--- Ngomong-ngomong, siapa orang yang dilamar oleh Alberu? Uh, setau Aerith. Alberu tidak begitu dekat dengan perempuan bangsawan selain dirinya dan perempuan di Grup Cale.

... Lalu, kenapa ia merasakan masam saat melihat Alberu dekat dengan gadis lain tanpa sepengetahuan dirinya?

"Anu... Nona Aerith? "

Suara pemuda yang melamarnya tadi membuat Aerith tersadar. Gadis ini langsung mengulas senyum bersalah, dia mengangkat ujung gaun biru berpita putih itu.

"Saya mohon maaf, Tuan. Saya tidak bisa menerima lamaran anda,"

Benar. Aerith tidak bisa memenerimanya. Tatapan kacau diberikan oleh tuan muda tersebut. "Kenapa?! Apa yang kurang dariku?! Aku tau, aku tidak seperti dirimu. Namun, cintaku... " Pemuda itu langsung mendekati Aerith dengan jarak yang dekat. Ah, sial... Seharusnya dia langsung pergi tanpa menyauti hal ini.

Dia kemari hanya ingin mengantarkan Raon mengambil kukis dan memberikan laporan infromasi miliknya.

"Kurang ajar! Dia terlalu dekat dengan Aerith kecil! Manusia rendah ini!"

Raon sudah menggila, dia harus pergi dari sini. Ia tidak mau naga ini menghancurkan area istana, gadis ini mengangkat tangannya lalu menepuk pundaknya mendapatkan tangan naga berukuran 2 meter kurang ini. Kemudian mengelus-ngelus agar bersabar.

"... Karena nona muda Aerith menyukai pria lebih kaya dari kakaknya, lebih kuat darinya, dan tidak mengekang keinginan milik gadis ini."

Suara seseorang menginterupsi kedua orang tersebut, Aerith melihat pemuda berhelaian pirang seperti bunga matahari ini mengulas senyum manis. Dia mendekati gadis ini lalu menaruh tangan di pinggang Aerith, lalu sedikit menariknya agar mendekat.

"Benarkan, 'kan. Aerith? "

Aerith melihat senyuman Alberu terlihat manis itu membuatnya menghela nafas tipis, bagaimana lagi. Itu adalah senyuman bisnis dari Alberu, dan dia harus bermain dalam bisnis ini.

"Benar, Yang Mulia. Aku ingin menikahi yang Anda katakan tadi, "

"Tapi! Aku akan melakukan apapun yang kau mau, Nona! "

Bullshit, kau akan melakukan Aerith seperti dirimu telah menangkar kupu-kupu. Tidak akan membuatnya bebas, ' batin putera mahkota ini merasakan kesal.

Alberu langsung menarik Aerith agar tidak digapai oleh pemuda di depannya, "Oi Pangeran! Suruh manusia kurang ajar ini menjauhi Aerith-ah! Sebelum aku menggunakan sihirku agar dia terbang dari istana ini!"

Menyeramkan, 'kan? Naga ini bisa-bisa menghancurkan istana miliknya.

Lagipula, orang di depannya berani sekali melamar di istana miliknya. Terlebih lagi melamar Aerith Mathis?! Alberu tidak peduli semisalnya, bangsawan sialan di depannya melamar gadis lain.

Hei, kalian tau. Alberu tidak suka saat gadis yang telah lama menggenggam hatinya ini direbut oleh seseorang?

Alberu mengerti bahwa ia tidak bisa mengatakan hal ini kepada Aerith, karena gadis ini sedikit spesial. Ya, putera mahkota ini paham karena mengetahui tentang seluk beluk dari gadis ini.

Maka dari itu, Alberu tidak ingin memaksakan Aerith agar berada di sisinya saat ini. Namun, ia ingin mengucapkan bahwa Aerith sudah menempatkan diri di singgasana hatinya.

"Ayo, Aerith. Aku ingin mendengar laporan yang kau bawa." Ujar Alberu masih mengulas senyum manis, lalu membalikan posisi mereka memunggungi pemuda tadi.

Sebelum pemuda itu berjalan mendekati Aerith dan Alberu, putera mahkota ini melirik ke arah bangsawan kolot tadi. Lalu memberikan tatapan dingin agar menjauhi Aerith, kedua bibirnya terbuka mengucapkan kalimat tanpa mengeluarkan suara.

REWRITE [ Trash Of The Count's Family ]Where stories live. Discover now