16

1.8K 249 35
                                    

"Shit."

Taehyung mendecak keras melihat bagaimana layar ponsel Jungkook menampaki jaket miliknya terpajang pada salah satu toko online. Tentu Taehyung tak sembarang mengiyakan karena tak cuma dirinya yang punya jaket seperti itu. Luntur di bagian lengan menjadi ciri khas, dan status barang lama di bagian deksripsi semakin menguatkan. Sudah tidak ada yang dapat dipatahkan lagi.

Apa lagi kali ini? Padahal Taehyung baru saja terbebas dari sangkarnya.

"Jennie tinggal di lantai 2, kan? Aku ada dendam sama pacarmu itu, mungkin bisa aja ku cakar mukanya sampe gak berbentuk."

"Pacar apaan sih?"

"Gak penting bahas itu, ya." Jungkook menggulung kaosnya hingga ke lengan, tampangnya garang. "Aku pergi dulu."

"Ck, jangan." Belum saja langkah yang lebih muda beranjak, Taehyung menahan lengannya. "Lo gak usah berurusan sama dia, Jung. Cukup segini aja. Gue gak mau lo kenapa-napa."

Jungkook nampak agak tersinggung, "Lagi mikir apa? Aku juga tau enggak boleh kasar sama cewek. Tapi yang ini gak bisa ditoleransi lagi. Stereotip kayak gitu sama sekali gak layak buat aku anut ke dia."

"Gak gitu, Jungkook." Taehyung bercicit mencoba untuk mengatur nada suaranya, "Ini obesesi, Jungkook. Gue sendiri yang bakal selesaiin semuanya, oke? Lo jangan ikut-ikutan. Gue gak mau kejadian dulu keulang lagi."

"Kejadian apa?"

"Ex crush gue pernah diterror sampe dikasih ancaman yang terlalu ngebahayain, bisa ngerenggut nyawa. Dia bahaya, Jung. Sebisa mungkin gue mohon, lo gak usah turun tangan ya?" Taehyung memohon. "Gue gak tau bakal ngamuk kayak apa seandainya dia lakuin itu ke lo."

Jungkook diam. Ia menghela napas kasar, mengangguk pada akhirnya. Dihadiahi sebuah usapan oleh tangan Taehyung di atas kepalanya.

"Mau keluar?"

"Kemana?"

"Anywhere, cari angin. Temenin gue, capek abis part time."

"Aku masih ada tugas." Jungkook menunjuk kepada lembaran kertas di atas kasurnya. "Nirmana, dikumpulin dua hari lagi. Setengah jalan juga belum."

"Nanti gue bantuin. Kemarin gue dapet 95 di kelas Pak Jonathan." Taehyung kembali menepuk kepalanya, "Buruan pake jaket, angin malem bisa bikin sakit."

"Tujuannya kemana dulu?"

"Planetarium."

.

.

.

"Planetarium mana?!"

Taehyung tertawa melihat Jungkook menghentakkan kakinya dengan geram kala dirinya membawanya ke sebuah lapangan rumput yang luas tanpa adanya apapun di sekitar. Penerangan hanya terdapat pada satu lampu jalan, tapi Taehyung tetap saja mengacuhkan omelan bocah itu. Segera menariknya pergi ke tengah sana kemudian langsung merebahkan diri di atas rumput.

Taehyung mengulurkan sebelah tangannya dan menepuk, mengisyaratkan Jungkook untuk berbaring di sana. "Sini."

"Gila gak mau, badanku nanti gatel kena rumput!" Jungkook menggeleng keras, "Tae ke tempat lain aja deh, sumpah kamu gak jelas banget."

"Aish, lo dongak coba. Gue gak boong buat ngajak lo ke planetarium."

Jungkook mengiyakan dengan mendongakkan kepala.

Oh. Mata doe-nya membulat.

Kala melihat langit dipenuhi oleh bintang yang tak biasanya ia jumpai sebertebaran ini, dan bulan yang nampak lebih bercahaya hampir membola sempurna.

Roommate - vkWhere stories live. Discover now