15

1.5K 207 7
                                    

"Ibu, apaan ini?"

Taehyung mendelik kala sang ibu menyerahkan sebuah buku rekening dan kartu kredit kepadanya. Sosok yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit hanya tersenyum lembut. Surai Taehyung diusapnya hangat.

"Pegang aja, Tae. Ibu gak berhak buat dapet ini. Kamu lebih berhak buat semuanya setelah-"

"Ibu, ini bukan hak Taehyung." Taehyung menarik napas dalam. Helaan berat dikeluarkan segan. "Ini tertulis atas nama ibu. Emang kenapa sama Taehyung? Ibu tau? Tae sama sekali gak berharap apapun setelah ibu keluar dari rumah. Dengan kita terbebas, itu udah lebih dari cukup buat Tae. Jangan begini ya? Simpen buat ibu. Taehyung masih muda. Jalan Taehyung masih panjang. Biarin Tae lakuin semuanya pake usaha Taehyung sendiri."

Soojin diam. Sejujurnya rasa bersalah kepada anaknya sendiri sangatlah besar dari apapun yang tengah ia pikirkan. Taehyung meraih telapak untuk digenggam, mengeluskan pipinya ke atas punggung tangannya dengan penuh sayang.

"Ibu, setelah keluar dari rumah sakit mau jalan-jalan malem sama Tae?" Taehyung tersenyum, "Kangen banget."

Soojin terkekeh, tentu saja anggukkan dilayangkan setelahnya. "Iya boleh, nak. Ibu juga kangen, kapan terakhir kali?"

"Lupa," cengiran kotaknya terukir, "Hoseok tiap diajak keluar nggak mauan. Takut masuk angin katanya."

"Pacar?" pertanyaan Soojin membuat Taehyung menatapnya. "Emang nggak pergi sama Jennie?"

Ah Taehyung lupa.

Ibunya tak tau soal ini.

"Ah, Taehyung udah putus." Tengkuk belakangnya digaruk canggung, "Udah gak cocok. Tae juga udah punya yang lain."

"Eh? Siapa?"

Mampus.

Keceplosan.

"Anu..."

Taehyung berpikir berulang kali. Lihat, apa yang dikatakannya pada Jungkook semalam ternyata menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Berbekal nekat, ia merapalkan entah doa apa di dalam hati.

"Janji dulu jangan marah ya? Pokoknya jangan marahin Taehyung." Taehyung mengulurkan jari kelingking.

Soojin menautkan tanpa curiga. "Kenapa harus marah?"

"Soalnya Jungkook- aduh..." kakinya digerakkan tak nyaman. "Si Jungkook, bu..."

"Hm?" Soojin memandang Taehyung bingung, "Kenapa? Kamu lagi rivalan sama Jungkook?"

Nah salah tangkap.

Rival darimananya?

"Bukan. Suka..." Taehyung menggigit bibir bawahnya, "Taehyung suka Jungkook."

Taehyung memejamkan matanya lemas, tak menyanggupi untuk menerima reaksi seperti apa. Dugaan kuat dimarahi atau diceramahi sudah Taehyung kira.

Namun yang terdengar malah suara gelakan.

"Oh yaudah."

"Hah?" Taehyung membuka kedua matanya. "Yaudah?"

Soojin mengangkat kedua bahunya. "Jungkook lembut anaknya, baik banget sama ibu, ganteng juga lho. Terus apa yang perlu kamu khawatirin sampe segitunya?"

Lah?

"Ibu gak marah?" Taehyung bertanya hati-hati. "Kan sepupu..."

"Kenapa? Itu bukan masalah. Mendiang kakek nenek ibu pun sepupuan. Sejak kapan? Kok kemarin kalian diem-diem aja?"

Roommate - vkWhere stories live. Discover now