Lima belas : Hampa

4.6K 228 5
                                    

Semua badanku tidak dapat di gerakkan.

Rasanya seperti ada yang menahanku. Tunggu, apakah aku peduli dengannya bahwa dia masuk rumah sakit?

Sepertinya, aku memang peduli.

Karna aku tak dapat menggerakkan tubuhku, pada akhirnya seseorang yang tadi, yang tak kuketahui dia siapa, menyentuh bahuku.

"Kamu kenapa?"

"Eh?-engga ga apa apa, makasih infonya. btw, maaf tadi gue kayak yang ngebentak lo. Gue pergi dulu"

Satu satunya tempat yang mengertinya kalau sedang berada di situasi seperti ini hanyalah balkon.

Keyla berlari sekencang mungkin, entah apa yang di pikirkannya. Ia hanya fokus pada tujuannya yaitu balkon.

Bahkan, ada beberapa orang yang menyapanyapun Keyla tidak menjawabnya, bukan menjawab malah nengok aja dia engga.

Sampailah pada tujuannya balkon.

Entah apa yang di rasakan Keyla.

Yang jelas semua badannya juga terasa sakit terutama bagian dada.

Apa ini semua karna kabar Fikri masuk rumah sakit? Keyla sendiri tak tau.

Ternyata air mata jatuh ke pipi Keyla.

Gerimis rupanya.

Keyla tertunduk ke bawah, di bawah tepatnya di lapang ia melihat seseorang menggunakan baju sekolah sedang bermain basket sendirian di lapang,

Angga.

Ia sedikit tersenyum saat melihat Angga berhasil memasukan bola basket ke dalam ring basket.

"Di saat hatiku kacau seperti ini. Mungkin melihat Angga adalah obatnya, meski sementara"

Seseorang menepuk pundak Keyla secara kasar.

"Ngapain nyet?"

Keyla berbalik kebelakang untuk menemukan seseorang yang menepuk pundakknya itu.

"Ih Justin!"

"Haha lagian lo ngapain coba nyet, mending lo pulang sekolah ikut gue dah"

"Kemanaa? kenapa ga sama Faras aja?"

"Rumah sakit mau jenguk temen sekelas gue, yang murid baru itu, Fikri. Faras males katanya."

"Oh iya gue ikut"

"Gua tunggu pulang sekolah di gerbang. bye" Justin segera pergi meninggalkan Keyla.

"bye"

Kenapa tadi gue iyain ya kalau gue bakalan ikut?

Tuhkan gue mulai.

××

Keyla berjalan sambil melihat ke arah jamnya.

"Ah lu kok lama banget sih nyet?"

Justin rupanya sudah menunggu Keyla di gerbang.

"Yaa maaf maaf, tadi ada pengumuman bentar di kelas" Keyla menundukkan kepalanya.

"Yaudah yuk."

Justin menarik tangan Keyla. Tidak, lebih tepatnya menggandeng tangan Keyla.

SUER! GUE GAK BOHONG! TANGANNYA JUSTIN ANGET ENAK BANGET KALO PEGANG TANGANNYA APALAGI GANDENGAN TANGAN BIKIN NYAMAN.

"Ini apaan?" Keyla memberhentikkan langkah begitu juga Justin. Keyla menunjuk pada tangannya yang bergandengan dengan Justin.

"Gandengan tangan Key"

Stalker✨ [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang