11

1.7K 233 48
                                    

Jungkook menggeliat. Rasanya kasur lebih sempit daripada biasanya.

Pun sadar jika posisinya duduk selama terpejam dalam pergerakannya yang sangat tak leluasa. Serta- aroma parfum morning rain menyelinap samar ke dalam indera penciumannya.

Tapi sejak kapan Jungkook pakai parfum itu?

Hah...

Apa ini?

Jungkook tertidur di depan nakas. Bersama tubuh Taehyung yang merengkuh seraya membantali punggungnya dengan dada.

Oh.

Gak.

Mana bisa dia cuma bilang oh?!

Harusnya begitu, tapi situasi tak memberikan Jungkook barang sedikit kesempatan.

Jungkook mengerjap, matanya terasa begitu mengganjal untuk sekedar dikedipkan karena membengkak.

Teringat apa yang telah terjadi, Jungkook tak sampai mengira kalau Taehyung akan menceritakan segitu banyak tentang dirinya semalaman penuh. Padahal Jungkook cuma ingin tau soal marga tapi malah hatinya yang berakhir diremukkan.

Taehyung agaknya amat tak sudi menyandang marga Jeon dari sang ayah. Akhirnya ia memilih untuk menggunakan marga lama milik ibunya. Meskipun begitu, nama asli Taehyung dalam seluruh data formal tetaplah Jeon Taehyung.

Selain itu Jungkook sekarang tau apa yang membuat Taehyung membenci minyak kayu putih.

Dia pernah diminumi 3 botol sampe keracunan sama ayahnya. Jungkook meringis, menyumpah serapah. Rasanya mau minta maaf lagi soal waktu itu ke Taehyung pun gak akan cukup.

Terlalu banyak hal yang sudah orang tua iblis itu lakukan sampai Jungkook tak dapat lagi berkata-kata.

Kenapa para ayah bermarga Jeon yang Jungkook temui semasa hidupnya selalu brengsek begini?

Jungkook melirik jam dinding, pukul 5 dan hari ini ia ingat kalau kedapatan kelas pagi. Maka tangan Taehyung yang sedikit tersangkut pada pinggulnya diangkat dengan hati-hati. Berdiri untuk pergi ke arah meja belajar Taehyung dan meneliti kertas jadwal di madingnya. Dia rupanya ada kelas pagi juga.

Lantas kembali menghampiri pria itu, berjongkok di sebelahnya. Pundak Taehyung digoyangkan sambil memperhatikan mata bengap yang berusaha terbuka ketika Taehyung mengulatkan tubuh.

"Kamu ada kelas pagi jam setengah 7. Bangun, jangan sampe kesiangan."

Taehyung tertegun. Punggung jari telunjuknya terulur untuk menyentuh kedua kelopak mata Jungkook bergantian. "Sorry," penyesalan dalam suara serak, terdengar mendengungkan rasa bersalah karena membuat matanya membengkak seperti itu.

Jungkook menggeleng, "Kalo di rumah biasanya kamu sarapan apa?"

Taehyung diam sejenak, "Sering makan oat berdua sama ibu. Dari SMP udah jarang makan di rumah, beli di luar terus. Udah lupa."

Sekali lagi dada Jungkook terasa nyeri. Ia total tak dapat memerintahkan diri agar melakukan tau batasan seperti yang Jennie katakan.

Bagaimana caranya Jungkook membuang rasa pedulinya kepada orang yang memiliki inner child separah ini?

Taehyung ini sedang terluka dan dia hanya merindukan perhatian dari sosok ibu yang bisa ia dapati dalam diri Jungkook. Tanpa sadar jadi merasa terlalu senang dan kehilangan kendali kemudian meluapkan emosinya lewat cara yang tak dikira dapat menimbulkan prasangka buruk.

Jungkook jadi bingung.

"Mandi, aku bakal bikin oat buat kamu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Roommate - vkWhere stories live. Discover now