7

1.9K 250 19
                                    

TW : panic attack, domestic violence

.

.

.

"Puji Tuhan!"

Jimin sujud bak menyembah ketika ia masuk ke kamar Taehyung dan Jungkook. Bersih dan tertata, tak ada bau tengik yang berkabung dalam ruangan tersebut sama sekali. Taehyung yang ada di belakangnya menendang bokong Jimin agar ia bangun, segera meletakkan dua plastik di meja pendek yang entah bagaimana tiba-tiba sudah ditempatkan di tengah ruangan mereka bersama karpet abu lebar sebagai alasnya.

"Emang aslinya rajin sih."

Bug!

"Gak tau diri."

Jungkook mendelik galak, melempar Taehyung dengan sandal tidurnya, buat Taehyung terkikik. "Makasih ya, Jungkook." Dia menduduki diri di hadapan Jungkook sementara Jimin ikut nimbrung di antara mereka.

"Sumpah Taehyung lo aneh bangsat." Jimin bergidik, "Minta temenin nyari kerja, ada kemauan benah kamar. Kayak orang kena guna-guna."

"Temen lo bawelnya ngga mau udah." Taehyung menuding Jungkook dengan dagunya.

Jungkook menendang kakinya dari bawah meja, "Ini juga separuhnya aku yang beresin ya, sialan kamu." Dengus, "Kenapa tiba-tiba sama Jimin? Bohong kah? Main? Bukan nyari kerja beneran? Biar aku yang beresin tempat kamu iya?"

Taehyung menahan tangan Jungkook yang sudah berancang untuk membogemnya. "Demi Tuhan, beneran. Tadi ketemu dia di jalan, dia yang ngintilin gue sampe sini."

"Beneran gak tau diri anjing," kepala Taehyung diketok keras. Jimin mengeluarkan beberapa makanan dari dalam kantong plastik, sedikit mendumal. "Kalo gak ketemu gue juga gak mungkin lo sehari nyari langsung dapet kerjaan."

"Udah dapet aja?" alis si paling muda mengkerut bingung.

Jimin membuka plastik yang membungkus mangkuk mereka, asap dari tiga jajangmyeon mengepul. "Ada temen gue yang lagi butuh banget part-time worker di cafenya. Lagi hoki dia."

Cuma angguk, setelahnya Jungkook menyambar makanannya.

Oh, surga.

"3 bulan lagi gue keluar dari asrama."

Ujaran Taehyung mengundang lirikan Jungkook. Sembari mengunyah ia kembali menganggukan kepala, "Iya deh, baiknya kamu emang tinggal di tempat lain aja."

"Seneng banget lo gue pindah?"

"Ha? Ya seneng. Toh aku kasian liat kamu kepusingan."

Taehyung membengis jengkel, Apaan sih? Memang suka sensitif, seperti gadis di masa pubertas.

"Masih gak ada clue siapa yang lagi nguntit lo Te?" tanya Jimin.

Taehyung menggeleng, "Gue pusing ngurus urusan orang rumah. Capek lama-lama. Lagian gue juga udah gak lama lagi di sini."

"Jennie?"

"Kenapa?"

Jimin melirik Jungkook kilat, "Lo kan cerita kalo Jungkook pernah pergokin orang yang ngaku pacar lo ngambil jaket levis?"

"Gimana mau curiga? Jungkook aja gak inget gimana tampang orangnya. Lagian gue udah meriksa ruangan Jennie, gak nemuin jaket gue di sana."

"Te gak maksud nyinggung tapi lo tau Jennie gimana kan? Gue tau lo gak mungkin lupa."

"Udah lalu. Yang lama gak perlu lo korek-korek lagi."

Jimin hanya mengendik acuh. Sementara Jungkook mengunyah pelan makanannya sambil bergantian menatap keduanya yang membicarakan hal asing. Jungkook setidaknya ingat jika Jennie adalah kekasih Taehyung.

Roommate - vkWhere stories live. Discover now