1

1.1K 58 2
                                    

Levi x Eren
Karakter by : Hajime isayama
Attack on titan
Riren fanfic
Boy x boy

Ga suka keluar :)

Selamat membaca :)



........ **..........

Levi membuka sebelah mata. Matahari menyelinap masuk kejendelanya yang tak berkerai. ia mengerjapkan mata dengan malas,memikirkan Jadwal hari ini: acara radio,talkshow di tiga stasiun TV,dan sebuah acara pertemuan atau bisa disebutlah meet and greet (ntahlah author lupa). Kemungkinan tengah malam baru pulang. Sekarang saja ponselnya sudah bergetar minta di angkat

"Ya? " Jawabnya dengan suara yang masih mengantuk
  
"kau sudah bangun? " tanya Erwin yakni sebagai manajernya terdengar maklum

"Mmmh.."

"Aku akan menjemputmu satu jam lagi. Kau harus bersiap-siap"

"Mmmmmmmmhhh"
   
Ia menutup ponselnya. Sejenak hanya menerawang menatap langit-langit. Hidupnya cukup kacau belakangan ini. Tentang cinta . Entah harus bersyukur atau mengutuk kedatangan itu dihidupnya,yang pasti ritme hidupnya tidak sama lagi.
   
"Historia mungkin sedang di tempat Rainer membuatkannya sarapan atau justru sebaliknya. Sudah ratusan kali ia berkata  pada diri sendiri untuk tidak memikirkan gadis itu lagi. Namun pikirannya terus ke sana. Terlebih saat gadis itu menemani Reiner ke acara-acara bersama mereka. Sulit untuk tidak menatap Historia lekat-lekat atau memikirkan rasanya bila tangannya membelai punggung gadis itu diam-diam.

 Cintakah ia pada gadis itu? Tentu saja

 Lalu kenapa ia menyerah?

Pikirannya melayang pada malam setelah pertemuan seluruh anggota blue dengan Historia. Reiner menemuinya,membawa pistol dan tetap tenang. Levi sampai kaget dan berpikiran kalo ia akan membunuh dirinya saat itu juga.

Namun pria itu meletakkan pistol di tangan Levi,kemudian berkata, " kalau kau berfikir untuk terus bersamanya,aku tak akan menyalahkanmu. Dia memang gadis istimewa,kau bisa membuatnya lebih bahagia dibanding aku. Tapi sebelum itu terjadi,tolong tarik pelatuknya dan selesaikan semuanya disini. " (anggep aje ye.. Kalau si anak emas ni sama besar ama om cebol nih/plak ditampol om levi)

Ketenangan Reiner saat mengatakannya membuat Levi berpikir, pria itu hanya menggertak. Rainer mengangkat kedua bahunya, "kau coba saja kalau tidak percaya. "
    
Lalu pria itu memandang lurus-lurus, "jadi,bagaimana jawabamu?"

Levi terdiam,tidak percaya Reiner terpikir melakukan itu padanya. Ia tidak pernah melupakan mata Reiner saat itu. Pria itu seakan tahu derita hatinya,tapi tidak dapat mengelak.

"Reiner,apakah hatimu terbelah sepertiku? " tanyanya kemudian Reiner diam sambil menyesap minuman. Levi tahu bukan berarti Rainer tidak mendengarkannya,melainkan bertahan dalam keheningan sendiri.

"Kau tahu aku sangat menyangimu, kan? " tanya Rainer saat beranjak pulang. Matanya memerah,mungkin menahan tangis. Levi tersenyum padanya dan mengangguk.

Levi menyesap teh hitamnya,enggan. Virus malas masih menghantui. Menatap roti pun tidak berselera. Berat badannya turun cukup banyak. Historia yang khawatir,membawakannya makan siang secara diam-diam. Levi tertawa,mungkin ini tawanya yang pertama dalam beberapa pekan.

Rainer mengetahuinya tak lama kemudian. Iya hanya berdecih dan mengambil udang goreng paling besar. Mengingat rasa cemburu yang dimiliki Rainer,Levi heran saat itu duduk di sampingnya sambil  mencomot makan siang,juga mengoceh tentang tata panggung. Historia tersenyum lembut melihat pemandangan indah di depannya.

Bukankah ini yang terbaik? Kembali akrab seperti dulu,tertawa bersama, dan membicarakan pekerjaan bersama?

Namun,kenapa di hatinya seperti ada lubang besar yang menganga?

Levi x Eren   A Love Like An Obsession Where stories live. Discover now