Epilog

7.5K 362 18
                                    

Cella POV

Masih inget siapa gue?

Gue cantik, pinter dan luar biasa. Bahkan di usia gue yang mengijak 24 tahun, banyak yang mengakui bahwa gue adalah seorang CEO yang kompeten!

Di suatu waktu, Tuhan merencanakan hal tidak terduga. Hanya dalam satu kedipan mata, gue bukan diri gue lagi! Gue bukan lagi si 'cantik'.

Gue dikenal sebagai Marcello. Seorang lelaki tampan, pintar dan luar biasa. CEO berumur 26 tahun dengan perusahaan besar yang dibangun sendiri!

Menjalani kehiduapn yang berbeda, membuat gue semakin mengenal siapa Marcello. Bahkan mendalami peran gue dengan sepenuh hati sampai akhirnya rencana Tuhan yang tidak terduga itu berakhir dengan menjodohkan kami berdua!

Setelah satu tahun penuh berlalu sejak kami kembali ke badan kami masing-masing, kami memulai semua lembaran baru. Bukan lagi seorang diri, tapi dua orang yang bersama...

Marcella dan Marcello!

"Cellaaaaa! Cepet bangun! Hari ini tuh hari pernikahan lu sama Cello!!! Astagaaaa... Lu mau telat ke acara pernikahan lu sendiri?!"

"Tenang aja... Papa mau jadi supir nganterin gue naik Aston Martinnya kok. Lagian jalanan kan bisa dibikin lapang sama Papa. Tenang lahhh..."

Pletakkkk

"Aduhhh! Sakit Lita!"

"Makanya, ayo cepetan!"

"Huhhh.... Bilang aja mau ketemu Edward yang jadi bestman!"

Sekali lagi Lita menggetok kepala gue pakai majalah yang sudah dia gulung sedari tadi, ishhhh! Tega benar dia!

"Cepetan deh!"

"Iya iyaaaaaa! Dasar cerewet!"

Walau pagi ini berjalan dengan sedikit menyebalkan, tapi senyum terus menempel di wajah gue. Tepat hari ini... Gue akan menjadi seorang istri dari Marcello Purnama.

"Cella..."

"Ya Pa?"

"Masih ada kesempatan kalau kamu mau lari."

Gue hanya bisa mendelik tajam ke arah Papa. Memang masih ada, tapi gue udah ada di depan pintu gereja. Ya masa iya kabur sekarang??!

"Ga perlu! Aku yakin!"

"Tapi Papa engga..."

Aku kembali menatap Papa. Wah wahhh... Papa jangan menangis! Tapi gue yang ga tahan pun langsung memeluk Papa erat. Masa bodo sama gaun yang bakal kusut, yang jelas ini hari terakhir gue menjadi seorang Hendrawan.

"I love you Pa... Walk beside me. Please..." Bisik gue.

"Pasti!"

Pintu gereja dibuka dan suara organ langsung berkumandang. Di hadapan Tuhan yang sudah mempertemukan dan mempersatukan kami, janji kami terucap!

"Saya bersedia..."

*****

Cello POV

Masih inget siapa gue?

Gue tampan, pinter dan luar biasa. Bahkan di usia gue yang baru 26 tahun, gue udah menjadi CEO di perusahaan besar yang gue bangun sendiri!

Di suatu waktu, Tuhan merencanakan hal tidak terduga. Hanya dalam satu kedipan mata, gue bukan diri gue lagi! Gue bukan lagi si 'cantik'.

Gue dipanggil sebagai Marcella. Seorang wanita cantik, pintar dan luar biasa. Bahkan di umurnya yang masih 24 tahun, dia sudah menjabat sebagai CEO.

Menjalani kehidupan yang berbeda, membuat gue semakin mengenal siapa Marcella. Bahkan mendalami peran gue dengan sepenuh hati sampai akhirnya rencana Tuhan yang tidak terduga itu berakhir dengan menjodohkan kami berdua!

Setelah satu tahun penuh berlalu sejak kami kembali ke badan kami masing-masing, kami memulai semua lembaran baru. Bukan lagi seorang diri, tapi dua orang yang bersama...

Marcella dan Marcello!

"Astagaaaa Cellooooooo! Lu gila ya hah?! Sempet banget lu masih tidur?! Bangun woi! Kalau gue ga punya password apartemen lu, ucapin selamat tinggal sama nyawa lu!"

"Isshhhh Ed... Apaan sih lu?! Ini masih jam enam pagi." Erang gue yang masih nyaman di ranjang.

"Eh boss gila! HARI INI HARI PERNIKAHAN LU! Lu mau digantung sama Tommy Hendra-..."

"Hari ini hari pernikahan gue?!"

"Astaga! IYA BOSSSSS! Sejak kapan otak jenius lu jadi melemot hah?! Jam sembilan pemberkatan!"

Damn! Kenapa gue bisa sampai lupa?! Gue segera berlari ke kamar mandi seperti orang gila. Edward pasti sibuk menertawai gue. Sialan! Kok gue bisa temenan sama dia yang kerjanya cerewet dan rese begitu???

Satu jam kemudian, gue udah beres dengan semuanya!

"Ayo cepet! Takut jalan macet."

"Ck, bilang aja lu mau cepet-cepet ketemu Lita!"

"Ishhh... Ya emang lu ga mau cepet-cepet ketemu Cella??"

"Heh, gue pun kalau mau juga ga bisa. Lah acaranya aja jam sembilan!"

"Oh iya gue lupa. Kasian ya lu..."

Segera saja gue jitak kepalanya. Masa iya di hari oernikahan gue, Edward berani meledek gue seperti itu. Huh! Gue ga terima.

"Kak Cello... Ck! Ryan kira ga jadi nikah sama Kak Cella..." Cecar Ryan saat gue baru saja keluar dari mobil di depan gereja.

"Mana mungkin!"

"Mungkin aja. Lagian, Ryan sih seneng kalau Kak Cella masih sendiri. Jadi kan cuma milik Ryan. Bisa temenin Ryan main terus."

Gue tersenyum. Masih sama ya seperti saat Cella mau menikah dengan James?mdengan cepat, gue langsung mengacak rambut Ryan dan sukses membuat wajahnya tambah jutek terhadap gue.

"Isssh! Kak! Berantakan nih!"

"Hahahhaa.. Ga apa! Dengan begitu, kamu bisa minta Kak Cella rapiin kan? Lagian nih ya, kalau kamu mau ngobrol atau sekedar main basket, dateng aja nanti ke rumah kami. Dengan senang hati, kami pasti nemenin kamu main."

"Mmm... Beneran?" Tanya Ryan ragu.

"Ajak Papa juga. Atau, undang kami ke rumah. Kita bisa main saat akhir pekan."

Ryan tersenyum. Lebar! Sedetik kemudian dia mengulurkan tangannya ke gue. Tapi tanoa pikir panjang, gue segera menyambutnya.

"Jaga Kak Cella selamanya. Congrats, kakak ipar!"

Tak berapa lama gue menunggu pintu gereja dibuka dan suara organ langsung berkumandang. Di hadapan Tuhan yang sudah mempertemukan dan mempersatukan kami, janji kami terucap!

"Saya bersedia..."

Marcella & MarcelloWhere stories live. Discover now