Tiga Puluh Empat

49 4 15
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaa guiisss
.
.
.

Tanpa segelintir Narasi

Di tapak rapah tak peduli hilang arah
Desahan angin melantunkan merdu
Menerpa hati nestapa
Walau sesak yang tak kunjung reda

Bulan bersinar terang
Tampak indah di kerlingan mata Namun hati yang tak sejalan
Merampas asa yang pernah ada
Hakikat cinta telah usai

Tertimpah daun dan juga debu Menyisakan pilu yang terbalut rindu
Hingga bintang pun tak mau menyapa

Pesona ilusi kini tak sama

Karena kabut menjadikanya pasi Membabat habis keindahan
Tanpa menyisahkan segelintir narasi

Riuh suara tepuk tangan menghiasi tempat itu. Kini semua di buat tercengang oleh bakat terpendam seorang Friska Arunika Maheswari, yang dapat membacakan segelintir sajak dari karya lomba peserta.

"Terimakasih untuk semua nya, saya di sini hanya membacakan sajak indah dari pemenang juara lomba cipta puisi. Secarik diksi tadi yang saya baca adalah karya perwakilan dari SMA Lentera bangsa, yang berhasil memenangkan juara tiga dalam lomba tahun ini! Beri tepuk tangan nya untuk SMA Lentera Bangsa!"

Perintah Friska di depan mikrophone yang membuat sumua audience bertepuk tangan di acara itu.

"Baiklah berikut nya saya akan membacakan puisi perwakilan karya dari SMA cempaka putih! Beri tepuk tangan nya atas prestasi yang telah memenangkan juara Dua!"

Kabut luka bulan Juni

Menutupi cahaya mata indah ini
Tak terlukis pelangi di netra
Hanya dihuni gerimis duka

Disaksikan sang ilalang
Aku bujang yang terbuang
Dari sarang kasih sayang
Oh, asmaraloka yang malang

Harsa ini mulai habis
Terkikis cincin di jari manismu Menjalar akar ironis
Teriris tipis dinding kalbu

Kau hanyalah rembulan
Yang kukagumi dari kejauhan
Cinta berkarat tak tersampaikan

Dhimpit seribu kepahitan

"Bukanmaenn si Friskaa, handal juga tu orang! Gue kira bisanya cuman adu jotos doang! Ternyata bisa baca puisi juga!" ujar Yoga.

"Ngape bang? Nyesel pernah tolak Friska terus malah milih Maura?" cibir Darenn yang mendapat tatapan tajam dari Yoga.

"Canda bangg, Jokes anak muda! Bawa santai ajaa!" ujar Dareen terlihat kalut setelah melihat tatapan mematikan milik sang ketua geng motor. Dirinya pun menghindar dengan berpindah tempat. Kini Yoga menghadap ke depan menyaksikan pembacaan puisi itu lagi.

"Baiklah yang terakhir saya akan membacakan puisi karya juara pertama yang di menangkan olehh..."

ujar Friska yang membuat penasaran penonton lainya.

"Selamat untuk SMA Garuda!" teriak Friska yang mendapat tepuk tangan oleh semua orang yang ada di tempat itu.

"Sajak puisi ini mengandung bawang, dengan judul Nestapa Senjakala Bersua Arunika! Kalau yang saya tahu arti judul tersebut yaitu kesedihan waktu senja bertemu Arunika!"

BAYANG SENDU Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz