17~ Lebih dekat 💖

77 3 0
                                    

Raiyan duduk di pinggir lapangan setelah selesai melakukan latihan tembak. Terik matahari tertutupi oleh awan hitam yang hanya sekedar lewat tanpa mau menjatuhkan airnya ke bawah. Angin juga turut berhembus dengan cepatnya dari arah utara ke selatan. Raiyan memejamkan mata sesekali menarik nafasnya dalam menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Seseorang menepuk pundaknya dan seketika ia membuka matanya lalu menoleh ke orang yang menepuk pundaknya yang kini berada di sampingnya. "Kenapa bang?"

Raiyan menoleh ke arah sampingnya. Lantas tersenyum, "nggak papa Mal, lagi pengen istirahat aja"

Akmal yang berdiri di samping Raiyan lantas nendudukan dirinya di samping Raiyan. Lalu keduanya sama-sama menatap ke arah anggota lain yang masih berlatih.

"Bang kenapa kalo cewek itu pergi kalo nggak kita seriusin?" tanya Akmal tiba-tiba.

Raiyan lantas menoleh ke arah Akmal. "Habis ditinggal cewe ya?" Akmal menatap Raiyan dengan mimik muka lesu.

"Yaa lebih tepatnya dia lebih milih orang yang udah siap sama dia dan parahnya dia kasih taunya pas udah tunangan."

"Lo pacaran sama dia?"

"Ee... iya" jawabnya ragu.

"Berapa lama?"

Akmal tampak berfikir sejenak, "Kira-kira hampir satu tahun"

Reflek Raiyan menampar bahu Akmal. "Gila pacaran nggak bilang-bilang. Emang saya siapa kamu ha?!"

Akmal seketika langsung mengambil sikap siapnya, "siap salah!" jawabnya dengan tegas.

"Gini nih, kalo udah ditinggal baru ngomong"

"Siap salah bang, saya juga belum ada niatan buat nikah cepet-cepet jadi nggak ngasih tau abang"

"Nah ini alasan kenapa dia lebih milih orang lain daripada kamu, karena dia tau kamu belum siap sama dia dan bisa aja kamu cuma mempermainkan dia. Perempuan itu butuh buat diseriusin Mal, perempuan itu bukan cuma jadi tempat kamu singgah untuk sementara, perempuan itu juga butuh kepastian dan yang pasti perempuan itu pengen hidup bahagia selamanya sama orang yang bisa mencintai dia, yang bisa jalan bareng sama dia, yang bisa ngertiin dia dan lain halnya. Mungkin kamu menganggap dia egois karena lebih memilih orang lain yang mungkin saja baru dia kenal daripada kamu yang sudah lama dia kenal tapi bisa saja dia juga punya alasan tersendiri yang seharusnya menang kamu nggak perlu tau. Ingat deh Mal, Alloh itu sudah menggariskan jodoh, takdir, maut, rezeki bahkan sebelum kita hadir di dunia, yang sudah tertulis rapi di Luh-Mahfuz, tinggal bagaimana ikhtiar yang kamu lakukan untuk menjemputnya."

"Tapi bang saya sebenernya mau ngelamar dia setelah saya naik pangkat"

"Ya berarti itu kamu kalah start. Kamu naik pangkat aja masih satu dua tahun lagi sama aja kamu ngegantung dia yang dianya nunggu kamunya nggak tau ditunggu"

"Abang mah gitu, btw bukannya abang juga ngegantung cewek ya bang? Malah katanya dari jaman abang pendidikan taruna"

"Kamu salah info, hoax itu, saya nggak ngegantung cuma kita lost contact setelah saya praspa, udah nggak usah dibahas"

"Loh kata bang Satria abang ngegantung ceweknya sampe sekarang, malah ceweknya masih berharap sama abang" Akmal berkata dengan wajah yang serius. Rasanya Raiyan ingin mempercayai perkataan salah satu anggotanya ini tapi apalah daya informan nya tidak dapat dipercaya, siapa lagi kalo bukan Satria. Walaupun notabene nya Satria merupakan sepupu Hifza tapi keakuratan informasi yang diperolehnya harus dipertanyakan.

"Kamu percaya sama Satria, mulut dia itu kalo soal pergibahan suka seenaknya apapun akan dihalalkannya asal ada berita baru"

Akmal menganggukkan kepalanya. "Udah sekarang istirahat siang sekalian sholat" Raiyan bangkit dari duduknya lantas berjalan menuju masjid disusul oleh Akmal yang berada di belakangnya.

***

Bang Sat😜

Bang gue udah sampai di luar nih, lo dimana?

Pesan tersebut centang dua biru tandanya sudah terbaca dan tak lama setelah itu Satria datang dari dalam cafe yang dijanjikan untuk mereka bertemu. "Udah lama dek nunggunya?" tanya Satria.

"Belum, adek juga baru aja sampai" lantas keduanya langsung masuk ke dalam cafe. Hifza berjalan di samping Satria menuju meja yang satria pesan, tapi samar-samar Hifza melihat seseorang duduk membelakangi mereka di meja yang sepertinya akan Hifza dan Satria tuju. Dan siapa sangka benar saja meja itu kini tak hanya dipesan oleh Satria untuk date berdua dengan sang adik sepupu tetapi juga dengan teman satu letting nya sedari pendidikan dulu siapa lagi kalau bukan Raiyan Nufail Hadi.

Raiyan yang sadari tadi memainkan ponselnya menoleh ketika merasa ada dua orang yang berdiri di depannya. Keadaannya kini agak sedikit awkward karena ketiganya tidak ada yang ingin membuka percakapan hingga seorang pramusaji datang memberikan pesanan yang tadi sudah dipesan oleh ketiganya.

"Ngomong-ngomong bang, ngapain lo ngajak gue makan kalo ujung-ujungnya lo ada temennya" tanya Hifza setelah menyelesaikan makannya.

"Ingat dek kalo ada laki-laki sama perempuan cuma berdua yang ketiganya adalah setan" jawab Satria dengan entengnya.

"Jadi sekarang setannya lo apa mas Raiyan? Btw kita juga bukan orang asing lo sama gue sepupuan bege" Raiyan tertawa ringan ketika melihat dia orang di depannya itu ribut karena hal sepele.

"Iya juga ya, yaudah gue deh kalo gitu yang jadi setannya, lo sama Raiyan udah cocok jadi pasangan soalnya" mata Hifza mendelik tak terima tanpa aba-aba tangannya bergerak memukul lengan Satria yang penuh dengan otot tapi tak urung Satria mengaduh kesakitan akibat pukulan Hifza yang lumayan kuat sehingga meninggalkan rasa pedih. Sedangkan Raiyan ia hanya tersenyum saja melihat tingkah keduanya, ia juga tidak tersinggung dengan kata-kata Satria tadi karena ia sudah menduga sedari awal karena ia sudah diberi tahu untuk ikut makan bersama Hifza.

Tak terasa sudah sekitar satu jam lebih mereka mengobrol. Awalnya tadi memang terasa sangat awkward tapi setelahnya percakapan muncul begitu saja diantaranya.

"Dek lo pulang diantar Raiyan lagi ya abang ada piket harus langsung pulang, Rai anterin ya gue titip" Raiyan tersenyum sambil mengangkat jempolnya.

"Ayo Za, mau langsung pulang sekarang?" tanya Raiyan. Hifza menoleh, "iya mas langsung pulang aja"

Keduanya lantas menuju tempat parkir dimana motor Raiyan terparkir disana, motor matik vari* itu berwarna hitam itu kini melaju di tengah gelapnya malam.

Aku senang karena bisa mengenalmu kembali...

Assalamu'alaikum semua,
Mau ngucapin banyak banyak makasih sama readers yang masih stay sama cerita ini 😭 I love you so much all❤❤
Makasih juga nggak bosen nungguin setengah tahun :" Jujur nggak kerasa banget dan alhamdulillah juga saya sudah lulus SMA, makasih yang udah do'ain 😍😍
BTW hope you enjoy the story guys...

Magelang, 31 Mei 2022

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SANDYAKALA Where stories live. Discover now