganterin lo pulang?"

"ya lo pada mikir dong, masa cewek malam-malam jalan kaki sendirian? Yang ada gue diculik" sungut El.

"peduli apa? Cepetan turun atau gue seret!"

Tangan El mengepal kuat, emosinya menggebu-gebu, El melayangkan tatapan tajam kearah ketiga laki-laki itu secara bergantian.

Dengan sangat terpaksa ia keluar dari mobil tersebut.

Brak!

Pintu mobil El banting dengan sangat keras karena merasa emosi.

"kita duluan ya, semoga selamat sampai tujuan" ucap Jake meledeknya dengan wajah tersenyum puas. Sementara El menatapnya dengan tatapan tajam.

Apa-apaan ucapannya itu?!

Setelah itu pun mobil melaju meninggalkan El sendirian ditengah jalanan yang sepi itu.

"arghhh sial!" El mengerang kesal seraya menendang-nendang udara disekitarnya dengan emosi yang meluap-luap.

°°°

To be continue...

[✓] El With Brother's (TERBIT)Where stories live. Discover now