Netta menyelah cepat "Ehh__ Nggak usah Dad" gadis itu tersenyum canggung "Udah baikkan kok Dad, Mom." Netta menatap mereka meyakinkan jika dirinya sudah baik-baik saja.

Dalam cerita aslinya Netta jatuh dari tangga saat berada di sekolah karena berusaha menghentikan perbuatan brutal Vale yang sedang menyiksa Ana hingga membuat Nya terdorong jatuh dari tangga.

Itulah kejadian sebelum Kinara Menepati tubuh ini. Kejadian itu juga tertulis di dalam Novel di mana Netta yang berniat ke toilet justru menyaksikan perundangan Vale pada Ana. Awalnya Netta berniat tidak peduli tapi melihat gelagat Vale yang seperti akan mendorong Ana dari tangga membuat Netta bergerak menghentikan nya, Gadis itu hanya khawatir apa yang akan Vale lakukan pada Ana justru akan berdampak buruk pada Gadis itu sendiri.

"Lain kali lu nggak usah peduliin mereka. Biarin aja" Komentar Orion. Dia sangat murka mengetahui adik sepupunya jatuh dari tangga dan berakhir di rumah sakit. Orion satu kelas dengan Netta tapi satu tahun lebih tua dari gadis itu.

Netta memang mengikuti kelas akselerasi hingga gadis itu bisa naik kelas lebih cepat dari dua kembarannya.

"Iya Netta, Orion benar Jangan libatkan dirimu dalam masalah hanya untuk orang lain yang tidak penting" Entah untuk siapa kata-kata itu. Dirinya juga tidak begitu paham hubungan keluarga Bramasta ini dengan Vale.

"Sudah, lanjutkan makan kalian" Suara Daddy Derion menghentikan pembicaraan itu.
Mereka melanjutkan makan malam itu dengan tenang.


***


Netta kembali ke dalam kamarnya setelah kegiatan makan malam tadi, gadis itu kini sedang berpikir mencoba mengingat kejadian-kejadian penting dalam novel tempatnya berada saat ini. tidak banyak bagian tentang Netta yang dia ingat meskipun Netta termasuk karakter yang banyak muncul, itu mungkin karena Netta hanya menjadi penonton tanpa banyak ikut campur atau sekedar mengeluarkan dialog singkat.

Kinara kadang mempertanyakan kegunaan karakter Netta dalam cerita ini, Gadis itu tidak terlihat menyukai Vale begitu pun dengan Ana tapi tidak juga terlihat membenci keduanya.

Namun meskipun begitu Menjadi sosok Figuran juga tidak lepas dari nasib buruk.
Meskipun dalam novel Netta diceritakan bukan sebagai karakter yang di benci banyak orang tapi Netta juga tidak memiliki nasib yang jauh lebih baik dari Vale.

Kristian- papi Netta, mungkin memang sangat membanggakan anak sulungnya itu. bisa di katakan Netta adalah kebanggaan keluarga Atmajaya tapi Netta tidak pernah mendapat perhatian lebih dari Kristian.

Hanya sekedar memberikan selamat atas apa yang Netta capai atau menyapa saat bertemu itu pun hanya sekedarnya saja tidak lebih. Setelah meninggal nya Arunaya ibu Netta, Kristian yang perhatian pada keluarga nya menjadi sosok yang kaku dan cuek.

Netta bahkan sudah melupakan pelukan hangat dan perhatian dari Kristian, karena saat dia mulai bisa mengingat berbagai momen semua kehangatan keluarganya lebih dulu lenyap tak tersisa.

Belum lagi pacar sekaligus teman masa kecil Netta yaitu Angkasa menyimpan rasa pada Ana sih protagonis cerita.

Gadis itu berdecak kesal mengingat bagian di mana Angkasa menyatakan perasaannya pada Ana padahal laki-laki itu masih berstatus pacar Netta.

Angkasa laki-laki yang tidak tahu bersyukur dan Kristian benar-benar tipe seorang ayah yang pantas untuk dimusnahkan. meskipun dirinya paham bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang berharga dalam hidup, tapi Kristian juga harusnya sadar bahwa bukan hanya dirinya yang bersedih atas kematian Arunaya dan lagi dia masih memiliki anak-anak yang membutuhkan sosok orang tua darinya.

Tapi yang lebih membuatnya frustrasi Kirana tidak tau akhir kisah dari karakter Sheanetta.
Pada ceritanya Sheanetta meninggalkan tanah kelahirannya karena patah hati dan setelahnya Netta tidak di munculkan lagi dalam cerita.

Tapi di sisi lain dia bersyukur karena Netta memiliki sikap yang tenang dan cukup pendiam jadi dia tidak harus repot-repot mengubah sifat aslinya agar tidak ada yang curiga padanya. Jiwa Kinara adalah sosok yang anti sosial jadi dia tidak terlalu suka berbaur dengan lingkungannya. Kinara menyukai ketenangan dan kesendirian.

"Gue harus hindari semua karakter-karakter penting dari novel, supaya hidup gue tenang dan damai. Gue nggak mau mati dua kali" Setidaknya dia harus mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi apalagi dirinya tidak tau akhir dari Netta "Hem, itu memang pilihan terbaik" Ia menetapkan keputusan nya "Cukup jadi penonton aja" Itu adalah posisi paling aman untuk nya.

Karena tidak lagi ingin memikirkan hal-hal yang berat gadis itu memilih naik ke atas kasur, berbaring dan tidur.


***


Netta terbangun karena merasakan usapan lembut di puncak kepalanya "Sayang bangun, udah pagi" suara lembut menyapa pendengaran Netta. perlahan kelompok matanya mulai terbuka

"Katanya mau sekolah hari ini" Perempuan itu tersenyum lembut. Jarang sekali menemukan seorang ibu yang membangunkan anaknya seperti yang dilakukan Lula.

"Mommy?" guman Netta serak kas orang baru bangun tidur. masih setengah sadar perempuan itu bangun dari berbaring nya "Iya Mom, ini Netta mau mandi"

Dengan sedikit linglung gadis itu berjalan ke arah kamar mandi.
Sekitar 30 menit setelahnya Netta sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sebenarnya sangat malas jika harus kembali bersekolah tapi mau bagaimana lagi dirinya harus melakukan ini demi kelangsungan hidupnya di dunia novel ini.

Gadis itu melangkah turun dari lantai atas, di meja makan keluarga ia melihat keluar Netta sudah terkumpul semuanya "Ayo sayang, kita sarapan dulu supaya kamu ada tenaganya di sekolah."

Gadis itu mengangguk seraya tersenyum tipis, dia berjalan mengambil tempat duduk di samping Mommy-Lula.

"Hari ini Lo bareng gue. Angkasa nggak bisa jemput Lo, ada urusan katanya" ujar Orion menoleh pada Netta

"Hem" Netta membalas cuek tanpa menoleh pada Orion. Orion sedikit kaget dengan respon yang dia dapatkan, biasanya raut wajah Netta akan langsung berubah murung, adik sepupunya itu akan menanyakan alasan Angkasa tidak jadi menjemput nya. Hal itu juga kenapa Angkasa selalu memberi kabar lewat Orion karena malas dengan serentetan pertanyaan dari Netta.

Tapi bagi dirinya, dia jelas tahu alasan Angkasa sering membatalkan janji menjemput Netta, itu semua karena Ana yang selalu di kerjain oleh Vale pagi-pagi begini. Seperti mengunci cewek itu di gudang, toilet atau bahkan kamarnya sendiri, kadang-kadang juga menyembunyikan barang-barang milik Ana.

Sebenarnya tanpa adanya Angkasa pun sudah banyak yang melindungi Ana. seperti Ersa, Erwin dan Kristian tapi Angkasa tidak akan tenang jika belum melihat Ana baik-baik saja dengan matanya sendiri.

Bahkan sang pemeran utama pria tidak sebegitu nya pada Ana tapi Angkasa, pemuda itu sangat bucin pada sang protagonis wanita.

Dalam hati ia menyumpahi- serapahi Angkasa dengan mengabsen segala jenis binatang mengingat tingkat kebucinan laki-laki itu pada Ana.

Kenapa Netta harus jatuh cinta pada seseorang yang sudah sangat jelas mencintai orang lain, kenapa juga Netta terus bertahan pada hubungan yang jelas hanya memberikan luka.

Cinta memang sangat luar biasa bukan, Bahkan luka saja bisa dinikmati jika bersama seseorang yang menjadi pusat dunia kita.
Haruskah dia bersyukur karena belum pernah mengalami hubungan serumit itu?

****

Jangan lupa Tinggalkan jejak yah

Terimakasih sudah mampir dan membaca cerita ini

Sheanetta's New Soul  (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now